HOT NEWS POLITIK TRENDING

HEBOH! Anggota Komcad TNI Ungkap Akan Terjadi 'Kudeta' Pemerintahan Prabowo di 2025 oleh Sosok Kerempeng, Siapa?

DEMOCRAZY.ID
Februari 03, 2025
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
HEBOH! Anggota Komcad TNI Ungkap Akan Terjadi 'Kudeta' Pemerintahan Prabowo di 2025 oleh Sosok Kerempeng, Siapa?


SOSOK KURUS KUDETA PRABOWO 2025, SIAPA?


Siapa sosok kurus yang pernah berkuasa yang akan melakukan kudeta terhadap Presiden Prabowo Subianto? 


Adalah Hardiansyah Gumay alias Hard Gumay (36), seorang indigo yang juga artis, yang meramal di tahun 2025 ini akan terjadi kudeta terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang melibatkan sosok misterius.


Hard Gumay, yang sejumlah ramalannya susah terbukti jitu, menyebutkan, upaya kudeta itu dirancang oleh seorang tokoh yang pernah memiliki jabatan penting di pemerintahan.


Sosok yang akan melakukan kudeta itu, kata Hard Gumay, berperawakan kurus, berkulit sawo matang, berambut pendek cepak, dan saat ini berada dalam lingkaran relasi Prabowo. 


Sosok itu memiliki jaringan yang kuat dan strategi yang matang.


Kudeta tersebut, kata Hard Gumay, merupakan ancaman serius yang dapat mengguncang stabilitas politik Indonesia, meskipun hasil akhirnya masih menjadi misteri.


Hard Gumay Anggota Komcad TNI



Hard Gumay diketahui menjadi anggota Komcad TNI, pasukan cadangan militer yang terdiri dari warga negara yang menggabungkan peran militer dengan karier sipil.


Dalam sebuah pernyataan, dia mengungkap keputusan bergabung Komcad di antaranya dipengaruhi dampak negatif yang dialami oleh keluarganya akibat popularitasnya sebagai peramal.


Komcad merupakan sumber daya nasional yang disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan komponen utama, yaitu TNI. Seperti TNI, Komcad juga diberikan pangkat.


Pangkat ini diberikan setelah Komcad dilantik dan mengucapkan sumpah. 


Namun, kepangkatan hanya berfungsi saat mereka bertugas sebagai Komcad. Sebaliknya, saat menjadi warga negara sipil, Komcad tidak berpangkat.


Melalui beberapa unggahan di akun Instagram pribadinya di @hardgumay, Hard Gumay beberapa kali menuliskan bahwa dirinya berpangkat Serda alias Sersan Dua. Dia berada di bagian Komcad Matra Udara.


Mengarah ke Jokowi


Ciri-ciri yang disebut Hard Gumay yang akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan Prabowo mengarah kepada Presiden ke-7 RI Joko Widodo, baik ciri fisik seperti berbadan kurus, berkulit sawo matang dan berambut pendek cepak, maupun ciri nonfisik seperti pernah memiliki jabatan penting di pemerintahan, serta memiliki jaringan kuat dan strategi matang.


Terpilihnya Jokowi sebagai Presiden RI pada Pemilu 2014 dan 2019 serta majunya Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2024 dan terpilih merupakan bukti nyata bahwa Jokowi memiliki jaringan yang kuat dan strategi yang matang, kendati strategi yang dipilih itu berupa kebohongan demi kebohongan alias kamuflase.


Jaringan yang kuat juga sudah terbukti dimiliki Jokowi dengan menguasai TNI dan Polri, bahkan hingga wong Solo itu lengser keprabon sejak 20 Oktober 2024.


Panglima TNI saat ini, yakni Jenderal Agus Subianto, dan Kapolri saat ini, Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah pejabat yang diangkat oleh Jokowi yang kemudian dipertahankan oleh Prabowo.


Indikator Jokowi Kudeta


Jika yang dimaksud Hard Gumay yang akan melakukan kudeta terhadap Prabowo itu adalah Jokowi, maka masuk akal. 


Lalu, apa indikatornya?


Pertama, Jokowi adalah sosok yang ambisius. Terbukti, ia sempat berupaya memperpanjang masa jabatannya hingga tiga periode dengan berupaya mengamandemen Pasal 7 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 meskipun pada akhirnya gagal karena ditentang PDI Perjuangan di DPR RI.


Jokowi juga menyodorkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2024 dengan mengintervensi Mahkamah Konstitusi (MK) sehingga menerbitkan Putusan No 90 Tahun 2023 yang memberikan karpet merah bagi Gibran.


Sebelum menjadi wapres, Gibran adalah Walikota Surakarta, Jawa Tengah. Selain Gibran, Jokowi juga menjadikan menantunya, Bobby Nasution sebagai Walikota Medan yang kemudian maju sebagai calon gubernur Sumatera Utara pada Pilkada 2024 dan terpilih.


Selain itu, Jokowi juga menjadikan putra bungsunya, Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 


Semua itu mengindikasikan bahwa Jokowi adalah sosok ambisius, bahkan sedang membangun dinasti politik di Tanah Air.


Kedua, Jokowi adalah sosok yang mudah berkhianat. Pada Pilkada 2005 dan 2010, ia diusung PDIP sebagai calon walikota Surakarta, Jawa Tengah, dan terpilih.


Begitu pun pada Pilkada DKI Jakarta 2012, Jokowi juga diusung PDIP sebagai calon gubernur dan terpilih. 


Pun pada Pilpres 2014 dan 2019, Jokowi diusung PDIP sebagai calon presiden dan terpilih.


Tidak itu saja. Yang mengusung Gibran dan Bobby sebagai calon walikota pada Pilkada 2020 juga PDIP dan terpilih.


Tapi lihatlah, dengan mudah Jokowi mengkhianati PDIP dan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri. Pada Pilpres 2024, Jokowi lebih memilih mendukung Prabowo-Gibran daripada capres-cawapres yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo-Mahfud Md.


Ketiga, Jokowi punya jaringan yang kuat dan hubungan yang baik dengan TNI dan Polri. 


Bahkan Panglima TNI Jenderal Agus Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mengangkat adalah Jokowi yang kemudian dipertahankan oleh Prabowo. 


Hubungan yang baik Jokowi dengan TNI dan Polri sudah terbukti di Pilpres dan Pilkada 2024.


Jika TNI dan Polri mendukung, niscaya kudeta yang akan dilancarkan oleh siapa pun, termasuk mungkin Jokowi akan lancar.


Sebaliknya, kalau tidak didukung oleh TNI dan Polri, kudeta tak akan berhasil. Lihat saja kudeta gagal yang dilancarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965.


Abdurrahman Wahid saat menjabat Presiden RI juga sempat mengeluarkan dekrit pembubaran DPR RI dan Partai Golkar. 


Tapi karena tidak didukung TNI dan Polri, Gus Dur pun gagal. Bahkan bekas Ketua Umum PBNU itu yang akhirnya dilengserkan oleh MPR RI atas dukungan TNI dan Polri.


Akan tetapi, dalam sejarah Indonesia, tak pernah TNI dan Polri mendukung kudeta terhadap pemerintahan yang sah. Apalagi melakukan kudeta. 


Sebab itu, jika Jokowi akan melakukan kudeta, belum tentu didukung TNI dan Polri. 


Mungkin karena itulah Hard Gumay menerawang hasil kudeta yang akan dilakukan sosok kurus itu masih misterius.


Akan tetapi, secara natural, tanpa kudeta pun Gibran bisa naik ke kursi Presiden RI jika karena faktor kesehatan Prabowo yang saat ini berusia 74 tahun berhalangan tetap. Itulah! ***


👇👇


Penulis blog