EKBIS GLOBAL POLITIK

Jadi Sorotan! Rencana 'Impor Beras' dari India di Tengah Cita-Cita Swasembada Pangan

DEMOCRAZY.ID
November 20, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
GLOBAL
POLITIK
Jadi Sorotan! Rencana 'Impor Beras' dari India di Tengah Cita-Cita Swasembada Pangan



DEMOCRAZY.ID - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rencana pemerintah Indonesia untuk impor beras dari India. 


Rencana itu disampaikan Presiden Prabowo saat menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi di Brasil pada Senin (18/11/2024) waktu setempat.


Dilansir siaran pers di laman resmi Sekretariat Kabinet, Rabu (20/11/2024), Presiden menyebut rencana impor beras merupakan bagian dari kerja sama bidang perdagangan antara RI dengan India.


"Kami berharap dapat menyelesaikan kesepakatan impor beras dari India," kata Prabowo.


Meski begitu, Presiden tak merinci lebih lanjut seperti apa teknis dan kuota impor yang dimaksud.


Diketahui, bukan kali ini saja pemerintah mengimpor beras dari India.


Pada 2023 lalu, pemerintahan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) juga menyepakati kontrak kerja sama pengadaan sebanyak 1 juta ton dari India.


Kala itu, kesepakatan impor dilakukan untuk menjaga stok beras nasional sebagai antisipasi dampak dari kondisi El Nino.


Zulkifli Hasan (Zulhas) yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) menyatakan, pemerintah bergerak cepat mengamankan stok beras untuk memastikan ketersediaan beras dalam negeri tercukupi.


"Kalau El Nino berat harganya kita enggak boleh beras kurang. Oleh karena itu saya sudah (tandatangan) Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan India 1 juta ton sewaktu-waktu bisa beli. Government to government kita sudah pesan 1 juta ton," jelas Zulhas pada 15 Juni 2023.


Beberapa bulan kemudian, yakni pada Desember 2024 pemerintah mengonfirmasi kesepakatan kerja sama impor beras dari Thailand sebanyak 2 juta ton.


Presiden Jokowi saat itu menyampaikan bahwa impor beras dari Thailand bertujuan mengamankan cadangan beras nasional untuk 2024.


Penyebabnya, kondisi El Nino menyebabkan produksi beras pada 2023 menurun.


"Untuk mengamankan cadangan strategis ketahanan pangan memang itu (impor beras) harus kita lakukan. Artinya kita sudah dapatkan tandatangan satu (India), kemudian dua dari Thailand. Rasa aman kita dapat urusan pangan," ujar Jokowi pada 22 Desember 2023.


Diketahui dalam beberapa tahun belakangan ini Indonesia memang masih membutuhkan impor beras lantaran minimnya produksi.


Negara yang menjadi penyuplai di antaranya adalah India, Pakistan, Thailand hingga Kamboja. Pada 2024 ini Indonesia mengimpor sebanyak 3,6 juta ton beras.


Presiden Prabowo ingin capai swasembada pangan


Di hari yang sama saat bertemu PM Modi, Presiden Prabowo juga menyampaikan pandangannya pada sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil.


Sesi pertama itu mengambil tema "Combating Hunger and Poverty" atau Memerangi Kelaparan dan Kemiskinan.


Dalam pemaparannya, Presiden Prabowo menyatakan ingin mengatasi persoalan kekurangan pangan di Indonesia dalam waktu tiga tahun mendatang.


Selain mengatasi kekurangan pangan, Prabowo juga menegaskan pemerintah Indonesia bisa mencapai swasembada pangan dalam waktu empat tahun ke depan.


Sehingga dalam lima tahun yang akan datang, Indonesia sudah bisa berkontribusi mengatasi persoalan kemiskinan dan kelaparan di dunia.


"Saya berencana mengatasi kekurangan pangan dalam tiga tahun. Kita akan mencapai swasembada dalam empat tahun," ujar Prabowo dilansir siaran YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa (19/9/2024).


"Dan dalam lima tahun, kita yakin dapat berkontribusi dalam aliansi global melawan kemiskinan dan kelaparan," tegasnya.


Pada sesi pertama ini, para kepala negara anggota G20 hadir menyampaikan pandangan masing-masing sesuai tema pembahasan.


Cita-cita Prabowo mencapai swasembada pangan itu pun diamini oleh menteri-menteri di Kabinet Merah Putih.


Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menargetkan Indonesia bisa swasembada pangan, paling minimal beras dan jagung, pada tahun 2028.


Hal itu, kata Zulhas, sejalan dengan target dari Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan Indonesia bisa swasembada pangan.


“Pak Presiden itu berkali-kali menyampaikan agar kita bisa swasembada pangan. 2028 kita harus bekerja keras agar swasembada pangan, paling tidak beras dan jagung, bisa tercapai,” ujarnya usai mengunjungi gedung beras milik Perum Bulog di Jakarta, Senin (4/11/2024).


Untuk mencapai target tersebut, lanjut Zulhas, pihaknya bersama kementerian dan lembaga yang berada di bawah naungan Kemenko Bidang Pangan sudah menyusun beberapa strategi.


Misalnya saja, di Kementerian Pertanian (Kementan) yang juga menjadi kementerian di bawah naungan Kemenko Pangan, melakukan upaya ekstensifikasi dan intensifikasi lahan.


Baru-baru ini, Kementan membentuk Brigade Swasembada Pangan untuk program cetak sawah dan optimasi lahan.


Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, Brigade Swasembada Pangan terdiri dari unsur Kementan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan TNI.


“Ini tadi, alhamdulillah kami sudah membentuk Brigade Swasembada Pangan (untuk) di 12 provinsi seluruh Indonesia, ada 85 kabupaten. Ini tim bersama TNI, untuk cetak sawah dan oplah (optimasi lahan),” kata Mentan Amran saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2024).


Target dari cetak sawah dan optimasi lahan adalah terciptanya 2,4 juta hektar lahan baru dalam lima tahun ke depan.


Rinciannya, intensifikasi (optimasi lahan) 1 juta hektar dan ekstensifikasi (cetak sawah) 1,3 juta hektar.


Amran menargetkan produksi beras naik minimal 1 juta ton per tahun dengan program cetak sawah dan optimasi lahan.


Rencana tidak impor beras pada 2025


Meski masih melakukan impor pada 2024, pemerintah berencana melakukan perbaikan pada 2025.


Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, stok beras hingga akhir tahun 2024 akan mencapai dua juta ton.


Jumlah tersebut diambil, dengan catatan beras impor seluruhnya sudah masuk ke Indonesia sebelum tahun 2025.


“(Ada) 2 juta ton stok sekarang di Bulog, sampai nanti akhir Desember (2024),” ucap Zulhas usai melantik pejabat Eselon II Kemenko Pangan di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2024).


“Oleh karena itu, karena stok kita banyak dan cukup, kemungkinan tahun depan kita usahakan, kita bisa tidak impor. Kalaupun (impor) sedikit saja,” ujar Zulhas.


Zulhas juga memastikan ketersedian beras saat periode shortage atau berkurangnya hasil panen padi pada Januari-Februari 2025. 


Pada periode shortage, sebut Zulhas, biasanya produksi beras bisa 1 hingga 2,5 juta ton.


“Tapi Maret itu surplus, banyak. Jadi kalau kebutuhan 2,5 juta ton, biasanya Maret, April, Mei, itu produksi bisa 3,5 juta ton lebih. Nah, tapi tidak usah khawatir, stok kita sekarang di Bulog terakhir 2 juta ton,” kata Zulhas.


Sumber: Kompas

Penulis blog