Faisal Basri Bocorkan Kandidat Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran, Siapa Paling Kuat?

DEMOCRAZY.ID - Ekonom senior Faisal Basri membocorkan nama-nama dalam bursa calon menteri keuangan (menkeu) kabinet Prabowo-Gibran mendatang. 

Ada dua nama yang disebutkan oleh Faisal, yakni petahana Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan mantan Menkeu Chatib Basri.

"Antara lain ada Chatib Basri memang, Budi Gunadi Sadikin. Alasannya kalau Budi Gunadi Sadikin apapun yang dilaksanakannya, berhasil. Tapi tidak Mahendra (Mahendra Siregar), tidak Bambang Brojonegoro. Tidak ada di list," katanya saat ditemui di Senayan Park, Jakarta Pusat pada Rabu, 15 Mei 2024. 

Dia menyebut, Menkeu RI dalam pemerintahan baru Prabowo-Gibran mesti pandai mengerem pengeluaran anggaran. 

Pada dasarnya, kata dia Menkeu berbeda dengan Menteri Koordinator Bidang (Menko) Perekonomian.

"Mungkin beda ya kalau Menko Perekonomian dengan Menkeu. Kalau Menkeu itu, kan, rem. Semua menteri ngegas, mau duit, mau duit, yang ngerem ini Menkeu," tuturnya.

Sosok yang mampu melaksanakan fungsi mengerem inilah kriteria mendasar yang menurut Faisal Basri harus dimiliki calon menteri keuangan. Bukan sosok yang manut apa saja terhadap perintah. 

"Jadi, bukan (yang) siap pak, siap pak. Kalau di keuangan, (diingatkan) ini bahaya, kita udah mau masuk jurang. Namanya juga rem. Kalau dol remnya, hancur."

Oleh karena itu, kata dia, menteri keuangan mesti bisa mengomunikasikan perihal pengeluaran anggaran kepada presiden. Semuanya, harus disampaikan sejak awal. 

"Makanya menurut saya, Menkeu itu harus deal sama presiden. Bapak maunya apa? Oh, ini enggak bisa, Pak. Misalnya, saya cuma bisa meningkatkan pengeluaran, proporsional dengan peningkatan pendapatan negara untuk tidak nambah utang, karena gak boleh ngutang terus diperbanyak," kata Faisal Basri.

Sebelumnya, sejumlah nama kerap mencuat dan digadang-gadang sebagai kandidat Menkeu berikutnya. 

Ada Chatib Basri, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo, Bambang Brojonegoro, hingga Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Royke Tumilaar. 

Sumber: Tempo