DEMOCRAZY.ID - Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama, angkat bicara terkait polemik dugaan ijazah palsu mantan Presiden Jokowi yang terus mencuat ke publik.
Ia menyindir keras pihak-pihak yang mempercayai narasi bahwa ijazah Jokowi dibuat di Pasar Pramuka.
“Jika ingin lihat siapa pemilik IQ 70-79 di Indonesia, lihat saja siapa-siapa orang yang percaya isu ijazah Pak Jokowi dicetak di Pasar Pramuka,” ujar Dian di X @DianSandiU (26/6/2025).
Dian bilang, tudingan tersebut sangat tidak masuk akal dan mencederai akal sehat.
Ia meminta agar publik tidak mudah terprovokasi isu liar yang tidak berdasar dan menyesatkan.
“Ngawur! Tanya Pak Anggit, siapa saja yang legalisir ijazah itu tahun 2004 ke UGM ketika Pak Jokowi maju sebagai Cawalkot Surakarta?” katanya.
Dian juga menegaskan bahwa seluruh dokumen pendidikan Jokowi sudah disiapkan sejak lama dan digunakan dalam proses politik yang sah, bahkan jauh sebelum Pilkada DKI Jakarta.
“Berkas-berkas itu juga yang dibawa ke Jakarta tahun 2012,” tambahnya.
👇👇
Jika ingin lihat siapa pemilik IQ 70-79 di Indonesia, lihat saja siapa2 orang yang percaya kalo ijazah Jokowi asli pic.twitter.com/FwZepcFFgF
— follback sa Papua 🇮🇩 (@goo_miko) June 25, 2025
Sebelumnya, Beathor Suryadi mengatakan bahwa Andi Widjajanto, mantan Gubernur Lemhannas dan tokoh PDIP disebut pernah melihat langsung dokumen ijazah milik Jokowi yang diyakini tidak otentik.
Beathor mengatakan, Andi menyaksikan dokumen tersebut saat masa pencalonan Jokowi di Pilpres 2014.
Namun, menurutnya, ijazah itu merupakan cetakan ulang yang diproduksi tahun 2012 ketika Jokowi mendaftar sebagai calon Gubernur DKI Jakata.
“Andi belum sadar kalau yang ia lihat itu cetakan 2012. Itu digunakan untuk keperluan Pilgub DKI,” ujar Beathor dilansir laman msn dari Seputar Cibubur, Rabu (18/6/2025).
Beathor juga menuding proses pencetakan ijazah dilakukan secara diam-diam di kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Pusat, oleh tim relawan Jokowi yang berasal dari Solo.
Ia menyebut sejumlah nama seperti David, Anggit, dan Widodo, serta kolaborator dari PDIP DKI, termasuk Dani Iskandar dan Indra.
“Dokumen itu disusun buru-buru di rumah Jalan Cikini No. 69, Menteng. Semua strategi disiapkan di sana,” katanya.
Widodo disebut-sebut sebagai tokoh kunci dalam proses pencetakan, namun menurut Beathor, ia telah menghilang sejak isu buku kontroversial karya Bambang Tri tentang ijazah Jokowi heboh.
Yang mengejutkan, kata Beathor, adalah reaksi Andi Widjajanto ketika melihat foto di berbagai ijazah Jokowi yang terlihat identik.
“Seharusnya tiap jenjang pendidikan memakai foto berbeda. Ini justru sama semua,” tandasnya.
WOW! Kader PSI Dian Sandi Siap Keluarkan Bukti 'Tak Terbantahkan' Bahwa Akun Fufufafa Bukan Milik Gibran
DEMOCRAZY.ID - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama menanggapi komentar warganet yang menyinggung soal dugaan keterkaitan akun Kaskus Fufufafa dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sandi awalnya mengunggah pujian terhadap sikap Gibran saat bertemu dengan Jenderal (Purn) Try Sutrisno
Seperti diketahui, Try Sutrisno merupakan salah satu tokoh yang disebut 'merestui' pemakzulan Gibran melalui jalur konstitusi
Sandi mengungkapkan, sikap Gibran saat bertemu dengan Try Sutrisno mirip dengan sikap ayahnya, Joko Widodo, ketika bertemu orang-orang yang telah merendahkannya.
"Mas Wapres ini sudah terlatih sekali kalau soal cacian dan hinaan. Bahkan beliau bersalaman sambil menunduk-kan bahu dengan tokoh yang baru saja mendukung pemakzulannya. Beliau belajar lebih dari cukup dari Pak Jokowi," tulis Dian Sandi dikutip dari akun X pribadinya, Selasa (3/6/2025)
Pujian Dian Sandi terhadap Gibran, menuai beragam respon
Sejumlah hatters Gibran bahkan menyinggung soal akun Fufufafa yang selama ini dituduhkan kepada sosok Gibran.
Dian Sandi lantas meresponnya. Dia menyebut bahwa dirinya memiliki bukti kuat bahwa akun tersebut bukan milik Gibran
Melainkan, akun yang dibuat oleh pihak tertentu dengan tujuan untuk menjatuhkan nama Gibran.
"Pada waktunya nanti, saya akan keluarkan bukti yang tidak terbantahkan, bahwa; akun itu ciptaan seseorang yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Mas Gibran," ungkapnya.
👇👇
Mas Wapres ini sudah terlatih sekali kalau soal cacian dan hinaan. Bahkan beliau bersalaman sambil menunduk-kan bahu dengan tokoh yang baru saja mendukung pemakzulannya.
— Dian Sandi Utama (@DianSandiU) June 3, 2025
Beliau belajar lebih dari cukup dari Pak Jokowi.
Pada waktunya nanti, sy akan keluarkan bukti yg tidak terbantahkan, bahwa; akun itu ciptaan seseorang yg sama sekali tidak ada kaitannya dengan Mas Gibran.
— Dian Sandi Utama (@DianSandiU) June 3, 2025
Roy Suryo teliti akun fufufafa
Beberapa waktu lalu, Pasukan Bawah Tanah (Pasbata) Jokowi mendatangi Bareskrim Mabes Polri untuk melaporkan pakar telematika Roy Suryo.
Mereka tidak terima Roy Suryo mengaitkan akun Fufufafa dengan cawapres terpilih, Gibran Rakabuming Raka
Terkait laporan tersebut, Roy Suryo menanggapinya santai.
Roy secara berkelakar mengatakan Pasbata adalah pasukan yang sudah bau tanah.
Menurut Roy Suryo, Gibran bukan lah lambang negara.
Apalagi, putra sulung Presiden Joko Widodo itu belum dilantik sebagai wakil presiden.
"Lucu, karena Pasbata dalam keterangannya menyebut bahwa Lambang Negara yang dimaksud adalah Gibran Rakabuming Raka (GRR) yang sampai saat ini juga belum dilantik menjadi Wakil Presiden," kata Roy Suryo, Sabtu (28/9/2024).
Roy Suryo mengingatkan bahwa lambang negara telah diatur dalam Pasal 36A UUD 1945.
Dalam pasal tersebut menyebutkan lambang negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Serta diatur juga dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang negara serta Lagu Kebangsaan.
"Saya terus terang auto-senyum mendengar upaya pelaporan ini," kata mantan menteri pemuda dan olahraga itu.
Roy Suryo juga menyoroti laporan tersebut terkait pencemaran baik Gibran Rakabuming Raka. Menurut Roy Suryo, jika merasa namanya dicemarkan, maka pelapor adalah Gibran.
"Dia sendirilah yang seharusnya melapor dan tidak sok (menyuruh) diwakilkan oleh 'tukang lopar-lapor' sekelas pasbata itu. Lucunya juga sampai tulisan ini dibuat belum ada satu mediapun yang berhasil mendapatkan Nomor LP serta rincian pasal-pasal yang dilaporkannya karena konon tidak ditunjukkannya, maka sayapun saat ini masih merasa belum perlu bersikap selain hanya senyum senyum saja," kata Roy Suryo.
Budi Arie Pastikan Akun Fufufafa Bukan Milik Gibran
Budi Arie Menkominfo, menjelaskan jika pihaknya telah melakukan pendalaman terhadap akun Kaskus 'Fufufafa' yang ramai disorot lantaran dikaitkan sebagai akun milik wapres terpilih Gibran Rakabuming.
Budi Arie memastikan akun itu bukan milik Gibran.
Pernyataan ini disampaikan Budi Arie seusai rapat kerja bersama Komisi I DPR di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2024).
"Bukanlah, bukan, bukan," kata Budi
Selain itu Budi mengatakan akun itu sudah lama dioperasikan.
Dia mengaku telah mempelajari terkait polemik akun yang dikaitkan dengan Gibran itu.
"Oh, itu udah lama, udah-lah. Udah kita pelajarin," kata dia.
Menurut Budi, pendalaman terhadap akun itu dilakukan sejak mencuat di publik.
Meski begitu, Budi tak mau membuka siapa pemilik sebenarnya akun tersebut.
"(Didalami) sejak kemarin. (Sejak viral) iya," ujarnya.
"Kita nggak tahu, tunggu lagi. Tunggu aja, entar ada waktunya (diungkap)," katanya lagi.
Sumber: Fajar