EKBIS POLITIK

Blak-Blakan! Politisi PKS Ini Bongkar 'Biang Kerok' Penyebab Kelangkaan LPG 3 Kg

Democrazy Media
Februari 03, 2025
0 Komentar
Beranda
EKBIS
POLITIK
Blak-Blakan! Politisi PKS Ini Bongkar 'Biang Kerok' Penyebab Kelangkaan LPG 3 Kg



DEMOCRAZY.ID - Anggota Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nevi Zuairina membongkar penyebab langkanya tabung gas LPG 3 Kg.


Dia mengatakan, salah satu penyebab utama kelangkaan adalah penetapan kuota LPG bersubsidi pada 2025 yang lebih rendah dibandingkan realisasi penyaluran pada tahun sebelumnya.


Pada 2024, distribusi LPG 3 kg mencapai 414.134 metrik ton, sementara kuota tahun ini hanya sebesar 407.555 metrik ton. 


Pemerintah memang mengklaim adanya kenaikan kuota dalam APBN 2025 sebesar 8,17 juta metrik ton atau naik 2,1 persen dibanding tahun lalu, namun angka ini tetap lebih kecil dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.


“Dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan energi yang terus meningkat, kebijakan ini berisiko memperburuk kelangkaan di banyak daerah," kata Nevi dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (3/2/2025).


Selain kuota yang terbatas, lanjut Nevi, sistem distribusi yang belum optimal juga menjadi faktor utama permasalahan ini. 


Hingga saat ini, jumlah pangkalan resmi Pertamina di seluruh Indonesia mencapai sekitar 259.226 unit, tetapi akses masyarakat terhadap pangkalan ini masih terbatas.


Nevi mendapat informasi dari berbagai pihak, banyak warga terpaksa membeli dari pengecer dengan harga lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET), yang semakin menambah beban ekonomi.


“Saya menekankan bahwa pemerintah harus segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini sebelum dampaknya semakin meluas. Distribusi LPG 3 kg perlu segera diperbaiki agar tidak terjadi ketimpangan antara pasokan dan permintaan di masyarakat," tegas Nevi.


Karena itu, Nevi meminta pemerintah dan Pertamina dapat memastikan pasokan LPG cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kecil dan usaha mikro, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan yang berkepanjangan.


"Pengawasan terhadap distribusi juga harus diperketat agar tidak terjadi penyalahgunaan atau penimbunan yang menyebabkan lonjakan harga di pasaran," tuturnya.


Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menolak jika disalahkan atas kelangkaan tabung gas Elpiji (LPG) 3 Kg di tengah masayarakat.


Sebaliknya, Bahlil malah menyalahkan warga warga yang suka memborong tabung 3 kg tersebut. Menurutnya, kelangkaan terjadi karena warga membeli terlalu banyak.


"Mungkin yang mengatakan bahwa langka itu adalah bagi yang membeli banyak. Tapi kalau hanya untuk kebutuhan, insyaAllah konsumsinya, saya pikir, konsumsi rumah tangga clear kok," kata Bahlil kepada wartawan di The Highland Park Resort, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/2/2025).


Dia meminta agar masyarakat yang membeli Elpiji 3 Kg cukup dengan satu tabung. 


Sebab, ia menjelaskan saat ini masih banyak pihak yang secara individu membeli Elpiji 3 Kg dengan jumlah banyak.


"Satu orang jangan beli banyak-banyak dong. Kalau hanya untuk konsumsi rumah tangga, kan pasti ada batasannya. Tapi kalau satu orang, satu rumah tangga, sudah beli sampai 30 tabung, 40 tabung, berarti kan ada maksud lain," terang Bahlil.


Diketahui, Warga Jakarta, terutama di wilayah Jakarta Pusat, tengah menghadapi masalah yakni kelangkaan Elpiji 3 Kg yang telah berlangsung selama lebih dari seminggu. 


Gas bersubsidi yang biasa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga ini mendadak sulit ditemukan di berbagai agen dan pedagang gas keliling.


Keluhan warga pun tersebar luas, dan banyak yang terpaksa pulang tanpa membawa gas setelah berkeliling mencari. 


Warga Karang Anyar, Jakarta Pusat, Ningrum (42), mengeluhkan kelangkaan gas yang sudah berlangsung selama satu minggu. 


"Iya nih sudah mulai langka. Ini sih enggak saya pakai buat dagang, cuma buat masak. Tapi karena enggak ada gas jadi enggak bisa masak," ujar Ningrum.


Sumber: MonitorIndonesia

Penulis blog