DEMOCRAZY.ID - Larangan penjualan LPG 3 Kg atau gas melon di pedagang eceran seakan sudah diskenariokan agar citra Presiden Prabowo Subianto di mata rakyat menjadi buruk.
Pengamat politik dan keamanan, Muhammad Sutisna mengatakan, kekisruhan gas melon berawal dari kebijakan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.
Mirisnya, kebijakan tersebut ternyata bukan instruksi langsung dari Presiden Prabowo.
"Ini semacam ada skenario untuk membenturkan Presiden dengan rakyatnya. Padahal kita lihat ketulusan seorang Presiden Prabowo kepada rakyat tak perlu diragukan," kata Sutisna kepada wartawan, Selasa, 4 Februari 2025.
Melihat kemarahan rakyat saat ini, Sutisna berharap Prabowo tidak tinggal diam agar suasana di kalangan masyarakat bawah tidak semakin gaduh.
Presiden, kata Sutisna, perlu mengevaluasi menteri di Kabinet Merah Putih yang acapkali membuat gaduh dan memiliki agenda tertentu.
Presiden juga perlu melakukan filterisasi siapa saja menteri yang masih loyal kepada rakyat sesuai dengan garis perjuangan Presiden.
“Jangan seperti Menteri Bahlil yang tiba-tiba mengeluarkan kebijakan kontroversial tanpa adanya sosialisasi jelas. Menteri seperti ini sudah sangat layak dicopot," pungkasnya.
Gas Elpiji 3 Kg Langka, Netizen: Nyari Kerja Dibatasi Umur, Nyari Elpiji Dibatasi Bahlil!
Kelangkaan gas elpiji 3 kg ramai dikeluhkan oleh masyarakat.
Sebelumnya, per 1 Februari 2025 kemarin, Kementerian ESDM menetapkan bahwa pengecer tidak lagi diperbolehkan menjual elpiji 3 kilogram secara bebas.
Pemerintah menyatakan bahwa aturan ini bertujuan untuk memastikan distribusi gas 3 kg lebih tepat sasaran. Kendati belakangan kebijakan itu dibatalkan.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi menanggapi keluhan masyarakat terkait kebijakan larangan penjualan elpiji 3 kilogram di pengecer.
Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus memantau dan mengevaluasi kebijakan tersebut jika menimbulkan masalah di masyarakat.
"Kita terus mengevaluasi kalau ada keluhan-keluhan atau ada problem-problem di masyarakat. Terima kasih, sekarang juga oleh media sosial itu juga banyak," ujar Prasetyo di Jakarta, Sabtu (1/2/2025).
Terkait hal ini, salah satu netizen di media sosial X membuat cuitan lucu yang sekaligus mengungkapkan keresahannya.
Unggahan akun @bakuldimsum_ seolah curhat dengan membandingkan sulit mencari pekerjaan yang hampir sama dengan mencari gas elpiji 3 Kg.
“Nyari kerja dibatasin umur. Nyari elpiji dibatasin Bahlil,” tulis cuitan akun tersebut.
Unggahan ini kemudian mendapatkan banyak respons lucu dari para netizen yang juga merasakan keresahan yang sama.
“Mau kerja susah, mau usaha dipersulit. Hidup makin Bahlil bingitt!,” tulis komentar akun @Izznaq.
“Nyari kerja dibatasin IPK (kecuali waprez),” balas akun @adwinhantoro.
“mana lulus kuliah susah pula, ga segampang bahlil,” tutur akun @ulextomb.
👇👇
Nyari kerja dibatasin umur.
— vi🍒 (@bakuldimsum_) February 3, 2025
Nyari elpiji dibatasin Bahlil.
bahlil sama bahlul beda satu huruf aja.#IndonesiaGelap #PENTOL pic.twitter.com/HAXXTHHWpE
— Babadil (@Flashdllah) February 3, 2025
LPG 3 Kg Langka, Netizen: Warung Tak Boleh Jualan Gas, Giliran Laut Dijual Bebas!
Karena merasakan susahnya mendapatkan gas melon ini, salah satu netizen di media sosial X mengungkapkan keluh kesahnya terhadap Pemerintah.
Akun @msobri99 menyindir pemerintah terkait pelarangan penjualan gas elpiji 3 kg ke pengecer.
Netizen itu menyindir terkait penjualan laut yang justru marak dan bebas dilakukan.
“Warung gak boleh jualan gas, giliran laut dijual bebas,” cuit akun tersebut, dikutip Selasa (4/2/2025).
“Mana yang katanya bela rakyat kecil @prabowo?,” tuturnya.
Cuitan disertai video itupun ramai jadi perhatian pengguna media sosial X. Banyak netizen yang mengkritik keras kebijakan pemerintah.
"Giliran tambang dibagi2 , pengecer dapat 2-3 rebu, dipermasalahkan si bahlul. Apa isi otakmu @bahlillahadalia?," balas warganet di kolom komentar.
"Dari pangkalan ke agen baru ke pengecer..untung sedikit..laku perhari juga paling banyak 5tabung..untuk mempermudah masyarakat aj beli gak harus ke agen atau pangkalan yg jaraknya jauh..intinya pengecer mau di pajakin masalah gas..harus buat nib sub..," kritik lainnya.
👇👇
Negara kita lagi ga baik-baik aja.
— PPQSI (@PPQSI_) February 4, 2025
Warung gak boleh bebas jualan gas, giliran laut boleh di jual bebas. 🤦 pic.twitter.com/OSWP7r3eOg
Sumber: Fajar