Hilirisasi Dikritik Keras, Bahlil: Itu Otaknya Dari Mana? - DEMOCRAZY News
EKBIS POLITIK

Hilirisasi Dikritik Keras, Bahlil: Itu Otaknya Dari Mana?

DEMOCRAZY.ID
Januari 24, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
POLITIK
Hilirisasi Dikritik Keras, Bahlil: Itu Otaknya Dari Mana?

Hilirisasi Dikritik Keras, Bahlil: Itu Otaknya Dari Mana?


DEMOCRAZY.ID - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia buka suara atas banyaknya kritikan terkait hilirisasi dalam beberapa waktu terakhir. Khususnya dari salah satu Pasangan Calon Presiden.


"Masih ada pakar dan mantan pejabat hilirisasi ini tidak bagus saya tidak ngerti otak dari mana itu dia sampaikan," ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (24/1/2024)


"Saya berpikir sebagai orang kampung kedaulatan bangsa kita tidak boleh diintervensi oleh siapapun. Saya yakinkan ke teman-teman hilirisasi harus jalan terus," ujarnya.


Bahlil menyampaikan, arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa Indonesia ke depan akan mendorong hilirisasi dan industrialisasi.


"Karena nilai tambah harus dilakukan. dalam rangka menuju Indonesia emas kami tahun 2045 kami diminta siapkan desain besar hilirisasi untuk sektor investasi seluruh komoditi," paparnya.


Beberapa komoditas yang sudah masuk dalam tahapan itu antara lain nikel. Menurut Bahlil, komoditas tersebut menjadi rebutan asing.


"Karena ini jadi komoditi kritikal, jadi jangan dianggap remeh barang ini. Dalam pertarunan geopolitik ini luar biasa jangan dianggap hanya ekonomi ini, beberapa negara maju tidak ingin Indonesia melakukan ini," tegas Bahlil.


Anies Serang Jokowi, Bahlil Naik Pitam!


Menteri Investasi / Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa Indonesia bukan penonton di panggung internasional. 


Ini adalah tanggapan Bahlil mengenai ungkapan calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan.


"Ada yang pendapat kita ini ikut rapat internasional hanya duduk nonton dan keluar. Ini pikiran yang sesat Indonesia sekarang tidak lagi jadi follower tapi ini inisiator dan kadang jadi pedoman negara berkembang lainnya," tegas Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Tahun 2023, Rabu (24/1/2024).


Sebelumnya, Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, berbicara mengenai visi-misinya tentang hubungan internasional bernegara dalam Debat Capres. 


Saat itu, Anies mengatakan jika terpilih sebagai presiden, dia akan mengembalikan posisi Indonesia menjadi pelaku utama di konstelasi global.


"Kami Insyaallah akan mengembalikan posisi Indonesia menjadi pelaku utama di dalam konstelasi global, Indonesia tidak hadir sebagai penonton tapi Indonesia hadir sebagai penentu arah perdamaian, kemakmuran bagi seluruh bangsa di level global maupun di level regional," ujar Anies dalam Debat Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024).


Tidak hanya Bahlil, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sempat membalas sindiran Anies terkait Indonesia hanya penonton di forum internasional. Airlangga mencontohkan peran Indonesia saat G20.


"Kepemimpinan G20 itu Indonesia bukan hanya duduk dan diam dan hadir, kita memimpin. Bapak Presiden datang ke Ukraina, Bapak Presiden datang ke Uni Soviet, ke Rusia, dan kita dihargai," kata Airlangga kepada wartawan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).


Bahkan, menurut Airlangga, keputusan-keputusan di G20 dari Indoensia menjadi pertimbangan negara-negara di dunia. Ada satu keputusan yang dijadikan acuan oleh APEC dalam pertemuan di Bangkok.


Bahlil Ngamuk Nikel Dikritik, Sebut Pembohong & Antek Asing


Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia membantah pernyataan nikel tidak lagi menjadi bahan baku untuk mobil listrik adalah sebuah kebohongan publik.


"Ini sumber polemik, saya ingin katakan tidaklah benar kalau ada seorang mantan pejabat atau pemikir atau siapapun yang katakan nikel gak lagi jadi bahan yang dikerjakan invstor untuk buat baterai mobil," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (24/1/2024)


Menurut Bahlil, lithium ferrophosphate (LFP) ini dipakai Tesla karena mobilnya masih tergolong standar. Kualitas terbaik tetap dimiliki oleh nikel. 


Bahlil menekankan baterai dengan komposisi nikel lebih bagus secara kemampuan jarak tempuh dibandingkan dengan LFP.


"Nah apakah benar nikel akan ditinggalkan ini adalah kebohongan publik," jelasnya.


Bahlil pun menyinggung soal data IMF pada 2023 yang pernah mengeluarkan laporan bahwa mereka mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5% dan inflasi terjaga serta transisi ekonomi ke arah industrialisasi. 


Namun, IMF merekomendasikan agar Indonesia melakukan pelarangan ekspor barang mentah. Hal ini, kata Bahlil, adalah bentuk ketidaksukaan terhadap perkembangan hilirisasi di Indonesia.


"Jangan sampai bangsa ini ada antek asing dalam pengaruhi kebijakan publik," tegasnya.


Sumber: CNBC

Penulis blog