Mau Tahu Gaji Buzzer Israel di Indonesia? Simak Ulasan Berikut! - DEMOCRAZY News
HOT NEWS

Mau Tahu Gaji Buzzer Israel di Indonesia? Simak Ulasan Berikut!

DEMOCRAZY.ID
November 05, 2023
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
Mau Tahu Gaji Buzzer Israel di Indonesia? Simak Ulasan Berikut!



DEMOCRAZY.ID - Perang Hamas vs Israel terus bergejolak. Hingga hari ke-28 korban meninggal dari agresi pasukan Israel di Jalur Gaza sudah mencapai 9.370, 3.826 di antaranya adalah anak-anak.


Tak hanya kontak senjata, rezim Israel juga dikabarkan menyiapkan dana bagi ‘buzzer’ untuk menyebarkan berita atau tren positif di dunia sosial media.


Bahkan disebut Indonesia termasuk salah satu negara yang mendapatkan dana suntikan dari Israel untuk menjadi ‘buzzer’.


Lantas berapakah gaji para ‘buzzer’ Israel?


Dilansir dari akun X @AzzamIzzulhaq, gaji per bulan para ‘buzzer’ bisa mencapai $5.615 atau setara dengan Rp88.323.950.


Dalam cuitannya, ia juga mengimbau netizen untuk memblokir pada ‘buzzer’ yang membela habis-habisan genosida pasukan Zionis Israel.


“Jangan berikan impresi sedikit pun kepada mereka yg membela Zionis Israel. Abaikan mereka. Walaupun pernyataan mereka ‘memancing’ emosi kita. Itulah yg mereka harapkan dari kita. Dengan memberikan ‘perhatian’ dengan membaca postingan mereka, memberikan statement bantahan kepada mereka, bahkan hingga berdiskusi/berdebat panjang dengan mereka, mereka meraup keuntungan besar dari ‘perhatian’ kita. Blokir saja mereka. Biarkan mereka berinteraksi dengan sesama mereka saja,” cuit @AzzamIzzulhaq.


Sementara itu, akun X @Avolanza juga mengomentari cuitan tersebut.


“Buzzer #IsrHell itu nyata, dibawah ini buktinya. Jadi kalau ada yang membela #Zionist #Israel abaikan saja. Mereka untung, anda cape hati. Teruskan saja syiar dakwah mengabarkan kekejaman #Atrocities #Zionist di sosmed semampunya, bi’idznillah akan semakin banyak yang mengetahui betapa brutal dan kejamnya itu Yahudi!!”




Israel Akui Bayar 'Buzzer' Seluruh Dunia Termasuk Indonesia Untuk Pojokkan Palestina



DEMOCRAZY.ID - Pemerintah Israel blak-blakan telah mempekerjakan influencer untuk membantu Israel dari hujatan masyarakat internasional.


Para buzzer itu bertugas untuk memposting dan mengomentari serangan israel sebagai serangan untuk memberantas teroris.


Buzzer bayaran Israel itu juga ditugaskan untuk menggiring opini publik untuk memojokan Palestina yang sebagai korban penjajahann Israel.


Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan pihaknya merekrut “jaringan influencer terkemuka untuk kepentingan advokasi Israel di dunia,” kata Eli Cohen, menteri luar negeri Israel, pada X (Twitter).


Cohen melanjutkan berterima kasih kepada orang-orang “yang setuju untuk bergabung secara sukarela dan membantu tindakan Kementerian Luar Negeri”.


Israel ternyata juga merekrut sejumlah buzzer asal Indonesia. Tampaknya Israel menyadari kekuatan buzzer di Indonesia mampu mengubah opini negeri yang mayoritas Muslim itu.


Mereka juga bertugas untuk menarik simpati masyarakat Indonesia terhadap Israel dengan cara mengunggah narasi positif soal Israrel di media sosial.


Buzzer Israel ini pun bakal menyerang warganet atau netizen yang mengkampanyekan aksi bela Palestina di media sosial. 


Keberadaan buzzer Israel di Indonesia dibongkar oleh Tokoh Nahdlatul Ulama, Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil.


Gus Ulil mengungkapkan sudah banyak simpatisan Zionis Israel akibat propaganda besar-besaran yang dilancarkan oleh buzzer.


"Suara kita di medsos amat penting. Melawan propaganda Israel dan simpatisannya di Indonesia (dan seluruh dunia), sama pentingnya dengan perjuangan di lapangan," tulis Gus Ulil di media sosial Twitter, dilihat pada Sabtu (15/5/2021).


"Propaganda mereka harus dilawan, supaya legitimasi moral negara Israel makin keropos," imbuhnya.



Maia Estianty Dituding Netizen Jadi Buzzer-nya Israel



Dengan pengakuan Bobby Lee atas banyaknya selebritis disponsori oleh Israel untuk memperbaiki citra Israel di mata dunia atau sebagai “Buzzer”, salah satunya artis asal Indonesia, Maia Estianty diduga oleh netizen adalah Buzzer Israel.


"Liputan langsung bunda maia @MAIAsangJUARA saat di Israel melihat kehidupan beragama di sana sangat jauh dari gambaran menyeramkan yang dibuat oleh kelompok pemburu donasi disini. Pengajian dan azan berkumandang menggunakan Toa terlihat bebas. Terima kasih bunda maia," tulis akun Twitter, @kurawa, dikutip pada tanggal 8 April 2023.


“Apakah termasuk selebritis Indonesia yang kemarin viral bilang di sana ‘baik2 saja’?” tanya netizen yang diduga merujuk kepada kata-kata Maia Estianty saat mengunjungi Yerusalem bersama Irwan Mussry.


“Pantes aja orang-orang itu semangat bener bikin framing seolah di Palestina sedang baik-baik saja. Ternyata udah kena sumpel,” duga netizen.


“Kamu dibayar berapa sama zionis Israel??” ucap netizen sambil menautkan akun Twitter Maia Estianty. 



Justin Bieber Buzzer Israel?


Bintang pop Justin Bieber memposting kata-kata "Berdoa untuk Israel" di atas gambar Gaza.


Si artis tolol ini mengira itu foto reruntuhan kota-kota Israel yang dibom Hamas. Padahal itu foto reruntuhan Gaza yang dibombardir membabibuta oleh zionis israel.


"Hollywood being paid to spread propaganda nothing new (Hollywood dibayar untuk menyebarkan propaganda bukanlah hal baru)," komen @odigity.


"these celebrities are exposing themselves and showing their true colors (para selebritis ini mengekspos diri mereka dan menunjukkan sifat aslinya)," komen @TateNews_.



Jaring Dukungan




Diberitakan Kompas,com, sekelompok buzzer asal Israel beberapa waktu lalu menggiatkan kampanye media sosial untuk menjaring dukungan bagi normalisasi diplomasi.  Meski berisi ajakan damai, pesan mereka enggan menggaung di kalangan masyarakat Arab. 


Dari dalam kantor yang sempit dan dipenuhi peta Timur Tengah, sekelompok buzzer Israel melancarkan kampanye sosial media untuk memupuk penerimaan warga Arab terhadap negeri Yahudi tersebut. 


Satuan tugas yang dibentuk Kementerian Luar Negeri itu menggunakan bahasa Arab untuk menyapa pengguna Facebook, Twitter atau Instagram. 


Mereka adalah bagian dari upaya diplomasi Israel pasca-normalisasi hubungan dengan sejumlah negara Arab, seperti yang dilansir dari DW Indonesia.


Namun, meredakan permusuhan yang dibina selama beberapa generasi bukan tugas mudah. 


November lalu, sebuah unggahan swafoto selebriti Mesir, Mohamed Ramadan, bersama penyanyi pop Israel, Omer Adam, di Dubai memicu badai kecaman. 


Terutama Ramadan dijadikan sasaran amukan publik Mesir. Padahal unggahan itu dibubuhi kalimat "seni menyatukan kita semua.” 


Pejabat Israel mengakui tantangan yang diemban para buzzer pemerintah, terlebih ketika lini masa media sosial kadung dipenuhi konten pro-Palestina, atau bukti visual pelanggaran HAM oleh tentara pendudukan Israel.


Yonatan Gonen yang mengepalai unit media sosial berbahasa Arab di Kemenlu mengatakan, foto Mohamed Ramadan diunggah untuk mempromosikan "normalisasi” antara bangsa Arab dan Israel.   


Dia mengaku badai kecaman di media sosial memang mengecewakan, tapi menyadari prosesnya "membutuhkan waktu, orang mengubah pola pikirnya selama beberapa generasi.”


Harapan diutarakan Ofir Gandelman, juru bicara perdana menteri Israel. Menurutnya kini semakin banyak warga Arab yang melihat Israel sebagai sekutu, ketimbang musuh.


 "Ketika perdamaian regional meluas, kemampuan berbicara dengan negara jiran dalam bahasa mereka sendiri menjadi sangat penting,” kata dia. 


Tapi Dr Ala'a Shehabi, peneliti Inggris berdarah Bahrain di London, mengatakan sentimen publik Arab masih pro-Palestina. 


Ihwal kampanye buzzer Israel, dia mengatakan "tidak bisa dikatakan sukses jika kampanye ini belum bisa mengubah pandangan umum.” 


Diplomasi digital jangka panjang Israel membutuhkan dukungan publik Arab terhadap kesepakatan damai yang ditandatangani baru-baru ini.


Namun kesepakatan serupa yang sudah dijalin dengan Mesir sejak 1979 atau Yordania sejak 1994, hingga kini belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat.


 Oktober lalu, Kementerian Urusan Strategis melaporkan, antara Agustus dan September 2020 tercatat lebih dari 90 persen unggahan berbahasa Arab di media sosial membiaskan "normalisasi” sebagai hal negatif.


"Israel harus menyiapkan kampanye online jangka panjang untuk meyakinkan bangsa Arab agar mendukung kemitraan yang lebih kuat dengan Israel,” begitu bunyi penggalan laporan tersebut, seperti dilansir Reuters. 


Seorang pejabat kementerian mengklaim, pada Januari jumlah unggahan negatif terkait normalisasi, anjlok sebanyak 75 persen.


Sumber: VIVA

Penulis blog