HUKUM POLITIK

Try Sutrisno Beberkan Alasan Restui Wapres Gibran Dicopot, Sudah Siapkan 'Surat Wasiat' ke Prabowo!

DEMOCRAZY.ID
Mei 03, 2025
0 Komentar
Beranda
HUKUM
POLITIK
Try Sutrisno Beberkan Alasan Restui Wapres Gibran Dicopot, Sudah Siapkan 'Surat Wasiat' ke Prabowo!



DEMOCRAZY.ID - Mantan Wapres sekaligus mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno memberikan restu dan membeberkan alasan setuju pencopotan Gibran Rakabuming Raka dari posisi wapres.


Restu ini sejalan dengan keinginan atau tuntutan Forum Purnawirawan TNI beberapa waktu lalu. Try Sutrisno bahkan membuat catatan khusus dan surat wasiat untuk Presiden Prabowo soal ini.


Try Sutrisno menjadi penanda tangan tuntutan pencopotan Wapres Gibran ini. Surat ini sudah beredar di laman X sejak beberapa hari ini.


Selain Try, ada nama Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto, Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto dan Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan.


Dalam surat itu juga disebut ada 103 purnawirawan berpangkat jenderal, 73 purnawirawan laksamana, 65 purnawirawan marsekal serta 91 purnawirawan kolonel, yang menyetujui dengan poin-poin tuntutan itu.



Selamat Ginting, analis politik dan militer, sudah menanyakan langsung kasus Gibran ini dalam momen Lebaran kepada Pak Try Sutrisno di kediamannya pada 9 April 2025.


Menurut Selamat Ginting, Try Sutrisno sangat bersikeras untuk menyelamatkan bangsa dari kekacauan.


Dikutip dari kanal Youtube Hersubeno Point, Selamat Ginting mengaku sengaja menanyakan kasus Gibran ini pada Try Sutrisno.


Lalu mantan Panglima TNI ini menjawab bahwa banyak yang punya pemikiran sama dengannya soal Gibran ini.


“Kemudian, apakah selain Pak Try itu banyak juga para purnawirawan TNI yang punya pemikiran sama? Banyak,” kata Selamat menirukan jawaban Pak Try saat itu.


Menurut Pak Try, ada purnawirawan yang sangat berani mengenai pencopotan Gibran, ada yang berani, namun ada juga yang kurang berani.


Satu hal yang membuat Selamat terkejut ialah soal Wapres Gibran Rakabuming Raka yang menjadi perhatian serius bagi mantan Wapres Try Sutrisno.


“Tapi saya juga terkejut ketika Beliau berbicara soal posisi wakil presiden yang dipegang oleh Gibran ini. Ya itu dibicarakan, (Kata Pak Try) jadi saya tidak habis pikir begitu ya. Karena begini mohon dibedakan itu proses Prabowo menjadi presiden, itu tidak ada masalah. Itu pernyataan Beliau (Pak Try),” katanya.


“Tapi untuk Gibran ini itu menurut saya, saya tidak habis pikir dan saya menyayangkan ada orang seperti Pak Jokowi tanpa berpikiran luas sebagai negarawan,” ungkap Selamat menirukan dialognya dengan Try Sutrisno saat itu.


“Mengapa kemudian (Jokowi) memaksakan sang anak dan kita sekarang harus menanggung akibatnya,” katanya lagi menirukan ucapan Try saat itu.


Try juga menceritakan bahwa dia banyak kekurangan, tapi dia dipercaya menjadi wakil presiden era Soeharto.


“Pendahulu-pendahulu saya juga orang-orang hebat semuanya. Anda catatlah semuanya. Tapi begitu yang sekarang saya mau ngomong apa lagi katanya,” beber Selamat menirukan ucapan Try Sutrisno.


Masih kata Selamat, poin-poin yang disampaikan Try Sutrisno sama persis dengan yang tertera dalam delapan tuntutan Forum Purnawirawan TNI.


“Jadi ketika Forum Purnawirawan prajurit TNI ini menyampaikan poin-poinnya, menurut saya persis ya di poin kedelapan itu, itu kan yang dikhawatirkan Pak Try Sutrisno sebagai tokoh bangsa kita,” kata Selamat.


“Jadi paling tidak sampai dengan saya tutup usia nanti, katanya, saya sudah menyampaikan,” jelas Selamat seperti diutarakan Pak Try.



Jenderal Try Sutrisno "Old Soldier Never Die"



Jenderal Try Sutrisno

(Wakil Presiden 1993 - 1998)


Pak Try Sutrisno itu Jenderal yang gak neko-neko lo, beliau itu dari dulu lurus-lurus aja, sekalipun dulu ada anggapan kalau beliau orangnya Jenderal Benny Murdani, tapi Jenderal Try bisa masuk dan diterima di lingkaran Cendana dengan sukses sampai kemudian menjadi Wakil Presiden. 


Beliau juga berhasil lepas dari bayang bayang Jenderal Benny.


Selama jadi Wapres Jenderal Try juga aman-aman saja dan sering mengunjungi pesantren dan dekat dengan berbagai kalangan. 


Sewaktu jadi Pangdam Jaya di tahun 80an Pak Try juga mengayomi berbagai organisasi pemuda dengan penuh kebapakan. 


Salah satu senior saya di salah satu pecinta alam Jakarta bahkan sertifikat pendidikan dasarnya telah ditandatangani Pak Try Sutrisno di tahun 82 saking dekatnya beliau dengan organisasi pemuda saat itu. 



Pasca reformasi 98 Jenderal Try juga tidak terlalu disorot oleh aktivis 98. Dengan sikapnya yang kalem itu beliau justru sangat dihormati oleh kalangan TNI. 


Jadi adalah aneh dan kurang ajar kalau ada orang yang berani mengatai ngatai beliau hanya karena sudut pandangnya yang berbeda terhadap pemerintahan sekarang ini. 


Dengan usia yang sangat sepuh (menginjak 90 tahun) beliau masih peduli terhadap kondisi bangsa ini. 


Beliau memang sudah pensiun tapi beliau juga punya hak terhadap masa depan bangsa ini. 


Beliau juga bukan pensiunan yang tidak tahu diri seperti "si pemilik ijazah bermasalah", udah jelas pensiun tapi ngebet dan ngotot minta dikirim dan ditugasi pemerintah ke negara sono yang lagi duka cita karena pausnya meninggal, sampai di sono pake doa angkat tangan dan usap muka segala...


Jenderal Try Sutrisno kini adalah sesepuh yang dituakan TNI, kalau beliau sudah bersuara kritis seharusnya purnawirawan lain mendukung, apalagi kritikan beliau untuk kepentingan bangsa. 


Tidak perlu harus keluar kata-kata "sudah tua lebih baik main sama cucu, kita ini udah tua tinggal tunggu mati saja...tidak perlu neko neko mengkritik pemerintah..." dll.


Seorang tentara jika sudah pensiun memang tidak pernah bertempur di medan perang, tapi dia masih bisa bertempur di medan pemikiran. 


Buat saya...Pak Try adalah gambaran "Old Soldier Never Die"


(Iwan Mahmoed Al Fattah)

Penulis blog