Rocky Gerung Pecah Tabir! Ungkap 'Fakta Mengejutkan' Yang Bikin Gibran Ketagihan Istilah - DEMOCRAZY News
HOT NEWS POLITIK

Rocky Gerung Pecah Tabir! Ungkap 'Fakta Mengejutkan' Yang Bikin Gibran Ketagihan Istilah

DEMOCRAZY.ID
Desember 25, 2023
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
Rocky Gerung Pecah Tabir! Ungkap 'Fakta Mengejutkan' Yang Bikin Gibran Ketagihan Istilah

Rocky Gerung Pecah Tabir! Ungkap 'Fakta Mengejutkan' Yang Bikin Gibran Ketagihan Istilah


DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Rocky Gerung mengkritik penampilan cawapres Gibran Rakabuming Raka dalam debat Pilpres 2024 yang digelar pada Rabu (22/12) lalu. 


Menurutnya, Gibran terlalu mengandalkan istilah-istilah yang sulit dipahami, bahkan oleh dirinya sendiri.


"Gibran terlalu pidentik," kata Rocky dalam diskusi di kanal YouTube miliknya. 


"Pedantik itu artinya mau pamer sebetulnya dia tahu isinya tuh."


Rocky mencontohkan istilah "hilirisasi digital" yang digunakan Gibran dalam debat. Istilah tersebut, menurut Rocky, tidak jelas artinya dan tidak memiliki konsep yang jelas.


"Gibran bilang hilirisasi digital itu bisa membuat Indonesia menjadi produsen teknologi," kata Rocky.


 "Tapi, itu kan tidak mungkin. Indonesia itu masih pengguna teknologi, bukan produsennya."


Rocky juga mengkritik pernyataan Gibran tentang generasi emas Indonesia.


Menurut Rocky, pernyataan tersebut tidak realistis jika melihat kondisi Indonesia saat ini, seperti stunting, rendahnya IQ, dan pengangguran.


"Kalau hulunya tidak diperbaiki, bagaimana mungkin akan ada generasi emas?" kata Rocky.


Rocky menilai bahwa Gibran tidak bisa diandalkan sebagai pemimpin karena tidak memiliki substansi dan hanya mengandalkan istilah-istilah yang sulit dipahami.


"Gibran itu hanya bisa pamer, tapi tidak bisa berbuat apa-apa," kata Rocky.


[VIDEO]



Direktur DEEP Kritik Penampilan Gibran Saat Debat Cawapres, Begini Katanya


Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia Neni Nur Hayati, mengkritik cawapres Gibran Rakabuming Raka tentang pertanyaannya mengenai State of Global Islamic Economy atau SGIE dalam debat cawapres pada 22 Desember 2023.


"Ini kan terlihat pertanyaan jebakan yang tidak dimengerti kandidat lain karena penyampaian singkatan," kata dia, saat dihubungi pada Ahad, 24 Desember 2023.


Seharusnya pertanyaan soal ekonomi berbasis syariah itu, menurut Neni, disampaikan Gibran dengan jelas. 


"Lalu terlihat gestur yang ketika menjawab mendiskreditkan kandidat lain. Padahal seharusnya saling menghormati dan menunjukkan kedewasaan dalam bersikap," kata dia.


Neni mengatakan, Gibran tidak perlu menunjukkan sikap itu di ruang debat. Dia menyebutkan pada beberapa sesi debat terdapat frasa dan diksi mendiskreditkan cawapres lain.


"Debat ini kan ruang memperdalam gagasan dan visi misi. Bukan menjatuhkan, menghakimi, dan menyerang secara personal," ujar dia.


Dia menjelaskan, dalam debat capres atau cawapres perlu menunjukkan sikap teladan, saling menghargai dan menghormati. Tidak memberikan pertanyaan yang sulit dimengerti oleh lawan. 


"Karena ini debat untuk mempertaruhkan bangsa dan negara bukan cerdas cermat," ujarnya.


Terkait isi debat tersebut, Neni mengatakan penyampaian ide dan gagasan para cawapres cukup substantif menjawab permasalahan dan tantangan di Indonesia. 


Baik itu jangka panjang maupun jangka pendek. Dia mengatakan yang perlu diakui adalah keunggulan cawapres Mahfud Md.


Mahfud, kata dia, cukup menguasai isu dengan jawaban yang substantif dan realistis, serta selalu konsentrasi dalam penegakkan hukum. 


Sementara Gibran memberikan penampilan mengejutkan dan beberapa program menyentuh masyarakat di tingkat bawah. 


"Meski sebagian data yang disampaikan kurang valid," ujar dia.


Dia mengatakan, pada debat berikutnya moderator diharapkan bisa memberikan kesempatan penjelasan mendetail ketika ada kandidat yang memberikan pertanyaan tidak dipahami oleh kandidat lain. 


"Bukan malah memotong. Moderator memberikan peran untuk menciptakan debat itu fair dan tidak diskriminati," ujar dia. [Democrazy/VIVA]

Penulis blog