POLITIK

Pilgub Jakarta Minim Yang Nyoblos, RIDO Tuding Penyelenggara Pemilu Tak Becus!

DEMOCRAZY.ID
Desember 03, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Pilgub Jakarta Minim Yang Nyoblos, RIDO Tuding Penyelenggara Pemilu Tak Becus!



DEMOCRAZY.ID - Sekretaris Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Basri Baco mengakui partisipasi pemilih di Pilgub Jakarta 2024 begitu rendah.


Baco mengatakan, dari kisaran 8 juta jiwa penduduk DKI Jakarta, hanya setengahnya yang menggunakan hak pilih pada 27 November lalu. Hal ini berimbas ke raihan suara pasangan RIDO di Jakarta.


"Berdasarkan hasil pengecekan lapangan oleh tim-tim kita kenapa rendahnya partisipasi? yang pertama ini fakta dari pemilu ke pemilu, dari pilkada ke pilkada di DKI Jakarta, undangan pencoblosan itu atau formulir C6 itu dibagi atau disebarkan oleh RT dan RW. Kenapa RT dan RW? karena mereka yang lebih paham warganya masing-masing," ujar Baco dalam jumpa pers di DPD Golkar, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024).


Ia mengaku, Form C6 pada pilkada 2024 ini dibagikan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) melalui Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang tidak begitu mengenal warga di sekitar tempatnya.


"Ditambah lagi TPS yang biasanya isinya 300 orang sekarang isinya 600 orang, sehingga KPPS yang tidak terlalu paham mengenai orang-orang yang nyoblos di TPS tersebut membuat KPPS kewalahan, menyebarkan atau menyampaikan atau mengantarkan formulir C6 tersebut," tuturnya.


Dengan begitu, Baco menerangkan banyak warga yang tidak menerima undangan tersebut bahkan sampai menerima satu hari sebelum pencoblosan tiba.


"Ini salah satu faktor utama yang membuat kurangnya partisipasi peserta atau warga DKI Jakarta di Pilkada kemarin," jelas Baco.


"Ini artinya apa? tidak becusnya para penyelenggara pilkada, tidak profesionalnya para penyelenggara pilkada khususnya PPS dan KPPS," sambungnya menutup.


Diketahui, partisipasi pemilih di Pilkada 2024 menurun dibanding saat Pilpres dan Pileg 2024 lalu. 


Anggota KPU RI August Mellaz mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap penurunan itu.


August memperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada gelaran Pilkada serentak 2024 masih di bawah 70 persen.


"Kalau kita lihat sekilas ya, dari gambaran secara umum, ya kurang lebih di bawah 70 persen. Secara nasional rata-rata," kata Mellaz di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2024).


"Meskipun rata-rata nasional biasanya kalau dalam konteks pilkada dibandingkan pilpres, pileg atau pemilu nasional itu biasanya di bawah," ujarnya menambahkan.


Mellaz menduga alokasi tempat pemungutan suara (TPS), proses sosialisasi, maupun dinamika di daerah masing-masing menjadi faktor yang mempengaruhi partisipasi pemilih.


Sumber: Inilah

Penulis blog