Lengkap! Penjelasan Konsorsium TV Soal 'Tiga Mikrofon' Yang Digunakan Cawapres Saat Debat - DEMOCRAZY News
POLITIK

Lengkap! Penjelasan Konsorsium TV Soal 'Tiga Mikrofon' Yang Digunakan Cawapres Saat Debat

DEMOCRAZY.ID
Desember 26, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Lengkap! Penjelasan Konsorsium TV Soal 'Tiga Mikrofon' Yang Digunakan Cawapres Saat Debat

Lengkap! Penjelasan Konsorsium TV Soal 'Tiga Mikrofon' Yang Digunakan Cawapres Saat Debat


DEMOCRAZY.ID - Konsorsium stasiun televisi penyelenggara debat capres-cawapres kedua, yakni Trans Media, Kompas TV, dan BTV menegaskan tidak memberikan keistimewaan/preferensi perlakuan pada calon mana pun. 


Mereka menyelenggarakan debat terbuka telah sesuai dengan arahan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). 


“Segala hal-ihwal menyangkut persiapan debat dilaksanakan terbuka di bawah arahan KPU, dengan mengundang semua tim paslon dengan diskusi yang sangat rinci menyangkut materi debat, panelis, desain panggung hingga pengaturan lighting dan bahkan jenis mikrofon yang akan dipakai,” begitu bunyi pernyataan bersama konsorsium televisi penyiar debat cawapres kemarin, melalui siaran pers yang diterima Republika, Selasa (26/12/2023).


Konsorsium televisi penyiar debat cawapres memegang prinsip utama yang dimintakan KPU adalah kesetaraan dan keadilan bagi seluruh peserta, untuk memastikan pesan dalam debat sampai pada publik dengan cara sebaik-baiknya. 


Ini termasuk jatah waktu penyampaian, jumlah tim pendukung, sampai dengan tone dan volume mikrofon.  


Konsorsium menjelaskan ketiga cawapres memakai alat pengeras suara yang sama meliputi tiga lapis alat (devices) sekaligus. 


Yakni Mikrofon, skin tone, dan countryman yang menempel di pipi melalui cantolan telinga dan kabelnya melingkar di belakang leher peserta.


Adapula transmitter bodypack yang dipasang di celana atau pinggang bagian belakang atau saku celana peserta. Lalu, peserta debat juga dipasangi clip-on bodypack yang menempel di baju. 


Kemudiam ada juga transmitter bodypack yang dipasang di celana atau pinggang bagian belakang atau saku celana peserta. 


Adapun, mikrofon tangan berupa wireless handheld microphone (WHm) diletakkan di tiap podium peserta. 


Konsorsium menyebut tiga lapis alat ini juga telah menjadi standar yang makin banyak dipakai penyelenggara siaran langsung sebagai bentuk kewaspadaan bilamana terjadi malfungsi alat saat acara berlangsung. 


Dari evaluasi pelaksanaan debat perdana sebelumnya, KPU juga meminta disiapkan antisipasi akses audio berlapis untuk memastikan masalah audio tidak terjadi.


Dinamika debat dan mobilitas peserta di atas panggung, bisa saja jadi penyebab malfungsi alat sehingga mikrofon terpasang tak bisa berfungsi normal. 


Keputusan memakai tiga lapis alat sekaligus ditujukan agar tiap lapis alat dapat menjadi cadangan, jika alat yang lain bermasalah.  


Dalam konteks debat cawapres lalu, mikrofon clip-on milik cawapres 01, Muhaimin Iskandar sempat lepas beberapa saat, diduga karena Muhaimin mengalungkan sarung di leher. 


Meski demikian, kualitas suara yang tersaji di layar tetap prima, karena tersedia dua cadangan mikrofon yang langsung menggantikan fungsi clip-on.


“Ketiga tim peserta memahami dan menyepakati seluruh detail pengaturan event yang telah didiskusikan berkali-kali secara maraton dengan konsorsium penyelenggara,” ucap pernyataan bersama konsorsium.


Kemudoan terkait suara "udah" yang diduga merupakan suara perempuan pada menit 2.22.17 menjelang berakhirnya acara yang terekam dalam tautan KPU, setelah dicek, tim menunjukkan suara tersebut adalah milik moderator debat perempuan Liviana Cherlisa yang sedang berkoordinasi dengan mitra moderatornya, Alfito Deannova.  


“Pernyataan ini kami sampaikan sebagai tanggung jawab pelaksana acara untuk memastikan penyelenggara debat cawapres telah berlangsung dengan adil, non-diskriminatif dan berkualitas. Misi kami sebagai media dalam Pemilu adalah berkontribusi maksimal pada terpilihnya calon pemimpin terbaik bagi bangsa,” tulis konsorsium.


Sebelumnya muncul ragam perbincangan di sosial media yang menuding penyelenggara debat memberikan fasilitas khusus kepada cawapres nomor urut 2, Gibram Rakabuming Raka pada forum debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, pada Jumat (22/12/2023) lalu. Bahkan tudingan ini juga datang dar pakar telematika Roy Suryo. 


Debat cawapres digelar pada Jumat (22/12/2023) malam. Pada malam itu juga Roy kembali membuat cuitan di X (sebelumnya Twitter) dengan mengunggah foto Gibran yang sedang berdebat. 


Dia menandai foto tersebut untuk menunjukkan bahwa Gibran menggunakan tiga mikrofon sekaligus, yakni mikrofon genggam, mikrofon clip-on, dan mikrofon kecil tertempel di pipi yang menurutnya dilengkapi headset.


Roy menarasikan bahwa Gibran mendapatkan bantuan jawaban dari seseorang lewat headset/earphone. 


"Apa gunanya juga ada earphone? Siapa yang bisa feeding ke telinganya? Mengapa dua calon yang lain beda? Ambyar," kata Roy. 


"Kemarin sudah saya duga. Untuk menghindari cheating, Sebaiknya next KPU adil," kata Roy.


Cuitan terakhir mantan Menpora itu viral karena di media sosial X saja sudah dilihat oleh 1 juta pengguna. 


Ketua KPU Hasyim Asy'ari merespons cuitan tersebut dengan mengirimkan keterangan tertulis kepada awak media pada Sabtu (23/12/2023) malam.


Hasyim awalnya merespons cuitan pertama Roy yang memperlihatkan foto Gibran membaca naskah di teleprompter. Dia menegaskan bahwa tak mungkin KPU menyediakan teleprompter dalam acara debat.


"Kalau contekan segede gitu pasti calon lain komplain," kata Hasyim.


Selain itu, kata dia, foto Gibran membaca telepromter itu jelas diambil bukan dalam acara debat KPU. Sebab, bentuk panggungnya berbeda dengan panggung debat cawapres. 


Dia menduga foto tersebut diambil saat Gibran berpidato dalam acara internal tim kampanye Prabowo-Gibran.


Kemudian, Hasyim menanggapi unggahan kedua Roy yang menampilkan foto Gibran memakai tiga mikrofon saat debat. 


Hasyim mengatakan, semua cawapres sama-sama menggunakan tiga mikrofon. Tujuannya untuk mengantisipasi apabila ada mikrofon yang mati.


Hasyim menegaskan bahwa mikrofon yang ditempelkan di pipi dan dikaitkan di telinga Gibran itu tidak dilengkapi headset. "Itu bukan ear feeder," ujarnya.


Hasyim mengatakan, semua cawapres, penyelenggara debat dari stasiun televisi, dan tim pasangan calon yang berada di holding-room melihat pemasangan mikrofon tersebut. Pihak-pihak yang meragukan bahwa ada headset bisa bertanya kepada mereka semua. 


KPU sebagai penyelenggara, lanjut dia, juga mengetahui dan siap mempertanggungjawabkan bahwa mikrofon tersebut tidak dilengkapi headset. Lagi pula, kata dia, tidak mungkin para cawapres berdebat sembari mendengar contekan lewat headset.


"Debat (berlangsung) spontan. Tidak mungkin didikte, dengerin bisikan atau baca contekan," ujarnya.


Dengan semua bantahan tersebut, Hasyim menyimpulkan bahwa Roy sudah memfitnah KPU memberikan fasilitas headset kepada Gibran agar mendapatkan contekan saat debat cawapres. "Roy Suryo memang tukang fitnah," kata Hasyim menegaskan. [Democrazy/Rep]

Penulis blog