Bergelar Doktor dan Kuasai 5 Bahasa, Pesohor di Era Soekarno Ini Pilih Jadi Pemulung Karena Alasan Tak Terduga - DEMOCRAZY News
HOT NEWS

Bergelar Doktor dan Kuasai 5 Bahasa, Pesohor di Era Soekarno Ini Pilih Jadi Pemulung Karena Alasan Tak Terduga

DEMOCRAZY.ID
Desember 29, 2023
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
Bergelar Doktor dan Kuasai 5 Bahasa, Pesohor di Era Soekarno Ini Pilih Jadi Pemulung Karena Alasan Tak Terduga

Bergelar Doktor dan Kuasai 5 Bahasa, Pesohor di Era Soekarno Ini Pilih Jadi Pemulung Karena Alasan Tak Terduga


DEMOCRAZY.ID - Di era Soekarno ada seorang pria cerdas yang mampu menguasai 5 bahasa dan mampu berkuliah hingga ke luar negeri.


Dialah Soesilo Toer, pria berpendidikan tinggi yang merampungkan studinya di luar negeri hingga menyabet gelar Doktor.


Namun di balik gemilangnya pendidikan dan kepintaran yang dimiliki, siapa sangka Soesilo Toer memilih melakoni pekerjaan sebagai pemulung.


Ternyata Soesilo Toer memiliki alasan lain di balik hal tersebut. Apa itu? Simak ulasan berikut.


Bergelar Doktor dan kuasai 5 bahasa



Dilansir dari kanal YouTube TRANS7 Official dalam acara Kejamnya Dunia yang tayang pada 10 Juli 2018, mengulik kisah hidup seorang pria bernama Soesilo Toer.


Ia adalah adik dari penyair dan penulis kondang, Pramoedya Ananda Toer. Pria dengan rambut yang telah memutih ini diketahui pernah berkuliah di kampus bergengsi Rusia setelah sebelumnya lulus dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1962 silam.


Ia pun menjadi salah satu mahasiswa beruntung yang mendapat beasiswa berkuliah di Rusia dan melanjutkan study di Universitas Persahabatan Rakyat Patrice Lumumba Rusia dan lulus pada tahun 1967.


"Saya lulusan UI tahun '62, lulusan Lumumba tahun '67, karena nilai saya ga cum (cumlaude), saya harus praktek 2 tahun kemudian masuk pasca sarjana S3 itu di Institut Perekenomian Rakyat Plekhanov Russian University of Economics, dan tahun '71 lulus," ujar Soesilo Toer.


Namun pada tahun 1973 ketika ia pulang ke Indonesia, dirinya harus ditahan pemerintah sesaat tiba di tanah air. Hal itu karena paspornya telah kedaluarsa.


"Pada tahun '73 saya pulang kemudian ditahan dan dibebaskan ramai-ramai, paspor saya lupa saya perpanjang waktu itu," ujarnya.


Namun sesaat kemudian ia pun dibebaskan. Diketahui pula jika Soesila fasih berbahasa asing, seperti Indonesia, Inggris, Rusia, Jerman dan Belanda.


Memilih jadi pemulung



Namun ada yang unik dari perjalanan kehidupan Soesilo Toer. Di balik gemilangnya gelar yang ia sandang, siapa sangka jika ia memilih untuk menjadi seorang pemulung.


Menurutnya, mulung adalah pekerjaan mulia sebagai penyelamat dunia dari tumpukan sampah. Setiap harinya ia mampu mengumpulkan sebanyak kurang lebih 2kg sampah plastik.


"Minimum dalam semalem saya dapet botol plastik itu 2 kg, sebuah profesi penyelamat dunia itu," ujarnya.


Ia pun mengibaratkan memulung sebagai sebuah kenikmatan abadai yang dapat dirasakannya. Tak perlu bekerja kantoran namun ia merasa nyaman dengan pekerjaannya tersebut.


"Saya mulung sejak kecil, kalau kata Sokrates, kalau kematian adalah kenikmatan abadi, saya ubah maka mulung juga adalah kenikmatan abadi. Jadi pemulung gak usah nulis surat lamaran, kapan saja dan siapa saja bisa jadi pemulung, jangan lihat pekerjaannya tapi lihat hasilnya," pungkasnya. [Democrazy/Hops]

Penulis blog