DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Faizal Assegaf kembali mengkritik dinamika politik di pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Kali ini, ia menyoroti masuknya sejumlah figur yang ia sebut sebagai "Geng Solo" dalam struktur kabinet yang telah disusun Prabowo.
Dikatakan Faizal, keberadaan kelompok ini bukan sekadar persoalan kinerja, tetapi juga menjadi ancaman bagi keberlangsungan visi dan misi Prabowo.
Hal ini dibeberkan Faizal saat hadir di acara Indonesia Lawyers Club yang dipandu Karni Ilyas.
"Masuknya geng Solo ke dalam komposisi kabinet pak Prabowo, itu problem utama," ujar Faizal dikutip pada Jumat (31/1/2025).
Ia secara spesifik menyebut beberapa nama, di antaranya Gibran Rakabuming Raka, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri BUMN Erick Thohir, serta Ketua Projo Budi Arie.
Faizal menilai mereka sebagai kelompok yang lebih banyak beraktivitas di media sosial dibanding menjalankan tugas pemerintahan secara optimal.
"(Mereka) sibuk di Medsos sebagai komplotan geng Solo," cetusnya.
Kata Faizal, kehadiran orang-orang Jokowi dalam pemerintahan Prabowo seakan menjadi sebuah duri yang berpotensi merusak.
"Bukan saja kinerja, sumber masalah yang menyebabkan semacam penyelendupan dan jebakan di ruang bernegara," tandasnya.
Faizal juga menilai bahwa kelompok ini memiliki agenda tersendiri yang berpotensi menggagalkan program-program yang telah dirancang oleh Prabowo.
"Geng Solo yang ada dalam struktur kabinet berusaha untuk terus-menerus mengarahkan Prabowo agar gagal dengan visi dan misinya," kuncinya.
Sebelumnya diketahui, Politikus dan aktivis Syahganda Nainggolan memberikan pandangannya terkait polemik yang tengah terjadi di Indonesia, khususnya mengenai visi ekonomi Prabowo Subianto.
Dikatakan Syahganda, Prabowo telah memiliki konsep yang jelas untuk membawa Indonesia menuju kejayaan, namun ia menyoroti eksekusi program yang dinilai belum optimal.
"Prabowo sudah pernah datang ke tempat saya, di Sabang Merauke Circle. Saat pidato tahun 2010 saja, beliau sudah punya visi besar," ujar Syahganda dikutip dari Podcast Bambang Widjojanto (15/1/2025).
Syahganda menarik sebuah contoh, ia mengatakan dalam 81 km harus ada akuakultur dan bisa menjadi solusi besar bagi Indonesia.
"Itu saja sudah solusi besar, kita akan kaya raya," Syahganda menuturkan.
Ia menyoroti dua sektor utama yang menjadi fokus Prabowo, yakni akuakultur di kawasan pantai dan pengembangan industri petrokimia.
Syahganda menilai akuakultur, seperti budidaya lobster dan udang di pinggir laut, memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Selain itu, industri petrokimia yang sempat berkembang pesat di era Soeharto, menurutnya, perlu diteruskan untuk mengatasi permasalahan pupuk yang saat ini masih menjadi kendala besar.
Namun, Syahganda mengkritik kinerja para pembantu Prabowo yang merupakan titipan Jokowi.
"Cuma problemnya, pembantu-pembantu Prabowo ini ada yang kebanyakan pemalas. Sepuluh tahun di zaman Jokowi itu malas," cetusnya.
"Bayangkan saja sampai Pak Prabowo harus datang sendiri ke Kementerian Keuangan dan Bappenas untuk menjelaskan konsep Ekonomi Pancasila," katanya.
Ia menekankan pentingnya inisiatif dari para menteri dan pejabat terkait untuk mendukung program-program strategis.
"Harusnya jangan menunggu didatangi. Misalnya di pinggir pantai, apa yang sudah kamu lakukan? Kamu kan menteri urusan pantai dan laut, seharusnya proaktif," imbuhnya.
Syahganda juga menyoroti penurunan kontribusi industri terhadap perekonomian nasional.
"Zaman Soeharto, industri kita pernah menyumbang 30 persen. Sekarang tinggal 17 persen. Ini harus segera diperbaiki," tegasnya.
Ia berharap program-program ekonomi yang telah dirancang Prabowo dapat dieksekusi dengan serius, terutama dengan dukungan para pembantu yang lebih kompeten dan berkomitmen.
Syahganda bilang, visi besar Prabowo perlu diwujudkan untuk menjawab tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini.
Sumber: Fajar