DEMOCRAZY.ID - Jajaran Kabinet Merah Putih (KMP) di 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran, jadi sorotan publik.
Pasalnya, Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menerbitkan catatan rapor kinerja 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Diketahui, CELIOS adalah lembaga penelitian independen yang fokus pada kajian makro-ekonomi, keadilan fiskal, transisi energi dan kebijakan publik.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dan diterbitkan CELIOS, ada lima menteri di Kabinet Merah Putih yang dinilai perlu diganti atau reshuffle.
Siapa Menteri jajaran Kabinet Merah Putih yang akan di reshuffle? Berikut nama menteri yang perlu diganti berdasarkan evaluasi yang dilakukan CELIOS:
1. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni
Sebanyak 36 persen responden menilai Raja Juli tak terlihat bekerja selama 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran.
Raja Juli juga jadi menteri dengan skor terendah dalam evaluasi kinerja energi dan lingkungan hidup versi CELIOS dengan nilai -45.
Skor ini menampilkan kemunduran dalam pengelolaan konservasi hutan terutama wacana untuk program ketahanan pangan dan transisi energi yang berisiko tinggi meningkatkan deforestasi.
2. Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi
Budi Arie Setiadi menjadi salah satu menteri yang mendapat rapor merah dari CELIOS. Budi menempati posisi kedua terendah dengan skor negatif dalam hal kinerja, yakni -39.
Selama 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran, Budi Arie dinilai tidak punya terobosan dalam pengelolaan koperasi.
3. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
Kinerja Bahlil Lahadalia diberi skor -25. Kinerjanya dinilai tak baik terkait efektivitas pengelolaan sumber daya energi, pengelolaan hilirisasi mineral, dan transisi energi bersih (belum jelasnya pemensiunan PLTU batubara paska G20 Brasil).
4. Menteri HAM Natalius Pigai
Natalius Pigai mendapat skor terendah dalam evaluasi CELIOS terkait kinerja kementerian di bidang hukum dan HAM dengan skor -35.
Kritik terhadap kinerjanya tak terlepas dari kontroversi yang memicu respons negatif publik.
Selain itu, kebijakan HAM dinilai kurang terarah dan sering kali berbenturan dengan kewenangan lembaga lain.
5. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto
Yandri menjadi menteri dengan skor terendah dengan nilai -29 dalam evaluasi kinerja menteri di sektor sosial dan politik.
Posisi ini tak lepas dari kontroversi kebijakan desa yang memicu kritik tajam, ditambah dugaan konfik kepentingan yang mencuat sejak awal masa jabatannya.
Metodologi penilaian kinerja 100 hari Kabinet Prabowo-Gibran menggunakan survei berbasis expert judgment.
Panel juri terdiri dari para jurnalis yang memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah dari beragam media massa baik elektronik, dan cetak.
Setiap panelis memberikan penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Keberagaman panelis memastikan penilaian mencakup berbagai perspektif.
Kemudian, setiap panelis memberikan peringkat kepada tiga menteri terbaik berdasarkan kinerja mereka dalam 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran.
Proses ini memastikan penilaian yang adil dan komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk pencapaian program, kesesuaian kebijakan dengan kebutuhan publik, kualitas kepemimpinan, dan tata kelola anggaran.
Menteri yang dipilih sebagai yang terbaik mendapat tiga poin, yang kedua dua poin, dan menteri ketiga mendapatkan satu poin.
Poin menteri terbaik tersebut kemudian dikurangi jumlahnya dengan pilihan tiga menteri terburuk.
Estimasi ini dilakukan secara berjenjang untuk memastikan konsistensi dan keandalan data yang diberikan.
Studi ini menjaring respon dari 95 jurnalis dari total 44 lembaga pers di Indonesia.
Lembaga pers tersebut tersebar dari desk berbeda di antaranya desk ekonomi, sosial dan politik, hukum dan HAM, serta energi dan lingkungan.
Validitas isi (content validity) maupun validitas konstruk (construct validity) dilakukan pada awal studi untuk memastikan pertanyaan benar-benar mengukur variabel yang dimaksud.
Setelah data terkumpul, pemeriksaan konsistensi jawaban dilakukan untuk mendeteksi pola atau outlier.
Sumber: Akurat