DEMOCRAZY.ID - Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi mulai membongkar peruntukan dana APBD Provinsi Jawa Barat saat dipimpin oleh Ridwan Kamil
Salah satu yang dibongkar Dedi Mulyadi adalah anggaran untuk pembangunan Masjid Al jabbar.
Seperti diketahui, masjid megah tersebut sempat dibangga-banggakan sebagai karya fenomenal Ridwan Kamil
Namun ternyata, sebagian anggaran pembangunan masjid itu menggunakan dana utang untuk pemulihan ekonomi pasca Covid-19.
Dari total hutang pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Rp 3,4 triliun, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggunakan sekitar Rp 200 miliar untuk membangun Masjid Al Jabbar.
Dalam pemerintahannya, Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi benar-benar membuka anggaran belanja dan pemasukan Pemprov Jabar.
Selama masa jabatannya, Dedi Mulyadi ketempuhan membayar cicilan hutang sebesar Rp 566 miliar per tahunnya sampai 2029 nanti.
Dijelaskan bahwa hutang dipinjam pada tahun 2020 dan 2021.
"Waktu tahun 2020-2021 kita kan pinjam duit, PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) akibat dampak Covid," kata Dedi Mulyadi di channel Youtubenya.
PEN digelontorkan Pemerintah Pusat pada Pemerintah Daerah dengan tujuan pemulihan ekonomi pasca diterpa pandemi Covid-19.
"Jadi ekomoni nasional harus dipulihkan pemerintah, maka pemerintah ngasih pinjaman pada pemerintah provinsi untuk memulihakn ekonomi agar rakyat kerja, agar ekomoni berputar kembali. Uang pinjaman itu digunakan untuk apa ?" tanya Dedi Mulyadi ke pejabata eselon III yang diutus Pj Gubernur Jawa Barat sebagai pengganti tim transisi.
Total hutang atau pinjaman dari pusat sebesar Rp 3,4 triliun yang dibagi menjadi dua termin.
Dedi Mulyadi mengatakan pinjaman tersebut menjadi hutang seluruh rakyat Jawa Barat.
"Biar seluruh rakyat Jawa Barat kita punya hutang, hutang itu dibelanjakan untuk ini, kan hutang, hutang seluruh rakyat Jawa Barat," kata Dedi.
Dari Rp 3,4 triliun dibelanjakan pada 11 kegiatan, termasuk pembangunan Masjid Al Jabbar.
Masjid Al Jabbar menelan Rp 207 miliar dari hutang pemulihan Covid-19.
Berikut rincian lengkap :
1. Infrastruktur jalan 68 kegiatan, Rp 950 miliar
2. Infrastruktur pengairan, irigasi, Rp 28 miliar
3. Penataan air limbah Rp 10 miliar
4. Infrastruktur perumahan rakyat, rutilahu Rp 877 miliar
5. Infrastruktur ruang terbuka publik. Taman, alun-alun di 12 titik, Rp 160 miliar
6. Infrastruktur perkotaan bangunan publik kreatif center 3 kegiatan Rp 21 miliar
7. Infrastruktur perkotaan sarana peribadatan. Bangun Masjid Al Jabbar Rp 207 miliar
8. Infrastruktur sosial pariwisata ada 15 kegiatan destinasi wisata Rp 173 miliar
9. Revitalisasi pasar 12 kegiatan Rp 137 miliar
10. Pembangunan pasar kreatif Rp 11,3 miliar
11. Sosial kesehatan Rp 816 miliar
Dedi Mulyadi menerangkan tahun itu Pemprov Jabar membutuhkan dana untuk melakukan pemulihan ekonomi.
"Dengan membangun berbagai kegiatan, bangun jalan, irigasi, alun-alaun, sarana peribadatan, pasar, industri kreatif, fasilitas kesehatan, rutilahu," katanya.
Sampai kemudian Pemerintah Provinsi Jabar meminjam dana yang kini menjadi kewajiban untuk dikembalikan.
"Pada sata itu butuh dana yah akhirnya pinjam dan dana itu menjadi kewajiban pemerintah provinsi untuk dibayar selama dar 2022-2029, 7 tahun. Per tahunnya rata-rata Rp 500 miliar, jadi Rp 3,5 triliun," jelas Dedi Milyadi.
Diketahui sebelumnya Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat saat itu mengatakan pembangunan Masjid Al Jabbar menggunakan APBD sebesar Rp 1 triliun.
Setelah itu, Pemprov Jabar juga mengeluarkan dana pemeliharaan Masjid Al Jabbar sebesar Rp 42 miliar per tahun.
Sumber: Tribun