DEMOCRAZY.ID - Lembaga survei Indexpolica merilis hasil surveinya terkait dengan 100 hari kerja Menteri Kabinet Merah Putih.
Hasilnya, publik menilai sejumlah menteri di Pemerintahan Prabowo-Gibran berhasil.
"Top of mind menteri pilihan responden yang dianggap bekerja keras dalam kurun 100 hari dipemerintahan Prabowo-Gibran adalah tertinggi Menteri Agama Nasaruddin Umar, dengan 25,6%, beliau dipilih karena telah berhasil menurunkan harga ongkos naik haji," kata Direktur Riset Index Politica Fadhly di Jakarta, Jumat (31/1/2025)
Kemudian, di posisi kedua Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dengan angka 21,2%.
Bahlil, dianggap berhasil menghemat APBN dalam program biodiesel b40 yang menghemat biaya impor solar sebesar Rp147,5 triliun.
"Di posisi ketiga 19,7% yakni Letjen (Purn) Sjafri Sjamsoeddin Menteri Pertahanan (Menhan). Menhan dipilih karena dianggap berhasil dalam program tranfer teknologi alutsista yakni frigate Merah Putih, drone anka, dan kapal selam Scorpene Evolved," tuturnya.
Posisi keempat pilihan responden 16,8% jatuh pada Menteri ATR/BPN Nusron Wahid.
Fadhly mengatakan, Nusron dipilih karena dianggap berani dan tegas atas kasus pagar laut di Tanggerang.
"Berani mencabut SHGB dan SHM perusahaan yang terlibat dalam kasus tersebut," katanya.
Di posisi kelima, kata dia, pilihan responden sebesar 5,5% jatuh kepada Menko bidang Pangan Zulkifli Hasan.
Ketum PAN itu terpilih karena dianggap berhasil dengan program tolak impor beras, garam, dan jagung.
"Terakhir, nomor urut enam sekitar 1,8% dr, Ir Andi Amran Sulaiman. Beliau Menteri Pertanian dianggap berhasil dan cakap dalam program jangka panjang swasembada pangan," katanya.
Dalam survei ini, responden menyatakan kepuasan atas pemerintahan Prabowo-Gibran sebesar 87,9% karena dianggap sudah langsung bekerja sesuai tupoksi masing masing kementerian dan lembaga negara, sisanya 12,1% kurang puas.
"Survei ini juga tidak mencantumkan kinerja menteri terburuk atau tidak populis karena dianggap sangat subjektif dan terlalu cepat memberi nilai buruk. Karena baru 100 hari kerja," katanya.
Survei yang dilaksanakan pada 22-29 Januari 2025 ini menggunakan metode kuantitatif.
Survei ini melibatkan 1.200 responden dengan teknik multistage random sampling yang proporsional.
"Responden adalah warga negara Indonesia yang berusia 20 tahun ke atas dengan minimal pendidikan tamatan SMA sederajat," katanya.
Fadhly mengatakan, responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka mendalam oleh asisten peneliti yang berpengalaman.
Toleransi kesalahan (margin of error) survei lebih kurang 3% dengan derajat kepercayaan 95%.
"Karakteristik populasi responden berdasarkan pendidikan adalah SMA sederajat 12%, kemudian 71% adalah tamatan sarjana S1, dan sisanya S2, dan S3," kata Fadhly.
Sedangkan karakteristik populasi responden berdasarkan pekerjaan adalah 10,7% mahasiswa, karyawan swasta 17,2%, Pegawai Negeri Sipil (PNS) 18,6%, wiraswasta UMKM 22,5%, guru 23,8%, dan sisanya ibu rumah tangga (IRT) 2,4%.
Sumber: SindoNews