EKBIS HUKUM POLITIK

[EKSKLUSIF] LBH Muhammadiyah Ungkap '9 Nama' Operator Pemasangan Pagar Laut, Ada Tangan Kanan Aguan

DEMOCRAZY.ID
Januari 20, 2025
0 Komentar
Beranda
EKBIS
HUKUM
POLITIK
[EKSKLUSIF] LBH Muhammadiyah Ungkap '9 Nama' Operator Pemasangan Pagar Laut, Ada Tangan Kanan Aguan



DEMOCRAZY.ID - Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik (LBHAP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menyerahkan sekitar sembilan nama yang diduga terlibat dalam pemasangan pagar laut ilegal ke Bareskrim Mabes Polri.


Dari sembilan nama tersebut, salah satu pihak yang diduga terlibat langsung dalam aktivitas pemagaran laut ialah Agung Sedayu Group milik Sugianto Kusuma alias Aguan.


Ketua Riset dan Advokasi Publik LBHAP PP Muhammadiyah, Gufroni, mengungkapkan dugaan keterlibatan Agung Sedayu Group dalam kasus pagar laut ilegal terungkap melalui sebuah video viral yang beredar di media sosial.


Video, kata dia, turut dilampirkan sebagai salah satu bukti dalam aduan ke Bareskrim Polri. 


Dia mengatakan, video itu menunjukkan seorang pekerja pekerja bambu yang mengakui, tindakan yang ia lakukan atas perintah dari Agung Sedayu Group.


"Itu terjadi di daerah Kronjo jadi ada orang yang menanyakan ini dari mana, untuk apa? Dan dia tanya ini dari Agung Sedayu? Dia menjawab 'iya'," ujar Gufroni.


"Jadi terkonfirmasi bahwa pagar bambu ini tidak misterius, tapi jelas ada. Ada pekerjanya, ada yang membiayai. Jadi PT Agung Sedayu sebagai badan hukum saya kira perlu dimintai keterangan oleh Bareskrim Polri," kata dia menambahkan.


Adapun nama-nama pihak lain yang turut diserahkan kepada pihak kepolisian, antara lain: Ali Hanafi Wijaya, seorang yang dikenal sangat familiar di kawasan Tangerang Utara.


Ia bukan hanya terkait dengan kasus pemagaran laut, tetapi juga dengan isu pembebasan lahan yang dinilai sangat intimidatif. 


Harga pembebasan lahan yang ditawarkan bahkan disebut sangat rendah, hanya sekitar Rp50.000 per meter.


Kemudian Engcun alias Gojali, orang juga terkenal dekat dengan Ali Hanafi. 


Selain itu ada juga Mandor Memet yang disebut Gufroni sebagai pelaksan di lapangan untuk mempekerjakan pekerja bambu.


"Jadi ini satu tim, Mandor Memet yang di lapangan, kemudian difasilitasi oleh Engcun alias Gojali, kemudian soal pendanaan dan struktur oleh Ali Hanafi. Tinggal dikonfirmasi, mudah-mudahan itu benar adanya," beber Gufroni.


Sementara itu, Arsin Kepala Desa Kohot, kecamatan Paku Haji, Kabupaten Tangerang, juga diduga terlibat dalam aktifitas pemagaran laut. 


Kemudian Sandi Martapraja, yang mengklaim pemagaran bambu ini adalah swadaya, dalam rangka mencegah abrasi.


Namun, Gufroni meyakini Sandi bukan pelaku utama. Dia hanyalah orang yang disuruh, dan dijadikan semacam tameng atau pasang badan untuk pelaku sesungguhnya. 


Selain Sandi, ada Tarsin yang juga di cap sebagai orang suruhan.


Gufroni menegaskan bahwa nama-nama yang diadukan merupakan hasil temuan dari sejumlah video yang beredar di media sosial.


"Kami menduga, orang-orang yang muncul atau disebut dalam video tersebut memiliki keterlibatan dalam pembangunan pagar laut ini. Jadi yang kami sebutkan adalah bersumber dari sosial media. Jadi supaya penyidik bisa menelusuri lebih dalam, karena ini sangat viral di Kabupaten Tangerang," ucap dia.


SIMAK SELENGKAPNYA:


[VIDEO]




Kekisruhan pagar laut ini sudah berlangsung sejak Selasa (7/1/2025) lalu. Diduga dalang pemagaran ini adalah Agung Sedayu, pengembang PSN PIK 2. Dugaan ini sempat dibantah oleh pihak kuasa hukum, Muannas Alaidid. 


Dia mengklaim perusahaan milik konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan tak pernah melakukan tindakan yang menghalangi akses masyarakat, termasuk nelayan, ke sumber daya laut.


"Tidak ada keterlibatan Agung Sedayu Group dalam pemasangan pagar laut. Kami menegaskan hingga saat ini tidak ada bukti maupun fakta hukum yang mengaitkan Agung Sedayu Group dengan tindakan tersebut," ujar dia dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis (9/1/2025).


Klaim Muannas bertolak belakang dengan kesaksian warga sekaligus nelayan Desa Kronjo, Tangerang, Heru Mapunca. 


Saat ditemui awak media, Kamis (9/1/2025), pria berusia 47 tahun ini mengaku pernah bertemu dengan pelaku pemasangan pagar laut.


Dia menuturkan, pemasangan dilakukan pada malam hari. Kala itu, dia melihat lima unit mobil truk sedang konvoi membawa muatan bambu menuju Pulau Cangkir. 


Karena penasaran Heru mengecek ke lokasi pada keesokan harinya, dia kaget ada sejumlah tukang yang sedang sibuk memilah bambu.


Dia menambahkan, para tukang misterius itu berjumlah 10 orang. Dalam melancarakan aksi pemasangan pagar laut, menggunakan 3 perahu.


 "Oh banyak, 10 orang (tukang). 3 perahu kalau enggak salah. Hebat pemborongnya laut saja diuruk, dipager-pager gitu," ujarnya sambil terkekeh.


Heru pun bertanya kepada salah satu tukang dan akhirnya dia mengetahui bahwa pagar laut tersebut merupakan proyek garapan Agung Sedayu. 


Dia menambahkan, para tukang misterius itu berjumlah 10 orang. Aksi pemasangan pagar laut, menggunakan 3 perahu. 


"Mang ini bambu buat apa?" tanya Heru kepada tukang tersebut yang dijawab, "Mau buat pagar di laut."


"Ini proyek siapa?" tanya Heru lagi, kemudian dijawab si tukang, "Agung Sedayu."


Sumber: INILAH

Penulis blog