Tak Ingin Dipimpin Sosok Hasil Kecurangan, Ratusan Ulama Jabar Keluarkan Fatwa Wajib Dukung AMIN - DEMOCRAZY News
ISLAMI POLITIK

Tak Ingin Dipimpin Sosok Hasil Kecurangan, Ratusan Ulama Jabar Keluarkan Fatwa Wajib Dukung AMIN

DEMOCRAZY.ID
Januari 29, 2024
0 Komentar
Beranda
ISLAMI
POLITIK
Tak Ingin Dipimpin Sosok Hasil Kecurangan, Ratusan Ulama Jabar Keluarkan Fatwa Wajib Dukung AMIN

Tak Ingin Dipimpin Sosok Hasil Kecurangan, Ratusan Ulama Jabar Keluarkan Fatwa Wajib Dukung AMIN


DEMOCRAZY.ID - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menghadiri acara multaqo ulama dan tokoh Jawa Barat di Grand Pasundan Convention Hotel, Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/1/2024).


Dalam acara tersebut, sebanyak 265 ulama dan tokoh masyarakat di Jawa Barat mengeluarkan fatwa wajib untuk mendukung pasangan Anies-Muhaimin Iskandar (AMIN).


"Kami memang ulama di Jabar lihat umat tak boleh dibiarkan dalam kebingungan, menentukan selamat tidaknya negeri ini. Umat Islam harus dibimbing dan diarahkan nyatakan wajib pilih AMIN (Anies-Muhaimin)," kata salah seorang ulama Jabar, Athian Ali di Kota Bandung, Minggu (28/1/2024).


Adapun fatwa tersebut tertuang dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh sejumlah ulama dan tokoh masyarakat Jabar. 


Meski tidak menyebutkan contohnya, Ali mengatakan sudah mulai marak indikasi kecurangan menjelang hari pemilihan di tanggal 14 Februari. 


Menurutnya, indikasi itu ialah memuluskan langkah salah satu paslon menjadi presiden dan wakil presiden.


Dia menegaskan, jangan sampai pemimpin Indonesia dihasilkan dari Pemilu yang curang.


Sebab, Allah SWT tak akan memberkahi pemimpin yang dihasilkan dari Pemilu yang curang.


"Kami sepakat kawal dan tak beri kesempatan orang lakukan kecurangan agar mimpin negeri ini betul-betul memimpin dengan cara halal bukan haram. Jika terjadi maka tak diberkahi Allah," ungkapnya. 


Sementara itu, Anies mengaku dukungan yang diberikan oleh ulama dan tokoh masyarakat Jabar merupakan amanah untuk dapat menciptakan keadilan dan juga kemakmuran di Indonesia. 


"Ini sebuah amanah kami merasa bersyukur bahwa harapan yang dititipkan oleh jutaan orang Indonesia yang kami temui selama setahun lebih hari ini harapan itu dipanggul lebih banyak lagi dengan dukungan para alim ulama dari Jabar," ucap Anies. 


Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun sepakat bahwa masyarakat jangan sampai dibiarkan memilih pemimpin yang curang dan tidak adil. 


Dia bahkan sampai menyebut salah satu contoh dari kekurangan yakni terkait dengan netralitas aparat negara.


"Untuk aparat negera bertindak netral tak perlu usaha tambahan. Cukup jalankan ketentuan yang ada. Kalau tak netral itu harus ada usaha tambahan biaya tambahan dan energi. Jadi curang itu perlu effort ekstra. Tapi kalo netral dan jalankan seharusnya tak perlu tambahan apa-apa," jelasnya.


Anies singgung kondisi ekonomi negara


Dalam kampanye tersebut, Anies Baswedan dalam orasi politiknya menyinggung soal kondisi keterpurukan di Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi yang membutuhkan perubahan.


Anies menyebut keuangan masyarakat saat ini sudah makin terhimpit. Ia kemudian menyerukan supaya kondisi itu segera dihentikan.


"Perubahan tidak datang dengan sendirinya, perubahan harus dituntaskan," kata Anies di depan ribuan pendukungnya.


Didampingi sejumlah elit politik seperti Ketua Umum Partai NasDem hingga Jusuf Kalla, Anies lalu melemparkan pertanyaan kepada ribuan massa di Tegallega. 


Selain itu, dia juga menanyakan tentang kondisi pendidikan saat ini hingga masalah kebutuhan pokok yang kerap memberatkan masyarakat.


"Pendidikan murah atau mahal?" tanya Anies kepada ribuan pendukungnya.


"Mahal," jawab massa.


"Pupuk mudah atau sulit?" tanya lagi Anies.


"Sulit," jawab massa.


"Apakah itu perlu kita teruskan?" tanya Anies.


"Tidak," seru massa menjawab pertanyaan Anies.


Anies lalu menyatakan, masyarakat yang berkumpul di Lapangan Tegallega datang untuk mendukung perubahan.


Dia juga menyebut belakangan ini kondisi ekonomi Indonesia sedang dalam kondisi tak baik-baik saja.


Kita berkumpul di sini karena kita menginginkan perubahan akhir-akhir ini kita bersama-sama merasakan kondisi ekonomi kita yang berat," jelas dia.


Pantauan Wartakotalive.com, rangakaian kampanye kali ini, Anies tak hanya sendiri, dia turut ditemani Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh dan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 Jusuf Kalla.


Nampak, Surya Paloh mengenakan seragam khas Nasdem dan bawahan hitam. Sedangkan, JK mengenakan pakaian batik hijau muda dan jaket hijau tua.


Selain itu, nampak relawan Partai NasDem Kota Bandung berduyun-duyun menghadiri kampanye akbar tersebut. 


Mereka datang dengan membawa atribut seperti bendera, spanduk, dan mengenakan kaos partai NasDem bernuansa biru dongker.


Adapun spanduk-spanduk tersebut bertuliskan "Perubahan", "Fans Anies-Muhaimin DPC. Kabupaten Bandung, serta AMIN Presiden dan Wakil Presiden 2024.


Anies Bakal Kembalikan Marwah Kehidupan Bernegara


Sebelumnya, saat berkampanye di Bumi Serambi Mekkah, Aceh, Sabtu 27 Januari 2024., Anies Baswedan menjawab pertanyaan wartawan seusai kampanye, Anies menanggapi kontroversi statemen Jokowi bahwa presiden boleh berkampanye dan salam dua jari dari dalam mobil kepresidenan. 


“Kita ingin mengembalikan marwah, kepemimpinan nasional sebagai negarawan yang mengayomi semua, merangkul semua, sehingga kepala negara menjadi satu proses dari seluruh kenegaraan yang menunjukkan sikap kenegarawanan. Kita gagas perubahan salah satunya itu,” kata Anies. 


Jadi kalau sekarang kita melihat kontroversi soal kenegarawanan, kata Anies, ini salah satu efek kalau kita tidak menempatkan sebagai posisi negarawan. 


“Tetapi sebagai salah satu pendukung, akhirnya muncul suasana negeri ini yang kurang elok. Semua akan dikembalikan ke rakyat untuk dilakukan penilaian. Apakah situasi seperti ini mau diteruskan atau perlu perubahan. Menurut kami perlu perubahan,” tegas dia. 


Anies menegaskan agenda yang paling utama dan terutama adalah mengembalikan marwah kehidupan bernegara, sehingga kepemimpinan nasional dihormati, karena menjangkau semua, mengayomi semua.


Soal permintaan dirinya agar Tim Hukum Nasional (THN) AMIN mencabut laporan di Bawaslu, Anies menjawab ingin berkonsentrasi di pemenangan pilpres 2024. “Kita mau berkonsentrasi di urusan pemenangan,” katanya. 


Anies Baswedan Heran dengan Serangan Luhut dan Bahlil ke Tom Lembong


Anies Baswedan menyebut ada pihak yang panik dengan komentar Thomas Lembong.


Hal tersebut terlihat dari pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyerang Tom Lembong.


Capres nomor urut 1 itu menyebut, mestinya tidak perlu ada yang panik atas komentar Tom Lembong yang mengaku pernah menjadi juru bisik dan membuat catatan untuk Presiden Jokowi.


Menurut Anies serangan itu memperkuat gagasan perubahan di tengah masyarakat.


"Saya bersyukur gagasan perubahan semakin kuat. Tidak perlu panik," kata Anies di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh, Sabtu (27/1/2024).


Anies juga membela Tom Lembong yang disebut Bahlil meninggalkan investasi mangkrak.


Menurut Anies, sudah selayaknya agenda pemerintah dituntaskan dengan pejabat yang dipilih presiden.


Karena rencana investasi yang disebut mangkrak sudah pasti rencana dari kepala negara.


"Kalau saya sederhana, yang penting tunaikan apa yang sudah menjadi rencana pemerintah. Kalau ada rencana, tunaikan," tandasnya.


Serangan Luhut


Sebelumnya, Luhut menyindir pernyataan Tom Lembong soal pemberian contekan atau catatan kepada Presiden Jokowi saat masih berada di lingkaran Istana.


"Anda jangan GR juga bilang kasih note kepada ayahnya Mas Gibran (Jokowi), memang hanya Tom Lembong saja?


Yang paling banyak kasih note kepada Pak Presiden (Jokowi) adalah Bu Menteri Luar Negeri Retno," klaim Luhut dalam video yang diunggah di akun Instagram miliknya dikutip pada Kamis (25/1/2024).


Menurut Luhut, seorang menteri yang memberikan catatan untuk atasannya itu memang sudah jadi bagian dari tugas menteri bersangkutan.


Dan catatan kepada Presiden juga biasa dilakukan oleh menteri lainnya.


"Dan itu bukan terjadi pada Presiden Jokowi saja, semua kepala negara itu kalau bilateral pasti ada yang di belakang kasih note.


Apakah karena Anda hebat melakukan itu? Tidak. Itu tugas Anda sebagai pembantu presiden, sebagai Menteri Perdagangan waktu itu dan sebagai Kepala BKPM," ucap dia.


Luhut lalu mengkritik kinerja Tom Lembong saat masih menjabat sebagai Kepala BKPM.


Menurut klaim Luhut, Tom Lembong banyak mewariskan pekerjaan rumah kepada penerusnya, Bahlil Lahadalia.


"Anda harus refleksi juga apa sih yang Anda lakukan sebagai Menteri Perdagangan, coba tanya dirimu. Waktu Anda (Kepala) BKPM, apa yang anda lakukan? Anda kan ditugasi untuk online single submissions (OSS)," beber Luhut.


Serangan Bahlil


Begitu juga Bahlil yang menyebut Tom Lembong mewarisi investasi mangkrak sebesar Rp 708 triliun saat menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).


"Saya masuk di BKPM bulan Oktober 2019, saya diwariskan oleh pemimpin terdahulu saya dengan investasi mangkrak Rp 708 triliun," ucap Bahlil dalam Konferensi Pers di Kantor BKPM Jakarta, Rabu (24/1/2024).


Namun menurut Bahlil, investasi mangkrak tersebut mampu diatasinya hanya dalam waktu kurang dari 3 tahun.


"Alhamdulillah dalam kurun waktu tidak lebih dari 3 tahun, investasi mangkrak bisa eksekusi Rp 558,7 triliun atau 78,9 persen," imbuh Bahlil.


Menurut Bahlil, sisanya tak selesai karena pandemi Covid-19.


Sumber: Tribun

Penulis blog