IKN: Megaproyek Tanpa Arah, Bukti Nyata Kegagalan Jokowi - 'Tak Ada Pemindahan ASN'
Oleh: Ali Syarief
Akademisi
Pernyataan resmi dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) yang menyatakan bahwa tidak ada agenda pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga Januari 2025, dan bahkan tidak ada kepastian sampai kapan pun, adalah tamparan keras bagi proyek ambisius Jokowi.
Ini bukan sekadar penundaan teknis, melainkan cerminan dari kegagalan fundamental proyek yang sejak awal dipaksakan tanpa perhitungan matang.
IKN yang digadang-gadang sebagai simbol modernisasi Indonesia kini terbukti hanya menjadi proyek tanpa urgensi nyata.
Negara tidak memiliki cukup dana untuk membangun infrastruktur dasar yang menjamin kelangsungan hidup para ASN dan penduduk yang akan bermigrasi ke sana.
Pemerintah berharap pada investasi asing yang nyatanya tidak kunjung datang. Bahkan, setelah berbagai janji manis dan insentif yang ditawarkan, investor masih enggan untuk terlibat.
Ini adalah indikator bahwa IKN bukanlah proyek yang menjanjikan secara ekonomi, melainkan hanya mimpi kosong yang terus dipertahankan demi kepentingan politik tertentu.
Sejak awal, pembangunan IKN penuh dengan masalah. Mulai dari pengadaan lahan yang bermasalah, infrastruktur yang belum siap, hingga kepastian hukum yang lemah.
Pemerintah terus mengklaim bahwa proyek ini akan berjalan sesuai rencana, tetapi faktanya, hingga kini, tidak ada progres yang meyakinkan.
Bahkan, pemindahan ASN yang menjadi salah satu tolok ukur awal keberhasilan IKN pun kini ditunda tanpa batas waktu yang jelas. Ini membuktikan bahwa pemerintah sendiri tidak yakin dengan proyek ini.
Lebih dari itu, keputusan untuk terus mempertahankan proyek ini di tengah kondisi ekonomi yang sulit menunjukkan betapa tidak realistisnya kebijakan Jokowi.
Dengan beban utang negara yang semakin membengkak, rakyat yang masih bergulat dengan inflasi dan daya beli yang terus menurun, serta ketidakpastian global, justru langkah yang logis adalah menunda atau bahkan membatalkan proyek ini sepenuhnya. Namun, ego politik tampaknya mengalahkan akal sehat.
Jokowi mungkin ingin meninggalkan “legacy” dengan proyek ini, tetapi kenyataan yang terjadi justru sebaliknya: IKN menjadi monumen kegagalan.
Tidak ada kepentingan mendesak untuk membangun ibu kota baru saat ini, selain ambisi segelintir elit yang ingin mencetak sejarah dengan cara yang gegabah.
Jika benar-benar berpihak pada rakyat, pemerintah seharusnya fokus pada pembangunan ekonomi yang nyata, perbaikan infrastruktur di daerah-daerah yang sudah ada, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung.
Pernyataan Menpan-RB seharusnya menjadi alarm terakhir bahwa proyek ini tidak berjalan sesuai harapan.
Jika ASN saja tidak bisa dipindahkan, bagaimana mungkin IKN bisa menjadi pusat pemerintahan yang efektif? Ini bukan sekadar kegagalan teknis, tetapi kegagalan kebijakan secara menyeluruh.
Jokowi mungkin bisa membangun gedung-gedung di IKN, tetapi ia tidak bisa membangun kepercayaan publik dan investor terhadap proyek ini.
Dan pada akhirnya, sejarah akan mencatat IKN sebagai proyek gagal yang menelan anggaran besar tanpa hasil yang jelas. Tidak ada yang bisa menampik kenyataan ini. ***
Sumber: FusilatNews