EKBIS POLITIK

Catat Ini! Sri Mulyani Berjanji Tak Akan Tarik Utang Ugal-Ugalan Seperti Era Jokowi

DEMOCRAZY.ID
Januari 25, 2025
0 Komentar
Beranda
EKBIS
POLITIK
Catat Ini! Sri Mulyani Berjanji Tak Akan Tarik Utang Ugal-Ugalan Seperti Era Jokowi



DEMOCRAZY.ID - Tak sedang bercanda, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berjanji tidak serampangan menarik utang baru pada tahun ini. 


Penambahan dan pengelolaan utang dilakukan lebh hati-hati dan terukur ketimbang sebelumnya.


Hal ini, kata Sri Mulyani, penting dilakukan untuk memastikan APBN tetap sehat dan berkelanjutan.


"Pembiayaan terus dijaga secara hati-hati dan terukur dengan terus memperhatikan outlook dari defisit APBN dan likuiditas pemerintah, serta dinamika pasar keuangan yang terus meningkat dan kesenjangan antara biaya utang dengan risiko utang," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK di kantornya, Jakarta, Jumat (24/1/2025).


Sri Mulyani menyebut, Kementerian Keuangan(Kemenkeu) akan terus mengoptimalkan pengelolaan dan peran APBN sebagai instrumen penting untuk melakukan perbaikan di Tanah Air. 


"Untuk melakukan stabilisasi, memperbaiki distribusi pemerataan dan meningkatkan efisiensi dari perekonomian," imbuhnya.


Asal tahu saja, defisit APBN 2025 ditetapkan senilai Rp616,19 triliun. Diperlukan utang Rp775,87 triliun dan pembiayaan non-utang senilai Rp159,7 triliun. 


Dari utang sebesar Rp775,8 triliun itu, sebesar Rp642,5 triliun berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), sisanya Rp133,3 triliun berasal dari utang.


Era presiden Jokowi, banyak ekonom dan analis mengkritik jumlah utang yang menggunung dalam waktu cepat. 


Tentu saja, Sri Mulyani yang menjabat menkeu, tidak bisa lepas dari catatan buruk di zaman Jokowi.


Pada 2016, Jokowi menunjuk Sri Mulyani menjabat menkeu. Kala itu, utang pemerintah menumpuk menjadi Rp3.515,7 triliun dengan rasio 28,34 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 


Setahun kemudian tumbuh menjadi Rp3.994,8 triliun dengan rasio 29,40 persen.


Pada 2018, utang pemerintah kembali naik menjadi Rp4.466,2 triliun dengan rasio 30,10 persen. Pertama kalinya rasio utang terhadap PDB melampaui 30 persen. 


Pada 2019, Sri Mulyani dipertahankan sebagai menkeu, utang pemerintah melompat Rp4.786,5 triliun dengan rasio 30,23 persen.


Selanjutnya, hingga Agustus 2024, utang pemerintah telah mencapai Rp 8.461,9 triliun, dengan rasio utang terhadap PDB turun 38,49 persen. 


Penurunan rasio ini dianggap sebagai keberhasilan pemerintah menjaga stabilitas fiskal. Sebenarnya ini bukan prestasi karena utang bertambah terus.


Sumber: Inilah

Penulis blog