PERISTIWA POLITIK

Begini Cerita di Balik Permintaan Maaf Hercules ke Sutiyoso, Ada Sejarah Baret Merah

Democrazy Media
Mei 02, 2025
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
POLITIK
Begini Cerita di Balik Permintaan Maaf Hercules ke Sutiyoso, Ada Sejarah Baret Merah



DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (Grib) Jaya, Hercules meminta maaf kepada Sutiyoso.


Sebelumnya, pria bernama asli Rosario de Marshal itu sempat berpolemik dengan Sutiyoso soal wacana revisi Undang-Undang Organisasi Masyrakat (UU Ormas).


Sutiyoso setuju revisi UU Ormas berdasarkan pengalaman tak menyenangkannya bersinggungan dengan ormas saat menjadi Panglima Kodam Jaya (1996-1997) dan Gubernur Jakarta (1997-2007).


Hercules terusik dengan opini tersebut hingga menghina Sutiyoso bau tanah.


Namun, pada pernyataan terbarunya, Hercules meminta maaf kepada Sutiyoso.


Hercules juga menyampaikan maafnya kepada anak dan cucu Sutiyoso, hingga menyinggung pasukan elite TNI Angkatan Darat, Komando Pasukan Khusus (Kopassus).


"Saya minta maaf kepada Pak Sutiyoso, minta maaf sebesar-besarnya kepada Pak Sutiyoso, kepada anak, cucu dan keluarga semua."


"Karena Pak Sutiyoso dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) baret merah."


"Saya sangat hormat dan sangat kagum kepada beliau."


"Atas kesalahan saya kemarin, saya mengucap itu, saya minta maaf sebesar-besarnya sampai ke cucu-cucu aku minta maaf," kata Hercules.


Cerita di Balik Permohonan Maaf


Selain bersama para anggota Grib Jaya, Hercules didampingi pengacara yang juga kader Gerindra, Sunan Kalijaga, saat menyampaikan permintaan maaf itu.


Sunan mengonfirmasi, pernyataan maaf direkam usai pengajian dan santunan anak yatim di kediaman Hercules di bilangan Jakarta Barat, Kamis (1/5/2025).


Sunan menyampaikan cerita di balik perubahan sikap Hercules yang awalnya geram, kini melunak ke Sutiyoso.


Menurutnya, Hercules sosok yang baik, namun emosinya mudah naik turun.


Ia menganggap pernyataan keras Hercules terhadap Sutiyoso hanya spontanitas terpancing isu ormas yang sedang dalam sorotan.


"Beliau itu memang orangnya ceplas-ceplos. Tap perlu diketahui beliau orang baik, orang bijaksana, orang dermawan," kata Sunan melalui sambungan telepon.


"Moody juga sih kalau dibilang ya, saya tahu sedikit banyak karakter, saya tahu apa yang membuat dia tertawa, tersinggung, marah."


"Mungkin saja pada saat ditanya sama teman-teman media, ada hal yang membuat dia, itu tadi saya bilang, akhirnya ceplas-ceplos saja," lanjut paparnya.


Namun kemarahan Hercules segera mereda tatkala teringat Sutiyoso yang pernah menjadi Wadanjen Kopassus.


Hercules menceritakan kepada Sunan pengalamannya menjadi tenaga bantuan operasional (TBO) bersama Kopassus saat operasi di Timor Timur tahun 1970-an.


Sejarah itu membuat Hercules hormat dan mencintai korps baret merah, termasuk para purnawirawannya.


"Dia dapat tanda penghargaan, dia itu tim bantuan operasi, TBO di TimTim Bersama Kopassus."


"Maka dia menyampaikan permohonan maafnya kepada Pak Sutiyoso."


"Dia ingat, oiya Bapak (Sutiyoso) juga baret merah," kata Sunan.


Sunan juga manyampaikan salutnya ketika Hercules meminta maaf tidak hanya kepada Sutiyoso, tapi sampai ke anak cucunya.


Menurutnya, hal itu bentuk ketulusan dan kerendahan hati.


"Saya baru kali ini, tadi malam mendampingi seseorang di hadapan banyak media meminta maaf sampai ke anak cucunya."


"Artinya dia minta maaf tuh benar-benar dari hati. Kan gak ada yang menekan dia, menyuruh dia. Dia orangnya gak bisa digituin soalnya juga," jelasnya.


Hercules Ngamuk


Sebelumnya diberitakan, Hercules ngamuk hingga menghina Sutiyoso bau tanah.


Pangkalnya, Sutiyoso berbicara mendukung revisi UU Ormas yang wacananya digulirkan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.


Dalam mengutarakan opininya, Sutiyoso mengungkap pengalamannya bersinggungan dengan ormas yang berlaku bak preman.


Sutiyoso berbicara di Youtube tvOneNews, tayang Minggu (27/4/2025).


Semasa menjabat Panglima Komando Distrik Militer (Kodam) Jaya pada 1996-1997, Sutiyoso yang bertanggung jawab dengan keamanan Jakarta sering berurusan dengan ormas.


Menurutnya, pengalaman dengan ormas yang berlaku layaknya preman sangat tidak menyenangkan.


Hal itu ia rasakan kurang lebih 11 tahun, ditambah masa jabatan Gubernur Jakarta.


"Jadi waktu panglimapun sudah begitu, hiruk pikuknya ibu kota oleh aksi-aksi ormas yang menjelma jadi preman tukang palak, terutama di tempat-tempat hiburan," kata Sutiyoso.


Bang Yos, sapaan karibnya menyatakan dukungannya terhadap wacana revisi UU Ormas.


Ia berharap perubahan aturan juga menyentuh tata cara berpakaian ormas, yang saat ini dianggapnya mirip tentara.


"Bahwa saya sangat mendukung Pak Tito Mendagri mau merevisi UU Ormas ini. Bukan tingkah laku mereka saja yang harus dievaluasi ya, tapi juga cara berpakaian."


"Saya tidak nyaman melihat ormas berpakaian yang terkesan lebih tentara dari tentara," paparnya.


Bang Yos tidak rela jika baret merah khas Kopassus ditiru ormas.


"Pasukan khusus misalnya, bagaimana kita itu untuk mendapatkan baret merah enam bulan latihannya, dari Batujajar, ke gunung hutan, jalan 10 hari ke Cilacap ke Nusakambangan pakai baret merah, tahu-tahu dipakai ormas-ormas ini, kita sangat kecewa lah," jelasnya.


Mendengar pernyataan Sutiyoso, Hercules ngamuk. Sambil mengejek, pemimpin ormas bernama Grib Jaya itu meminta Sutiyoso untuk tidak berkomentar soal ormas.


Hal itu disampaikan Hercules saat wawancara kepada awak media, usai memberi dukungan kepada Razman Nasution yang sedang bersidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (29/4/2025).


"Kaya Pak Sutiyoso itu ngapain, Pak Sutiyoso itu gak usahlah menyinggung ormas, sudahlah kalau saya bilang mulutmu sudah bau tanah. Gak usah nyinggung-nyinggung kita," tegas Hercules.


Hercules juga tegas mengatakan, tidak takut terhadap Sutiyoso.


"Orang boleh takut sama Pak Sutiyoso, saya gak takut," jelasnya.


Sumber: Tribun

Penulis blog