EKBIS POLITIK

Ketahuan Palsukan Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan, Copot Buzzer Jokowi Yang Jabat Komisaris PELNI!

DEMOCRAZY.ID
Januari 20, 2025
0 Komentar
Beranda
EKBIS
POLITIK
Ketahuan Palsukan Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan, Copot Buzzer Jokowi Yang Jabat Komisaris PELNI!



DEMOCRAZY.ID - Satu per satu para pendengung alias buzzer mantan Presiden Jokowi dikuliti, termasuk Kristia Budiyarto alias Dede Budhyarto yang menjabat komisaris di PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero/Pelni).


Kabar terakhir, pemilik akun X dan Instagram @kangdede78 itu, diduga memalsukan riwayat pendidikan dan pekerjaan. 


Belakangan terungkap Dede bukanlah alumni Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin (Unhas), Sulawesi Selatan (Sulsel).


Peneliti Kebijakan Publik IDP-LP, Riko Noviantoro mengatakan, jika benar  Dede Budhyarto memalsukan riwayat pendidikan, maka Presiden Jokowi harus bertanggung jawab. 


Apalagi, Dede merupakan salah satu buzzer Jokowi. Hal ini jelas mencoreng citra BUMN di pemerintahan Prabowo.


"Jika orang itu sudah sengaja melakukan pemalsuan, dan itu juga atas pengetahuan presiden, berarti ada keterlibatan. Atau ada tindakan bersama-bersama untuk memalsukan dokumen pribadi," kata Riko di Jakarta, dikutip Senin (20/1/2025).


"Nah ini tentu kalau itu terjadi benar dua-duanya maka dianggap (BUMN) punya integritas yang sangat rendah," ucapnya menambahkan.


Dalam hal ini, Riko menilai, ede seharusnya mundur atau dicoot dari jabatannya. 


Hal itu sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pemalsuan riwayat pendidikan. 


"Kita minta BUMN bersangkutan untuk mencopotnya kalau dia enggak mau mundur. Tapi harus dibuktikan dulu kebenarannya," kata Riko.


Dugaan pemalsuan riwayat pendidikan dari Dede sempat viral di media sosial (medsos) X. 


Di mana, Dede mengaku sebagai lulusan Fisipol Unhas Sulsel. Dia pun sempat bekerja di PT Planet Tecno yang tak ditemukan lokasinya.


Direktur Kemahasiswaan dan Penyiapan Karier Unhas, Abdullah Sanusi tegas-tegas menyebut tak ada nama Kristia Budiyarto atau Dede Budhyarto di data alumni Fisipol Unhas. 


“Sudah kami cek, yang bersangkutan tidak tercatat sebagai alumni Universitas Hasanuddin,” kata Abdullah, Rabu (15/1/2025).


Abdullah menyatakan Kristia Budiyarto juga tidak pernah tercatat sebagai mahasiswa Unhas, Sulsel. 


Dijelaskan juga Unhas tidak memiliki Fakultas Ilmu Komunikasi. Yang ada Program Studi Ilmu Komunikasi di bawah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.


Mengingatkan aja, Dede aktif membela Jokowi lewat akun medsos X sejak masa Pilpres 2019. 


Ia pernah meramaikan sejumlah tagar dukungan untuk pasangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin seperti tagar #Albantani.


Tagar tersebut, merujuk pada Imam Besar Masjidil Haram, Muhammad Nawawi al-Bantani yang merupakan kakek buyut dari Ma’ruf Amin. 


Kampanye di jagat maya tersebut digunakan untuk menggaet suara muslim.


Selain itu, cuitannya di medsos beberapa kali berujung polemik. Salah satunya ketika memplesetkan diksi khilafah menjadi ‘khilaf*ck’.


“Memilih capres jangan sembrono apalagi memilih capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafir-kafirkan, pengasong khilaf*ck anti Pancasila, gerombolan yang melarang pendirian rumah ibadah minoritas,” tulisnya pada 23 Oktober 2022.


Hingga saat ini, Kristia masih aktif mengkampanyekan dukungan terhadap pemerintah. 


Dukungan itu berlanjut kepada Presiden Prabowo Subianto setelah jabatan Jokowi berakhir di 20 Oktober 2024.


Sebelumnya ada nama Rudi Sutanto alias Rudi Valinka yang juga masuk barisan buzzer Jokowi. 


Dia aktif di medsos X dengan nama akun Kurawa, dilantik sebagai staf khusus Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid pada Senin (13/1/2025).


Menarinya, Menkomdgi Meutya mengaku gelap dengan rekam jejak digital Rudi Valenka. 


Alasannya, Menkomdigi Meutya lebih percaya kepada curriculum vitae Rudi yang tertulis ahli strategi komunikasi digital. 


Sumber: Inilah

Penulis blog