DEMOCRAZY.ID - Penasihat Ahli Kapolri Bidan Hukum, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi menyebut ada upaya framing terkati isu ijazah Jokowi yang kini tengah bergulir.
Upaya framing ini, kata dia, muncul dari pihak para penuding ijazah Jokowi palsu.
Itulah kenapa hasil uji Bareskrim terkait ijazah Jokowi tidak dipercayai 100 persen.
Sehingga akhirnya isu ijazah ini tak kunjung usai meski Bareskrim telah melakukan penyelidikan soal ijazah Presiden RI ke-7 tersebut.
"Itu akibat framing daripada mereka itu yang menuntut bahwa ijazah itu palsu," kata Aryanto.
Aryanto menjelaskan bahwa isu ijazah Jokowi ini terjadi antara kubu pembenci Jokowi dan simpatisan Jokowi.
Namun dia menyoroto sikap dari pihak pembenci Jokowi yang anarkis ketika menuduh, menerobos praduga tak bersalah.
"Ya, ini yang terjadi adalah sengketa antara pihak yang pembenci Jokowi melawan pihak yang bersimpati dengan Jokowi," tambahnya.
"Yang pembenci Jokowi menaikkan masalah ini dengan menuduh bahwa Pak Jokowi itu ijazahnya palsu. Tetapi, dia menuduhnya itu secara anarkis," jelasnya.
Kemudian, Aryanto menilai, pihak yang menuding ijazah Jokowi palsu sudah melanggar praduga tak bersalah.
"Menuduh ijazah palsu itu sudah melanggar praduga tak bersalah kalau menurut hukum, ya. Terus kemudian dia gimana? Dia tidak bisa menunjukkan bahwa dia menemukan ijasah ini palsu dan dia hanya menuduh kepada Pak Jokowi," jelasnya.
Aryanto juga menyebut penelitian yang dilakukan para penuding untuk menunjukkan bahwa ijazah Jokowi palsu itu sesat.
Menurutnya, seharusnya mekanisme penelitiannya dilakukan dengan membandingkan ijazah Jokowi dengan ijazah lain yang asli.
Lantaran dinilai tidak bisa membuktikan ijazah Jokowi palsu dengan konkret, kata Aryanto, para penuding ijazah palsu Jokowi bersikap anarkis.
Aryanto juga menyebut, cara yang dilakukan penuding ijazah Jokowi palsu sudah melanggar hukum.
"Cara-cara yang mereka lontarkan itu justru melanggar hukum. Karena apa? Satu, praduga tak bersalah. Yang kedua, fitnah kalau itu nanti tidak terbukti. Ketiga, memprovokasi rakyat tidak percaya kepada aparat. Memprovokasi aparat," jelasnya.
"Membenci Pak Jokowi setiap hari ditayang-tayangkan, itu jejak digital yang tidak bisa hilang ya, bahwa mereka itu kemudian membikin kacau di medsos, nanti bisa terjadi benturan di lapangan," papar Aryanto.
Sebaliknya, pihak Jokowi, kata Aryanto, justru tidak mau memakai praduga tak bersalah kala melaporkan dugaan pencemaran nama baik dari tudingan ijazah palsu ke Polda Metro jaya.
"Sementara, dari pihak yang pro ataupun yang simpatisan Pak Jokowi menghendaki ditempuh secara hukum. Inilah yang sedang terjadi ketika Pak Jokowi itu melaporkan ke Metro bahwa dirinya itu dicemarkan," kata Aryanto.
"Kemudian, Pak Jokowi masih tidak menunjukkan siapa tersangkanya, karena dia enggak mau pakai praduga tak bersalah itu tadi," lanjutnya.
Aryanto menilai, siapa pun yang sangsi dengan keabsahan ijazah Jokowi memiliki keinginan agar Indonesia kacau.
"Menurut saya sih, ada orang yang di belakang sana itu, yang enggak kelihatan, yang penting Indonesia tuh kacau. Bisa satu orang yang kecewa. Orang yang pernah dipecat dulu. Orang yang partainya pernah dibubarkan," jelas Aryanto.
"Dia pinginnya kacau terus kan, itu hanya dugaan saya, tapi kayaknya nanti akan terbukti di belakang hari," tandasnya.
Sosok Provokator Kasus Ijazah Jokowi, Orang Dekat Kapolri Bocorkan Ciri-Cirinya: Pernah Dipecat!
Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi menduga ada aktor besar di belakang kasus ijazah Jokowi. Ia membocorkan ciri-ciri dari pelaku.
Menurutnya ada sejumlah ciri-ciri dari provokator di belakang kasus ijazah Jokowi.
Tujuannya meramaikan kasus ini pun untuk mengganggu ketentraman Indonesia.
Aryanto Sutadi mengatakan meski laporannya atas tuduhan pencemaran nama baik dan ujaran kebencian, namun Polda Metro Jaya tetap akan membuktikan lebih dulu ijazah Jokowi asli atau palsu.
"Akan membutikan bahwa ijazah pak Jokowi itu asli. Jadi proses di Bareksrim akan diadopt kemudian disidik ulang untuk menunjukan bukti ijazah Jokowi asli," katanya.
Dengan begitu malah tuduhan pelapor ijazah palsu ini akan terbukti.
"Kalau sudah dibuktikan asli, itu nanti tuduhan fitnah, provokasi bisa dibuktikan," katanya,
Ia bahkan menyarankan Polda Metro Jaya memakai lebih dari 100 pembanding untuk membuktikan keidentikan ijazah Jokowi.
"Saya sarankan kalau perlu 100 diambil semua, Supaya nanti gak cerita lagi itu hanya teman-temannya yang sudah diseting," katanya.
"Paling tidak yang nyinyir, yang provokasi rakyat dengan suatu teori sesat itu tidak meracuni rakyat lagi," tambah Aryanto.
Ia menegaskan jika terbukti lagi ijazah Jokowi asli, maka tuduhan Roy Suryo Cs adalah fitnah.
"Kalau ijazahnya terbukti asli berarti tuduhan itu tadi fitnah. Provokasi ini tadi. Tidak percaya pengadilan, tidak percaya Puslabfor, menghujat. Itu namanya provokasi. Jejak digital yang ada bukti nyata terjadi provokasi. Tunggu aja nanti," kata Aryanto Sutadi.
Dia menduga ada aktor besar di balik kasus ijazah Jokowi.
"Karena ini provokatornya maunya ramai, ini ada lah suatu ada orang di belakang sana yang gak kelihatan yang penting Indonesia kacau," katanya.
Menurutnya otak dari isu ijazah Jokowi ini merupakan pihak yang kecewa.
"Orang yang kecewa, pernah dipecat, partainya dibubarkan, partainya kalah, Amerika. Dia pengennya kacau terus. Itu hanya dugaan. Tapi dugaan saya itu akan kebukti di belakang hari," kata Aryanto.
Pengacara Roy Suryo Cs, Ahmad Khozinudin berkukuh bahwa kliennya belum tentu menjadi terlapor atas laporan Jokowi di Polda Metro Jaya.
"Pemeriksaan di Polda Metro Jaya atas laporan Joko Widodo itu belum ada nama terlapornya. Dalam proses pemeriksaan penyidik menyatakan terlapor masih dalam penyelidikan," katanya.
Oleh sebab itu ia meminta untuk tidak mengaitkan kliennya, Roy Suryo Cs dalam laporan Jokowi di Polda Metro Jaya.
"Untuk menghormati azas praduga tak bersalah. Boleh jadi pihak lain atau nama lain yang tidak disebutkan," katanya.
Sumber: Tribun