DEMOCRAZY.ID - Duduk perkara kasus viral seorang siswa SD yang disuruh duduk dilantai oleh gurunya lantaran nunggak SPP akhirnya terungkap.
Dalam sebuah potongan video yang beredar luas di media sosial dan viral itu disebut sebut bahwa sang guru merasa tidak bersalah karena sudah menghukum siswa duduk dilantai.
Guru bernama Haryati yang menghukum muridnya tersebut itu belakangan menjelaskan alasannya menyuruh siswa SD kelas 4 bernama Mahesa itu belajar di lantai selama jam pelajaran.
Haryati mengungkapkan bahwa awalnya ia bertanya kepada Mahesa tentang orang tuanya yang menunggak SPP selama tiga bulan.
"Guru bertanya ke Mahesa) 'mana orangtuamu, mana mamakmu nak?'. (Kata Mahesa) 'udah pulang'. Disuruh ambil rapotnya, kalau enggak diambil rapotnya, kamu enggak boleh belajar," kata Haryati dilansir dari tayangan metro tv news, Rabu 15/1/2024.
Usai mengetahui orang tua Mahesa belum jua datang ke sekolah untuk membayar SPP, Haryati akhirnya berinisiatif meminta muridnya itu untuk duduk di lantai.
Lagipula kata Haryati, muridnya itu nyaman-nyaman saja belajar di lantai, namun demikian, ia tidak pernah ada niatan untuk menzolimi muridnya sama sekali.
Bahkan Haryati mengaku sempat kasihan sehingga tak menyuruh muridnya itu pulang.
"Habis itu, gimana ya. Saya mau memulangkan anak di jam pelajaran kemudian dia masih kecil, jalan ke rumahnya pun jauh, saya berpikir nanti dia kecelakaan, saya juga yang disalahkan, sekolah juga disalahkan. Kemudian (jika) saya berdirikan, anak itu pingsan, jatuh, saya juga yang disalahkan. Dia (Mahesa) juga nyaman dia duduk di bawah sambil mendengarkan saya ngajar, itu tujuan saya. Enggak ada niat saya menzolimi anak," ungkap Haryati.
Lebih lanjut diungkap Haryati, siswa yang ia minta duduk di lantai bukan cuma Mahesa saja.
Ada dua murid lainnya yang juga selama dua hari duduk di lantai karena belum bayar SPP.
Namun dua siswa lainnya itu tak kembali datang ke sekolah di hari ketiga, sedangkan Mahesa tetap bersekolah.
"Rabu itu saya mengajar jam pertama, kedua, ketiga. Itu anak masih duduk di bawah. Masih tetap saya tanya kan tiga orang yang duduk di bawah. Yang dua sudah enggak masuk (sekolah) lagi karena saya bilang 'nak kamu belum bayar ujian kamu, jadi kamu enggak boleh sekolah. Ibu guru kasihan kalau kamu duduk di bawah. Tolong bilang sama orang tuamu jangan masuk kalau belum'. Kalau urusan bayaran, itu urusan sekolah," katanya.
Sontak setelah mengetahui alasan dari sang guru, ibunda Mahesa yang memviralkan kasus putranya itu turut mengurai fakta mengejutkan.
Diakui Kamelia, hingga kini guru Haryati belum meminta maaf kepadanya.
"Enggak ada sama sekali, belum ada minta maaf, dari kejadian saya pingsan di sini juga enggak ada minta maaf. Mungkin malu atau apa ego enggak masalah sama saya, saya pun juga kalau dia enggak minta maaf ya terserah," ujar Kamelia.
"Dia (Haryati) tetap bersikeras dengan peraturan yang dia buat. Padahal peraturan itu inisiatif pribadi," sambungnya.
Tak hanya itu, usai kasus tersebut viral, Wali Kota Medan Bobby Nasution langsung mengurai tindakan responsif dari Pemkot Medan.
Wali Kota Medan, Bobby Nasution memberikan tanggapan terkait viral siswa kelas 4 SD Dihukum duduk di lantai kelas lantaran nunggak SPP.
Adapun Gubernur Sumatera Utara terpilih ini meminta dinas pendidikan untuk ambil tindakan dengan menegur kepala sekolah SD Abdi Sukma.
"Ini kan masalah kemanusiaan, (jadi kami) memberikan teguran ke sekolahnya walaupun administrasinya karena ini sekolah swasta," ucap Bobby.
Bobby meminta orang tua siswa yang mengalami masalah pembiayaan sekolah untuk menghubungi Pemkot Medan.
"Bukan kita lepas tangan, tapi memang dari awal (kita) telah mengimbau orang tua atau siswa siswi di SD maupun SMP, bagi yang mengalami masalah pembiayaan, dari kami Pemkot Medan memberikan solusi untuk pindah ke sekolah negeri," katanya.
Menurutnya, pembiayaan siswa di sekolah negeri akan ditanggung Pemkot Medan sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
"Kami langsung menerima di sekolah negeri, langsung kami terima di sekolah negeri, tanpa ada biaya apa pun," tegasnya.
Setelah itu, oknum guru SD di Medan, Sumatra Utara bernama Haryati mendapat sanksi skorsing setelah menghukum siswanya duduk di lantai saat pelajaran.
Sementara itu, Ketua Yayasan Abdi Sukma, Ahmad Parlindungan, menyatakan pihaknya tak pernah memberi perintah untuk menghukum siswa yang menunggak pembayaran SPP.
Selama ini, yayasan berusaha mencarikan dana bantuan untuk siswa kurang mampu seperti bantuan operasional sekolah (BOS).
"Kami di sekolah itu memberikan prioritas bantuan enam bulan gratis dari Januari sampai Juni untuk uang sekolah." katanya.
"Juli sampai Desember itu baru bayar, uang sekolahnya kelas 4 sampai kelas 6 itu Rp 60.000," ucapnya.
Selain itu, ada bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang diterima 79 siswa termasuk MI yang dihukum duduk di lantai.
"(MI) dapat PIP di tahun 2022, 2023, dan 2024, nilainya itu Rp 450.000 per tahun," terangnya.
Diketahui, pihak guru dan orang tua masih bersitegang, belakangan muncul isu adanya rekayasa dalam video viral yang direkam Kamelia. Isu tersebut dihembuskan sendiri oleh keluarga Kamelia.
Kepada awak media, kakak Kamelia bernama Yani membeberkan rekaman CCTV yang memperlihatkan suasana kelas.
Dalam rekaman CCTV tersebut tampak Mahesa awalnya duduk di kursi tengah bersama temannya.
Namun tiba-tiba Mahesa melihat ke arah pintu dan langsung berpindah duduk di lantai depan papan tulis di ruang kelas.
Kata Yani, yang menyuruh Mahesa duduk di lantai hingga videonya viral itu adalah Kamelia sendiri.
Dugaan tersebut diungkap Yani setelah melihat CCTV yang ternyata bertepatan dengan momen kedatangan Kamelia ke sekolah.
"Pada awalnya si Mahesa kan mau duduk di bangku. Mamanya manggil, itu di CCTV ada mamanya (Kamelia) manggil, disuruh anaknya duduk di situ (lantai). Anaknya lagi saat belajar itu duduk di bangku, tiba-tiba dipanggil mamanya disuruh duduk di bawah, langsung divideoin mamanya," ungkap Yani.
Karenanya, Yani membantah menyebut guru Haryati tak bersalah dalam kasus tersebut, sebab yang ingin duduk di lantai itu adalah Mahesa.
"Guru enggak salah. Kakak Kamelia enggak salah. Memang anaknya yang mau duduk di sini (lantai)," ujar Yani.
Lantaran hal tersebut, Yani meminta kepada publik agar jangan menyalahkan guru Haryati ataupun pihak sekolah.
Diakui Yani, ia dan keluarga besarnya kini malu atas aksi Kamelia yang memviralkan video settingan tersebut.
"Hentikan semua aplikasi untuk menjelekkan sekolah. Kesalahan bukan dari guru, tapi memang adekku yang tidak tahu diri itu memang. Aku mohon ini atas nama keluarga, kami malu sama keluarga, tolong hentikan jangan lagi diperpanjang masalah ini, maafkan kami," kata Yani.
Sumber: VIVA