AGAMA GLOBAL

Mengejutkan! Dikenal Moderat, Ternyata Begini Sikap Paus Leo XIV Terhadap LGBTQ

DEMOCRAZY.ID
Mei 09, 2025
0 Komentar
Beranda
AGAMA
GLOBAL
Mengejutkan! Dikenal Moderat, Ternyata Begini Sikap Paus Leo XIV Terhadap LGBTQ



DEMOCRAZY.ID - Robert Prevost telah terpilih sebagai Paus menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025 lalu. 


Prevost, merupakan orang Amerika pertama berkewarganegaraan Peru yang memegang jabatan kepala Gereja Katolik, dan dikenal sebagai Paus Leo XIV.


Pengumuman terpilihnya Paus baru ditandai asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina, tanda bahwa para kardinal telah selesai memilih Paus baru.


Lebih dari satu jam kemudian, Paus Leo XIV muncul di balkon utama Basilika Santo Petrus. 


Dia disambut oleh tepuk tangan dan sorak sorai dari sekitar 50.000 orang yang telah berkumpul di Lapangan Santo Petrus.


Dianggap sebagai sosok moderat dan reformis yang dekat dengan Paus Fransiskus, Prevost tidak dianggap sebagai calon terdepan untuk dipilih sebagai paus, dan tidak memiliki rekam jejak publik yang luas dalam berbicara tentang isu-isu LGBTQ+.


Namun, The New York Times melaporkan bahwa pada tahun 2012, Prevost mengkritik media hiburan yang memiliki simpati terhadap kepercayaan dan praktik yang bertentangan dengan Injil, termasuk yang dia soroti ialah gaya hidup homoseksual dan keluarga alternatif yang terdiri dari pasangan sesama jenis dan anak angkat mereka.


Paus Ramah LGBTQ+


Pengangkatannya datang pada saat yang krusial bagi Gereja Katolik, yang tengah bergulat dengan perpecahan internal yang berkembang atas doktrin konservatif tradisionalnya dan nada yang relatif lebih inklusif yang diadopsi oleh Paus Fransiskus.


Selama satu dekade pelayanan kepausannya, Paus Fransiskus mengawasi Gereja Katolik yang terus berubah dalam hal penerimaan terhadap orang-orang LGBTQ+.


Paus Fransiskus membuat sejumlah pernyataan dan gerakan yang bertujuan untuk mendorong gereja agar lebih ramah terhadap komunitas LGBTQ+, tetapi tetap mengalami kemunduran di banyak bidang.


Ia sering bertemu dengan banyak umat Katolik LGBTQ+, orang-orang yang melayani mereka, dan para advokat terkemuka di komunitas tersebut. 


Menurut Paus Fransiskus, menjadi homoseksual bukanlah kejahatan, dan ia mengajak umat Katolik untuk membedakan antara dosa dan kejahatan. 


Paus Fransiskus bahkan mengizinkan pastor Katolik untuk memberkati pasangan sesama jenis, tetapi tidak dalam bentuk ritual perkawinan gereja. 


Berbeda dengan Prevost yang masih berhati-hati dalam hal pemberkatan pasangan sesama jenis. 


Ia tidak terang-terangan menolak, tetapi juga belum memberikan dukungan penuh.


Makna Mendalam di Balik Pemilihan Nama Paus Leo XIV


Kardinal Robert Francis Prevost resmi terpilih sebagai Paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik, dan memilih nama Paus Leo XIV dalam konklaf yang digelar di Kapel Sistina pada Kamis, 8 Mei 2025. 


Nama ini bukan sekadar pilihan simbolis, tetapi menyimpan makna historis dan ideologis yang dalam, khususnya terkait dengan agenda reformasi, keadilan sosial, dan semangat kepemimpinan di masa krisis.


Dilansir dari The Independent, Liam Temple, asisten profesor sejarah Katolik di Universitas Durham, menyebut bahwa pilihan nama "Leo" menunjukkan indikasi kuat bahwa Paus baru ingin melanjutkan garis reformasi seperti yang dilakukan pendahulunya, Paus Fransiskus.


Nama "Leo" merujuk pada dua sosok besar dalam sejarah Gereja, Paus Leo I atau Leo Agung, dan Paus Leo XIII, yang dikenal sebagai pelopor ajaran sosial Gereja.


Paus Leo XIII (1878–1903) dikenal luas karena ensiklik Rerum Novarum yang membahas isu-isu penting seperti hak pekerja, keadilan ekonomi, dan kondisi kerja yang layak. 


Gagasan-gagasan inilah yang menjadi fondasi ajaran sosial modern Gereja Katolik. 


Sementara itu, Paus Leo I, yang menjabat pada abad ke-5, dikenang karena keberaniannya menghadapi invasi Attila the Hun dan kontribusinya dalam memperkuat doktrin Gereja.


Pemilihan nama Leo XIV oleh Kardinal Prevost memberi sinyal kuat tentang komitmennya terhadap keadilan sosial dan reformasi berkelanjutan. 


Pastor dan pengamat Vatikan Ed Tomlinson bahkan menyebut pemilihan ini sebagai kelanjutan semangat liberalisasi ala Paus Fransiskus. 


Menurutnya, nama Leo identik dengan kekuatan moral dan kepemimpinan dalam menghadapi masa-masa sulit.


Nama Leo sendiri telah digunakan oleh 13 paus sebelumnya, dan dengan ini Robert Prevost menjadi Paus Leo ke-14 serta Paus pertama asal Amerika Serikat dalam hampir dua milenium sejarah Gereja. 


Lahir di Chicago pada 1955, Prevost memiliki pengalaman panjang dalam pelayanan internasional, termasuk sebagai Uskup Chiclayo di Peru, dan menjabat sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup sejak 2023.


Menurut Dennis Doyle dari University of Dayton dan Natalia Imperatori-Lee dari Manhattan College, pilihan nama pontifikal merupakan refleksi dari visi dan arah pelayanan seorang Paus. 


Mereka menyebut bahwa nama Leo XIV menunjukkan dedikasi mendalam terhadap isu-isu sosial kontemporer, solidaritas umat, serta keberanian dalam menghadapi tantangan global.


Tak hanya itu, pemilihan nama ini juga mempertegas harapan umat Katolik akan hadirnya pemimpin yang tak hanya mengayomi secara spiritual, tapi juga proaktif dalam menyuarakan suara kaum kecil dan tertindas—seperti yang pernah ditunjukkan oleh Paus Fransiskus dalam menyikapi krisis kemanusiaan, perang, dan ketidakadilan.


Dengan demikian, Paus Leo XIV menandai babak baru dalam sejarah Gereja Katolik, dengan membawa semangat lama yang relevan kembali ke garis depan: keadilan, reformasi, dan kepemimpinan penuh welas asih.


Sumber: VIVA

Penulis blog