Lo Kheng Hong Tolak Investasi Kripto, Cawapres Gibran Malah Cari Ahli Blockchain Demi Hilirisasi Digital

DEMOCRAZY.ID - Hilirisasi digital menjadi salah satu gagasan yang kerap dikampanyekan oleh Gibran Rakabuming Raka bahkan pas Debat Cawapres.

Gagasan hilirisasi digital itu mencakup investasi kripto yang mana membutuhkan ahli blockchain seperti yang pernah diucapkan Gibran Rakabuming namun kini mendapat pertentangan hebat.

Investor terkemuka Lo Kheng Hong pernah menolak secara terbuka untuk berinvestasi di kripto karena beberapa alasan.

Bahkan pernyataan tegas Lo Kheng Hong itu jauh sebelum Cawapres nomor urut 2 itu tampil di panggung debat.

Adapun perkataan investor saham ternama itu kini menjadi video yang diunggah akun TikTok @zeplinnandapratama, dilansir pada Minggu, 31 Desember 2023.

“Saya tidak berani membeli aset kripto karena tadi saya kan bilang saham is the best choice not cryptocurrency,” ucapnya.

Alasan adanya perusahaan atau tidak menjadi hal krusial bagi Lo Kheng Hong untuk mau berinvestasi.

Lantaran dirinya menjadi investor saham yang punya pengalaman panjang, ia melihat bahwa kripto merupakan hal yang sangat beresiko.

“Perusahaan itu satu tahun mungkin masih bisa menghasilkan keuntungan Rp4 triliun,” jelasnya.

“Kalau saya beli cryptocurrency asetnya apa, nggak ada asetnya, sangat beresiko bagi saya,” lanjutnya.

Oleh karena itulah Lo Kheng Hong sangat menghindari menaruh uangnya di tempat-tempat yang berbahaya.

Dan kripto disebut menjadi salah satu tempat berbahaya dan tidak aman sehingga dihindari investor satu ini.

Sementara itu, demi menggenjot hilirisasi digital Gibran Rakabuming berniat mencari ahli blockchain dan ahli kripto.

Hal tersebut diutarakan Walikota Solo ketika mendapat kesempatan mempresentasikan gagasannya ketika Debat Cawapres.

“Kita harus punya future talents yang dilengkapi dengan future skills untuk itu hilirisasi digital akan kami genjot,” jelasnya, dikutip dari YouTube KPU RI.

“Kita akan siapkan anak-anak muda yang ahli artificial intelligence, anak muda ahli blockchain, anak muda ahli robotik, anak muda ahli perbankan syariah, anak muda ahli kripto,” tandasnya. [Democrazy/Kilat]