DEMOCRAZY.ID - Para pejabat Israel mengklaim kebakaran besar akan segera melanda Israel.
Mereka memperingatkan anggaran dan personel Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan mungkin tak akan mencukupi untuk menangani kebakaran itu.
Kepada Times of Israel, seorang asisten komisioner pemadam kebakaran menyakini amukan api akan tiba di Israel.
"Tak ada cara menghindarinya," kata asisten itu.
Dikabarkan, suhu telah melonjak naik di Mediterania Timur.
Pejabat pemadam kebakaran menyebut kebakaran itu bisa saja separah kebakaran di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), yang menjadi sorotan beberapa minggu belakangan.
"Kebakaran berskala Los Angeles tidaklah mustahil," kata pejabat tersebut.
Lain daripada itu, seorang perwakilan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan menyebut jumlah personel pemadam tidak memenuhi "standar global".
"Kami merekrut sedikit pemadam untuk dinas ini, tetapi pastinya ini tidak memenuhi standar global," ujarnya.
"Saya sedikit berhati-hati dalam mengatakan hal ini, tetapi kami ingin bersiap, kami ingin merekrut lebih banyak personel pemadam."
Dia menyebut situasi akan lebih baik jika dinas itu memiliki anggaran yang lebih besar.
"Sekarang ini kami melakukan semaksimal mungkin dengan apa yang kami punya."
All Israel News melaporkan Israel sudah berulang kali dilanda kebakaran. Kebakaran itu terjadi baik secara alami maupun disengaja.
Pada 2016, ada sekitar seperempat warga Kota haifa yang harus mengungsi karena kebakaran besar. Ada 500 apartemen yang hangus.
Saat itu pemerintah Israel mengklaim ada banyak api yang muncul tidak secara alami.
"Dari informasi yang diterima oleh Otoritas Pajak, Kepolisian Israel, dan Komisi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamat, dapat dipastikan bahwa api-api di lokasi ini disebabkan oleh pembakaran secara sengaja dan ada dugaan aktiviras teroris," demikian pernyataan Otoritas Pajak Israel.
Kebakaran di Los Angeles
Kebakaran di Los Angeles dikabarkan sudah menewaskan setidaknya 28 orang. Api mulai membakar kota itu tanggal 7 Januari.
Sekitar sepekan lalu, NBC News menyebut api telah menghanguskan area 23.448 hektar. Dinas pemadam kebakaran mengklaim api sudah bisa ditangani 90 persen.
Kantor berita Associated Press menyebut masih terlalu dini untuk menghitung kerugian secara akurat. Namun, sejumlah pihak mulai memberikan estimasi kerugian.
AccuWeather dalam kajian awalnya memperkirakan kerugian ekonomi akibat kebakaran di Los Angeles mencapai $135 miliar hingga $150 miliar.
Sementara itu, kerugian akibat badai Helena yang melanda enam negara bagian AS pada musim dingin tahun kemarin mencapai $225 miliar dan $250 miliar.
"Ini akan menjadi karhutla dengan kerugian terbesar dalam sejarah California modern dan mungkin sekali karhutla dengan kerugian terbesar dalam sejarah AS modern, karena api muncul di area berpenduduk padat di sekitar Los Angeles dengan beberapa properti berharga termahal di negara ini," kata Jonathan Porter, kepala meteorologi di AccuWeather.
Dalam estimasinya, AccuWeater menggunakan sejumlah variabel, misalnya kerusakan rumah, bisnis, infrastruktur, kendaraan, biaya kesehatan jangka dekat dan panjang, hilangnya pendapatan, dan gangguan rantai pasokan.
Seperti AccuWeather, perusahaan asuransi AON pada Jumat memperkirakan kebakaran di Los Angeles akan menjadi salah satu yang paling merugikan dalam sejarah AS.
Sebelum kebakaran Los Angeles, kebakaran di Paradise, California, disebut oleh AON sebagai kebakaran yang paling merugikan di AS.
Kerugian akibat kebakaran yang disebut "Camp Fire" itu mencapai $12,5 miliar. Sebanyak 85 tewas dan 11.000 rumah hangus.
Karhutla di Los Angeles diperparah oleh angin Santa Ana dan kekeringan ekstrem. Hingga berita ini ditulis api belum juga padam sehingga total kerugian bisa bertambah.
"Total kerusakan dan kerugian ekonomi akibat bencana karhutla ini bisa mencapai 4 persen PDB (produk domestik bruto) tahunan negara bagian California," kata Porter.
Sumber: Tribun