Muncul Isu Ganjar Pranowo 'Dikucilkan' Partainya Sendiri, Sikap Capres Nomor Urut 3 Disorot - DEMOCRAZY News
HOT NEWS POLITIK

Muncul Isu Ganjar Pranowo 'Dikucilkan' Partainya Sendiri, Sikap Capres Nomor Urut 3 Disorot

DEMOCRAZY.ID
Desember 26, 2023
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
Muncul Isu Ganjar Pranowo 'Dikucilkan' Partainya Sendiri, Sikap Capres Nomor Urut 3 Disorot

Muncul Isu Ganjar Pranowo 'Dikucilkan' Partainya Sendiri, Sikap Capres Nomor Urut 3 Disorot


DEMOCRAZY.ID - Mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat ini mencalonkan diri sebagai Presiden RI di pemilihan tahun 2024 nanti.


Calon presiden nomor urut 3, yang biasa disapa dengan Ganjar ini sebelumnya merupakan dewan perwakilan rakyat dari partai berlogo banteng.


Namun pilpres kali ini, ia maju mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang diketuai oleh Megawati Soekarnoputri yang merupakan anak dari presiden pertama Indonesia yakni Soekarno.


PDIP juga merupakan partai dari presiden Indonesia saat ini, yakni Joko Widodo. Akankan pemilihan ini partai Ganjar akan menang seperti Jokowi?


Apakah karena Jokowi dari partai PDIP Ganjar tetap memilih setia kepada PDIP ketimbang harus meninggalkannya?


Padahal ada isu mengenai Ganjar, kalau dirinya sempat dikucilkan oleh partainya sendiri.


Tak sampai situ, Ganjar juga diisukan sedang berselisih dengan Puan Maharani, meskipun kabar tersebut dibantah oleh Bambang Pacul.


"Bahkan saat ini muncul isu dirinya sedang berselisih dengan Puan Maharani meski sudah dibantah oleh pak bambang pacul,” ucap kreator TikTok @rianfahardhi dilansir pada 26 Desember 2023.


Namun jika kabar tersebut benar adanya, rasa-rasanya perpecahan internal dalam partai banteng itu tidak akan berlarut-larut.


Hal tersebut disebutkan oleh salah satu konten kreator TikTok @rianfahardhi yang menyampaikan pendapatnya soal Ganjar dan PDIP.


“Tapi jika memang kabar itu benar rasanya perpecahan internal tidak akan berlarut-larut terjadi sebab seperti slogan PDI semua patuh pada perintah bu Megawati,” katanya.


Meskipun muncul isu seperti itu dan merasa tersakiti, Ganjar tetap setia kepada PDIP, oleh karena itu kesetiaannya disorot.


Berhembus kabar angin juga yang menyatakan bahwa Ganjar pada akhirnya tidak akan berbeda jauh dengan Jokowi, karena polanya dinilai mirip.


Ini ditunjukan melalui penunjukan Ganjar sebagai calon presiden Indonesia oleh PDIP.


Walaupun banyak kabar miring tentangnya, kesetian Ganjar ini bisa menjadikan contoh bagi para politisi bahwa dalam kesetiaan proses adalah harga mati.


“Pak Ganjar mungkin bukan sosok yang terlepas dari isu miring namun dirinya bisa menjadi contoh bagi politisi bahwa kesetiaan dalam berproses adalah harga mati,” lanjutnya.


Padahal banyak politisi yang tidak tahan ujian dan memutuskan untuk pergi.


Megawati Usung Ganjar, Diduga Karena Deal Politik



Pencapresan Ganjar Pranowo oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ditengarai bukan karena kualitasnya sebagai politikus, melainkan ada deal politik. 


Mengingat sebelum pengumuman resmi, partai banteng moncong putih terbagi dalam dua kubu, yakni kubu Puan Maharani dan kubu Ganjar.


Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin meyakini bahwa belum semua kader PDIP menerima keputusan Megawati usung Ganjar. Utamanya, dari kelompok pendukung Puan.


“Ya yang dukung Puan tentu masih belum terima dengan pencapresan Ganjar, karena Ganjar seperti yang disampaikan oleh Trimedya Panjaitan belum layak menjadi capres. 


Tapi faktanya PDIP sendiri sudah mengumumkan capres, yaitu Ganjar,” terang Ujang saat dihubungi di Jakarta.


Ia meyakini jalan Ganjar tidak akan mulus, besar potensi terjadi banyak dinamika di dalam internal PDIP jelang pendaftaran kandidat capres-cawapres secara resmi ke Komisi Pemilihan Umum. 


“Karena memang ya kelihatannya Ganjar diusung bukan karena kualitas, tapi diusung karena memang deal politik,” ujarnya.


Ketika ditanya apa deal politik di balik pengusungan Ganjar, Ujang menduga yang paling masuk akal adalah kesepakatan bahwa Ganjar boleh diusung capres asalkan, para kelompok pendukungnya tidak mengganggu pengusungan Puan Maharani menjadi Ketua Umum PDIP kelak. 


“Misalkan nanti kalau Ganjar tidak dicapreskan, nanti Ketumnya bukan Puan, jadi PDIP diambil alih oleh pendukung Ganjar,” sambungnya.


Sebelumnya, Trimedya Panjaitan sering mengomentari sosok capres yang kini sudah resmi diusung oleh PDIP, yakni Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. 


Bahkan, anggota Komisi III DPR itu tak segan menilai Ganjar belum cocok menjadi pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi).


“Seakan-akan Ganjar lah yang paling cocok mengganti Pak Jokowi. Menurut saya belum tentu, belum teruji,” tegas Trimed,sapaan akrabnya, dalam diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk ‘Debat Seru! Capres Pilihan Megawati Atau Pilihan Jokowi, Atau..??’, beberapa waktu lalu yang videonya beredar luas belakangan ini.


Dalam diskusi ILC tersebut, Trimed juga menyinggung mengenai peringatan yang diberikan oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Ganjar Pranowo. 


“Belum lagi kalau kita lihat, misalnya ibu (Mega) sudah dua tahun yang lalu mengingatkan (Ganjar), kami ikut live itu, ingat prof, Pak Gub, dibilang, itu bisa bahaya kalau kamu tidak hati-hati,” terang Trimed.


Tak berhenti di situ, Trimed pun mulai mempertanyakan beberapa kinerja Ganjar lainnya di Jateng terkait kasus Wadas dan kasus korupsi Bank Jateng. 


“Kemudian pertanyaan yang lain kenapa Wadas tidak selesai? Sekadar diketahui, mayoritas aktivis yang mengadvokasi Wadas itu pendukung Ganjar periode ke dua gubernur, tapi mereka kecewa, sudah jadi dilepehin,” tegasnya.


Pesan Mega ke Ganjar: Awas Kalau Kamu Enggak Ngomong Petugas Partai!




DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku sempat mendesak kadernya, Ganjar Pranowo agar tak sungkan mengaku sebagai petugas partai.


Pernyataan itu disampaikan Megawati sambil bergurau saat menjamu kehadiran sejumlah elite DPP PAN, yang dipimpin Ketua Umum Zulkifli Hasan alias Zulhas. 


Dalam pertemuan yang digelar di kantor pusat PDIP itu, Ganjar turut hadir dan berada satu barisan dengan Mega.


Megawati mengaku senang karena Ganjar tak sungkan menyebut dirinya sebagai petugas partai, yang sama seperti dirinya.


"Jadi, kalau saya pilih Pak Ganjar itu bukan, meskipun saya juga bilang, awas kalau kamu enggak ngomong, kamu kader partai, petugas partai seperti saya juga," ucap Megawati, Jumat (2/6).


"Nah, untung beliaunya nurut," imbuh dia.


Megawati pada kesempatan itu bicara soal pembahasan cawapres pendamping Ganjar di internal PDIP dan koalisi. 


Selama ini, Mega mengaku keputusannya menunjuk kader sebagai capres selalu demi kepentingan bangsa dan negara.


Dia bicara mulai dari pencalonan Presiden Joko Widodo di periode pertama hingga kedua, saat dipasangkan dengan Jusuf Kalla hingga Ma'ruf Amin.


"Jadi kalau saya milih orang itu bukan untuk kepentingan PDIP saja. Tapi kemaslahatan bagi Pemerintahan RI ini terus berjalan," kata Presiden RI kelima itu.


Sama halnya dengan capres, Megawati bilang keputusannya menyetujui usulan cawapres juga atas pertimbangan serupa. 


Dia menyebut penetapan cawapres juga mestinya bukan atas pertimbangan secara personal, namun kepentingan bangsa.


"Nah, jadi ya begitu. Jadi harus dimaknai itu, harus dikumpulkan. Ini bukan bagi kepentingan partai atau per orangan," kata Megawati.


[KILAS BALIK] Mega Tegaskan Status Presiden Jokowi Tetap Petugas Partai


Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan setiap kader partai yang duduk di kursi legislatif maupun eksekutif menyandang status petugas partai. Tak terkecuali Presiden Joko Widodo.


Menurut Megawati, setiap kader partai yang dipercaya mendapat penugasan untuk duduk mengisi jabatan penyelenggara diputuskan melalui putusan mahkamah partai. 


Dengan kata lain, mereka yang duduk di kursi pemerintahan maupun parlemen berdiri membawa bendera partai, bukan individu.


"(Wali Kota Surabaya) Risma pun petugas partai. Jadi siapapun yang masuk PDIP akan disebut itu. Mestinya bangga bawa nama partai," ujar Mega dalam sambutan pembukaan sekolah calon kepala daerah PDIP, di Depok, Jawa Barat, Selasa (21/7).


Megawati masih ingat betul ketika dia menaruh kepercayaan kepada Jokowi untuk dicalonkan maju sebagai calon orang nomor satu di Indonesia. 


Saat itu Megawati berbicara empat mata dengan Jokowi yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.


"Kamu sekarang gubernur DKI. Karena saya lihat kamu akan mampu lebih menjadi pemimpin nasional maka sebagau ketua umum partai saya memberikan mandat kamu sebagai petugas partai untuk menjadi calon bla bla bla," ujar Mega saat mengenang kembali keputusannya memilih Jokowi.


Menurut Mega, saat ini PDIP memiliki banyak anggota partai, tapi mereka belum tentu mengemban tugas sebagai petugas partai. 


Petugas partai PDIP adalah kader partai yang duduk di kursi eksekutif, legislatif dan struktur kepengurusan partai.


Kader partai yang punya jabatan disebut petugas partai lantaran segala sesuatunya harus sesuai dengan perintah partai. 


Perintah partai yang dimaksud Mega berkaitan dengan ideologi yang diusung partai.


"Ideologi kami apa? Ideologi PDIP adalah Pancasila. Jabarannya ada pada Tri Sakti," kata Mega.


PDIP Sebut Megawati, Jokowi dan Koalisi Akan Bahas Cawapres Ganjar


Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan berbicara dengan Presiden Joko Widodo dan partai koalisi terkait cawapres pendamping Ganjar Pranowo.


Menurut Basarah, Megawati saat ini masih mempertimbangkan opsi cawapres yang muncul, baik yang beredar maupun tidak beredar di media. Namun, dia menegaskan proses penentuan cawapres masih panjang.


"Kewenangan itu ada pada Ibu Mega, tentu bersama ketua umum parpol peserta kerja sama politik lainnya, akan berdiskusi dengan Pak Jokowi," kata dia di Jakarta, Jumat (12/5).


Basarah menyatakan PDIP saat ini sudah resmi bekerja sama dengan PPP dan Hanura. 


Dia memberi sinyal akan ada partai politik yang bergabung setelah masa pendaftaran bacaleg KPU 14 Mei.


Basarah pun mengomentari kabar partainya tengah mengincar figur NU untuk mendampingi Ganjar. 


Wakil Ketua MPR itu menegaskan PDIP tak akan menarik NU dalam pusara politik 2024.


Namun, dia tidak menampik PDIP memiliki rekam jejak kerja sama politik yang panjang dengan NU. Megawati pernah menjadi wakil presiden mendampingi Gus Dur pada 1999. 


Lalu pada 2004, Megawati yang maju sebagai capres juga didampingi Hasyim Muzadi dari tokoh NU.


"Pada saat Pak Jokowi maju di 2014 wapresnya Pak Jusuf Kalla yang juga adalah salah seorang kader NU. Sekarang pun Pak Jokowi bersama Kiai Ma'ruf Amin juga tokoh NU," kata Basarah.


"Jadi memang NU adalah sumber kawah candradimuka calon-calon pemimpin bangsa," imbuhnya.


Di sisi lain, Basarah mengakui partainya juga terus menjalin komunikasi dengan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu. 


Dia juga akan menghadiri pernikahan adik Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf di Rembang, Jawa Tengah.


"Saya mewakili Ibu Megawati Soekarnoputri untuk terbang ke Semarang kemudian ke Rembang acaranya besok pagi," katanya.


Sumber: Hops

Penulis blog