'Kita Lawan Luhut Yang Sombong & Kurang Ajar, Jangan Takut!'
Oleh: Edy Mulyadi
Wartawan Senior
Pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) kepada Try Sutrisno cs sungguh memuakkan.
Mulut sombongnya bilang, siapa pun yang tak taat konstitusi sebaiknya angkat kaki dari Indonesia. Ini bukan sekadar arogansi. Ini pengkhianatan terhadap akal sehat.
Luhut paham konstitusi? Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 jelas menjamin setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Pasal ini merupakan jaminan konstitusional atas kebebasan berpendapat, yang termasuk dalam Hak Asasi Manusia (HAM).
Jadi, siapa sebenarnya yang tak taat konstitusi? Apakah para purnawirawan yang menyuarakan pemakzulan Gibran?
Atau justru penguasa yang memaksa membangun dinasti lewat akrobat hukum di Mahkamah Konstitusi?
Lewat adik iparnya yang Ketua MK, Jokowi menelikung MK. Mereka menerbitkan Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023.
Perilaku cuĺas ini para bandit tersebut lakukan agar Gibran Rakabuming Raka lolos jadi calon Wapres. Praktik seperti inilah yang dibela Luhut.
Lalu mulut sombongnya menghardik Try Sutrisno cs dengan tuduhan memecah belah bangsa. Lalu dia mengusir para orang tua yang peduli negeri itu dari Indonesia.
Jenderal Try Sutrisno yang sesepuh TNI dan kawan-kawan hanya menjalankan hak konstitusionalnya. Mendesak pemakzulan Wapres Gibran yang melanggar konstitusi itu konstitusional.
Termasuk marah melihat konstitusi dipermainkan demi Bocil dungu agar jadi Wapres itu konstitusional. Luhut paham yang beginian, gak?
Pasang Badan Buat JokowiLuhut lupa diri. Bicara seolah Indonesia ini milik keluarganya. Padahal rakyat tahu, yang sedang dia jaga bukan negara, tapi dinasti.
Yang dia bela bukan hukum, tapi kekuasaan. Maka yang layak diusir justru mereka yang menginjak-injak kehormatan republik. Ya Luhut dan gerombolannya itu!
Kita tahu siapa Luhut. Kita tahu posisinya. Kita tahu jejaring bisnisnya. Meminjam istilah almarhum Rizal Ramli, dia bagian dari Pengpeng.
Penguasa sekaligus pengusaha. Lihat LHKPN-nya, berapa banyak harta Luhut? Sebagai pejabat negara, apa mungkin dia bisa sekaya raya itu?
Mungkin orang akan berkata: Edy, Luhut kaya raya karena juga pengusaha. Nah, itulah Pengpeng!Tapi jangan kira rakyat akan terus diam. Apalagi tunduk.
Negara ini bukan proyek politik keluarga. Apalagi keluarga Jokowi dan oligarki. Ini rumah besar rakyat Indonesia.
Yang terjadi soal desakan pemakzulan Gibran hari ini bukan sekadar polemik. Ini krisis keadilan. Kalau kalian mendewakan demokrasi, ini ancaman serius terhadap demokrasi.
Luhut harus tahu: bangsa ini lebih besar dari jabatan!
Lebih mulia dari kekuasaan. Dan sejarah tak pernah memihak kepada mereka yang sombong dan dzalim.
Sudah terlalu lama rakyat disuruh diam. Disuruh patuh. Disuruh manut, bahkan ketika hukum dibajak dan demokrasi dibonsai.
Padahal negeri ini lahir dari perlawanan, bukan dari hadiah dari penjajah.
Apa yang dilakukan Try Sutrisno cs harus diapresiasi. Mereka bukan makar. Mereka bukan pemecah belah bangsa seperti yang dituduhkan LBP.
Mereka justru penyelamat bangsa. Orang-orang tua itu sedang berusaha mengingatkan: jangan sampai republik ini hancur oleh kerakusan segelintir manusia serakah. Ya termasuk Luhut, majikan Solonya, dan gerombolannya itu!
Rakyat harus ambil sikap. Lawan semua bentuk pembungkaman. Lawan semua upaya kriminalisasi.
Lawan semua proyek dinasti yang mengangkangi konstitusi. Lawan si sombong Luhut yang kurang ajar.
Jangan ragu. Jangan takut! ***