CATATAN POLITIK

'Presiden Segeralah Keluarkan Maklumat Darurat Perang'

DEMOCRAZY.ID
Januari 21, 2025
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
'Presiden Segeralah Keluarkan Maklumat Darurat Perang'


'Presiden Segeralah Keluarkan Maklumat Darurat Perang'


Thomas Jefferson mengatakan: Bahwa penindasan terhadap suatu bangsa lebih banyak dilakukan oleh penguasa dari bangsa itu sendiri daripada oleh penguasa asing


Kaum Pribumi sebagai Pendiri Negara, Pemilik Negara dan Penguasa Negara, saat ini kembali menjadi budak dan tamu di tanah airnya sendiri.


Mantan Presiden Jokowi sebagai boneka Oligarki telah mengukir karya besar memberi karpet merah kepada Oligarki ikut mengelola negara, sampai pada perbuatan  nekad telah dan akan mendirikan negara dalam negara seperti PIK 1 dan sedang berlangsung membangun Negara Aguan di PIK 2.


Pada hari Senin 20 Januari 2025, menyertai Bapak Said Didu check perkembangan di PIK 2. 


Lokasi pertama yang kita kunjungi adalah Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Tangerang tempat TNI AL bongkar pagar kemarin – tapi hari ini istirahat.


Sepanjang jalan yang dilalui terlihat dengan jelas pembangunan negara Aguan tetap berjalan, akibat lalu-lalang kendaraan berat jalan rusak parah, tanah yang sudah mereka kuasa ditutup pagar setinggi sekitar 4 meter.


Lokasi yang masih terbuka yang sudah di kuasai berderet deret Dump Truck sedang berlangsung penimbunan tanah, terlihat di sana sini sudah berdiri bangunan ( gedung ) permanen menjulang tinggi lambang kekuasaan dan keangkuhan PIK 2.


Di pantai Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga laut sedang pasang, rakyat dan beberapa tokoh masyarakat yang tahu Said Didu datang menyambut dengan ramah dengan rintihan meminta tolong bebaskan kami masyarakat di sini dari ancaman, penindasan dan kepungan kampung rakyat dari banjir


Hampir semua kampung bagian dalam, dekat pantai sudah terkepung banjir karena penimbunan tanah sudah tidak peduli lagi dampaknya bagi masyarakat sekitarnya.


Pindah tempat menuju  Desa Tanjung Burung, Kec Teluk Naga, Tangerang – pinggir Sungai Cisadane, bermaksud sewa kapal kecil akan mengitari pantai yang bisa dijangkau.


Dalam persiapan dan kapal kecil sudah merapat datanglah preman mengaku ini wilayah saya. 


Menghindari keributan dan bahaya lainnya terpaksa kita pergi dan rencana sewa kapal, kontak via Hp di batalkan.


Pindah tempat akan masuk Desa Kohod, Kec Pakuhaji, Kab. Tangerang di Gang masuk di kanan kiri sudah terpasang spanduk / baliho larangan masuk bagi Said Didu dkk. Mobil terus memutar di lokasi yang sedang melakukan penimbunan tanah.


Sosok Said Didu dianggap musuh yang berbahaya bagi Aguan ( PIK 2 ), terpampang foto baliho Said  Didu di pintu masuk Desa Kohod, Kec Pakuhaji, Kab. Tangerang dan desa lainnya. 


Hebatnya Aguan membuat perlawanan oleh warga pribumi setempat yang sudah menjadi antek dan budaknya.


Semua yang mengikuti perkembangan pembangunan negara dalam negara lebih luas dari negara Singapura khususnya di PIK 2, akan terkecoh kalau hanya fokus di pematokan laut.


Pematokan laut di beberapa tempat sepertinya akan dibangun pelabuhan pantai pendukung Negara Agunan yang tidak lama akan berdiri megah sebagai hunian etnis cina sesuai perintah Xi Jinping.


Jalan keluarnya Presiden Prabowo Subianto keluarkan situasi DARURAT PERANG, untuk melawan perampas kedaulatan negara, tangkap adili dengan hukuman mati bagi siapapun yang terlibat. 


Sebagai bahan saja :


1) tempat pertama yang kita kunjungi adalah Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Tangerang tempat TNI AL bonkar pagar kemarin – tapi hari ini istrahat.


2) tempat kita diusir oleh preman adalah desa tanjung burung, Kec Teluk Naga, Tangerang – pinggir Sungai Cisadane.


3) tempat foto baliho tentang saya adalah pintu masuk Desa Kohod, Kec Pakuhaji, Kab. Tangerang


Pembangunan PIK 2 dengan segala perangkatnya menurut informasi intelijen sudah dijaminkan / diagunkan / dicollateralkan ke Bank-bank konsorsium China  87.5 % dan Jepang 12.5%.


Selama ini saya  amati hasil penjualan real estate tersebut dengan mengacu PIK 1 uangnya langsung di parkir diluar Indonesia. 


Sehingga apabila ada gagalnya pembayaran atau macetnya ke konsorsium tadi, maka kepemilikan PIK 2 adalah China dan Jepang.


Mundur di era penjajahan … Belanda merasa ada bahaya kerjasama dagang dengan etnis Cina maka Belanda memberlakukan aturan larangan penyewaan dan penjualan tanah pertanian di Jawa kepada orang orang Cina. 


Untuk membatasi gerakan dagang Cina yang bisa membahayakan Belanda. ***

Penulis blog