Panas! Anies Singgung Soal Etika Ketika Kampanye di Aceh, Sindiran untuk Prabowo?

DEMOCRAZY.ID - Sebuah peristiwa menarik terjadi ketika Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, berkunjung ke Aceh Timur dalam kegiatan kampanye dan menyinggung soal etika yang diduga merupakan sindiran bagi Prabowo.

Dugaan sindiran untuk Prabowo itu terjadi ketika Anies Baswedan menghadiri acara Maulid Akbar dan Haul Habib Muhammad bin Ahmad Al Athos di Masjid Ba'alawi, Aceh Timur, pada Minggu, 17 Desember 2023.

Dikutip dari video yang diunggah kanal YouTube KOMPAS TV, Anies Baswedan sempat menyampaikan, "Kemarin ada yang menyebut soal etika. Sampai juga ke sini ya (Aceh)?".

Dalam pidato penuh makna, lawan Prabowo di Pilpres 2024, Anies Baswedan menyatakan pandangannya bahwa etika bermula dari kepala.

Menurutnya, etika dan kepala harus selalu bersatu. "Memang itu (etik) mulai dari kepala, kalau kepalanya pegang etik bawahnya pegang etik, kalau kepalanya tidak pegang etik apalagi bawahnya," ujar Anies.

Calon presiden ini juga menekankan bahwa bagian paling atas dalam hierarki harus memberikan keteladanan.

"Ketika keteladanan dikerjakan, bila yang di atas menunjukkan keteladanan, Insya Allah bawahnya menunjukkan hal yang sama.”

“Tidak ada keteladanan dimulai dari bawah ke atas, keteladanan selalu dari atas ke bawah," paparnya dengan penuh keyakinan.

Dalam pidatonya yang penuh semangat, Anies Baswedan juga menyinggung mengenai pentingnya negara menjunjung tinggi keadilan.

"Yang tidak kalah penting, bahwa negara harus adil semua. Jangan negara memusuhi salah satu unsur yang ada di dalamnya," lanjut Anies, menggarisbawahi prinsip-prinsip keadilan yang harus dipegang teguh oleh sebuah negara.

Pentingnya etika dan keadilan ini menjadi sorotan karena sebelumnya, calon presiden lain, Prabowo Subianto, mencuatkan pernyataan 'ndasmu etik' dalam Rakornas Partai Gerindra.

"Bagaimana perasaan Mas Prabowo soal etik? Etik, etik, ndasmu etik (kepalamu) etik," kata Prabowo dalam video yang beredar.

Pernyataan ini menjadi kontroversial karena dianggap kasar dan menimbulkan spekulasi mengenai tujuannya.

Terutama setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia calon presiden dan wakil presiden dalam debat pertama Capres 2024.

Meskipun Prabowo Subianto menyatakan bahwa pernyataannya hanya candaan, tindakan tersebut tetap menjadi bahan perdebatan yang menarik di ranah politik Indonesia. [Democrazy/Kilat]