DEMOCRAZY.ID - Guru Besar Komunikasi Universitas Airlangga dan mantan Staf Ahli Menkominfo RI, Prof. Dr. Henri Subiakto menyoroti kasus dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi)
Melalui X @Henrysubiakto, ia menyampaikan permintaan maaf disertai lampiran foto yang memperlihatkan wajah Jokowi, dikaitkan dengan bukti kepalsuan.
"Maaf jika tweet saya dulu ini ternyata salah. Karena waktu itu belum banyak kepalsuan yang terbongkar, dan belum ada foto keluarga yang menunjukkan bahwa yang nampak di wisuda ternyata berbeda orangnya dengan yang kita maksud," tulis Henry Subiakto, dilansir X Rabu (28/5/2025).
Menurutnya, wajah yang ada di foto wisuda sangat mirip, sehingga kurang teliti dan mengaku dikelabui.
"Maklum wajah di foto itu mirip banget, sampai saya percaya dan terkelabui," sambungnya.
Namun, ia akhirnya dapat membedakan, bahwa foto wisuda dengan memberikan perbandingan.
"Tapi akhirnya banyak yang sudah bisa membedakan, bahwa foto yang di wisuda berdiri di belakang no 3 dari kanan lebih dekat kesamaannya dengan foto orang yg duduk berkacamata bersama keluarga ini," lanjutnya
Unggahan yang berkesinambungan ditulis oleh Hendry disertai dengan lampiran foto wisuda yang menduga Jokowi merupakan salah satunya.
"Alhamdulillah ternyata foto yang lebih jelas gambarnya masih dimiliki teman-teman pak Jokowi Fakultas Kehutanan UGM angkatan Tahun 1980, yang wisuda bulan November 1985 di Balaiirung. Jelas ya yg di blkg no 3 dr kanan skrg jd presiden RI ke 7,"
Menanggapi unggahan tersebut, warganet beramai-ramai memberikan asumsi dan pandangannya.
"Lebih baik terlambat menyadari daripada terus menerus percaya dengan kebohongan-kebohongan yang berulang-ulang diucapkannya. Saya sudah tidak mempercayainya sejak dia jadi capres 2014. Kelihatan tukang ngibul," kata netizen.
"Terima kasih Prof atas klarifikasinya. Akhirnya dengan kebesaran hati anda mau mengakui dan mengkoreksi kesalahan atas dukungan anda dulu ke sosok yg sangat merusak sendi-sendi kehidupan bangsa ini. Teruslah ikut bersuara Prof. Ijin untuk follow akun panjenengan" tanggapan lainnya.
"Ada agenda besar yang sedang dijalankan Jokowi ini sudah direncanakan sekitar 20 tahun yang lalu untuk merubah sistem negara. Ada konspirasi antara Jokowi, UGM, dan Ordal Istana. Agenda itu akan gagal jika terbukti ijazahnya palsu," asumsi netizen.
👇👇
Sbg pembanding,
— 乃のリズ乇_刀ムノ刀ムムのレム刀_フ尺 (@jr_boyke) May 26, 2025
Antara foto pak jokowi "wisuda" yg keliatannya berkumis dgn foto di ijazah,foto ga berkumis bareng keluarga besar,foto berkumis bareng rekan2 kerja,manakah yg lebih identik dan otentik?Apa sama orgnya?
Jika profesor orangnya baik,jujur dan tulus, silahkan dijawab. pic.twitter.com/JCPo3Et4YY
Atas Jokooeiiii
— Dokter Tifa (@DokterTifa) May 28, 2025
Bawah Jokoweiii
Pertanyaan:
Yang mana yang pernah kuliah di UUGM?
Yang mana yang ngaku kuliah di UUGM?
Dan yang mana yang jadi Pesinden? pic.twitter.com/1vZrLc8n6l
Diketahui sebelumnya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo usai memberikan pelaporan di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Presiden ke-7 RI Joko Widodo memberikan pelaporan soal tudingan ijazah palsu yang dituduhkan kepada dirinya.
Roy Suryo mengungkap awal mula pelaporan Jokowi terkait dugaan ijazah palsu berawal dari candaan tahun 2013 lalu.
Pakar telematika Roy Suryo blak-blakan tentang pemicu dilaporkan mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) soal dugaan ijazah palsu.
Dia menuturkan awal mula pelaporan tersebut ketika Jokowi tengah bercanda dengan mantan Menkopolhukam Mahfud MD dalam suatu acara pada tahun 2013 silam.
Adapun candaan Jokowi tersebut tentang dirinya bisa lulus dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di bawah 2,0.
Roy menganggap candaan Jokowi itu perlu diselidiki karena dirasa janggal karena mahasiswa dengan IPK 2,0 bisa lulus dari UGM.
"Yang memicu (kasus ijazah) sebenarnya Pak Jokowi sendiri ketika tahun 2013, dia bercanda dengan Prof. Mahfud MD tentang IP atau Indeks Prestasi."
"Singkat kata, waktu itu Pak Mahfud cerita IP-nya 3,8, Pak Jokowi cerita di bawah 2. Nah, publik lalu bertanya, kok IP di bawah 2 bisa lulus dari UGM, padahal lulusnya lima tahun," katanya dikutip dari YouTube Cumi-cumi, Minggu (18/5/2025).
Setelah pernyataan tersebut, Roy mengatakan beberapa pihak seperti pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa, lalu melakukan penelusuran tentang kelulusan Jokowi dari UGM tersebut.
Bahkan, hal tersebut sampai berujung gugatan hukum oleh seseorang bernama Bambang Tri Mulyono dan Sugi Nur Raharja pada tahun 2022 dan 2023.
Namun, mereka justru berujung dibui karena dianggap melakukan ujaran kebencian.
Roy Suryo mengatakan setelah gugatan tersebut, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta merilis fotokopi ijazah Jokowi.
Sumber: Fajar