DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Citra Institute, Efriza, menganalisa Joko Widodo atau Jokowi mau gabung PSI demi selamatkan nama baiknya usai lengser dari jabatan Presiden.
Tidak saja nama baiknya, Jokowi dianalisa mau selamatkan legasi dan nama baik keluarganya pasca tak lagi menjabat sebagai presiden.
Jokowi tak bisa menikmati masa pensiunnya karena dihantam banyak isu miring pasca selesai menjabat presiden.
Lebih dari itu, Efriza memperkirakan Jokowi tidak mau kehilangan muka pasca lengser dari pemerintahan, sehingga harus kembali berpolitik secara aktif melalui PSI besutan anaknya Kaesang Pangarep.
"Di sisi lain, ia juga harus menyelamatkan nama baik dirinya, legacynya, dan keluarganya," tegas dosen ilmu pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) itu, Sabtu (17/5).
Munculnya nama Joko Widodo sebagai kandidat kuat calon ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memunculkan pertanyaan bagi publik.
Menurut Efriza, dengan diwacanakannya Jokowi sebagai caketum kuat PSI menandakan ada kegelisahan dari Jokowi.
"Jokowi jelas resah dirinya jika pasca tak punya jabatan politik ia hanya momong cucu," tutur Efriza.
Di samping itu,dia meyakini Jokowi tak bisa menikmati masa pensiunnya, karena dihantam banyak isu miring pasca selesai menjabat presiden.
"Sebab banyak kelompok maupun juga di publik menanyakan pola pengelolaan pemerintahan di masa dirinya yang banyak permasalahan," kata pengamat politik lulusan S2 Universitas Nasional (UNAS) ini.
Jokowi Kalkulasi Maju Jadi Ketum PSI: Jangan Sampai Saya Kalah!
DEMOCRAZY.ID - Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo atau Jokowi tak menutup kemungkinan ikut mendaftar sebagai calon ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang saat ini dipimpin oleh anaknya, Kaesang Pangarep.
Jokowi mengatakan ia masih memperhitungkan peluangnya memenangkan pemilihan Ketua Umum PSI.
Pria yang lima kali memenangkan kontestasi politik itu mengaku tidak ingin kalah bersaing di pemilihan Ketum PSI.
"Ya masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut saya kalah," kata Jokowi, Rabu (14/5).
Jokowi sendiri hingga saat ini belum mendaftar sebagai calon ketua umum PSI.
Menurutnya, ia masih punya cukup waktu untuk memutuskan untuk bergabung atau tidak ke partai berlambang mawar itu.
"Belum (mendaftar). Kan masih panjang, seingat saya masih Juni," kata dia.
Pemilihan Ketua Umum PSI rencananya akan dilaksanakan dengan mekanisme e-voting, di mana setiap anggota partai memiliki hak suara untuk memilih calon ketua umum.
Menurut Jokowi, mekanisme itu menjadi tantangan tersendiri.
"Ya belum tahu (seberapa besar peluang menang). Yang saya tahu katanya mau pakai e-voting, one man, one vote. Seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ," kata dia.
👇👇
Sebelumnya, Jokowi diharapkan maju untuk mendaftarkan diri menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
PSI yang kini dipimpin putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep tengah membuka pendaftaran calon ketua umum baru mereka.
Pendaftaran dibuka hingga 31 Mei mendatang di Kantor Pusat PSI, Jalan Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Kemudian apakah Pak Jokowi akan menjadi calon? Kita doakan," kata Wakil Ketua Umum sekaligus Ketua Steering Committee (SC) Pemilu Raya Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andy Budiman di DPP PSI, Jakarta, Selasa (13/6).
Sumber: CNN