DEMOCRAZY.ID - Tagar Fufufafa mungkin perlahan demi perlahan menghilang dari media sosial. Sayang sekali, keuntungan tentu saja belum berada di pihak Gibran Rakabuming Raka.
Apa yang sudah terkuak, viral, hingga menyeret nama Gibran Rakabuming terus menerus dikulik dan diulas oleh publik, dari beragam latar belakang profesi.
Ditambah dengan konotasi-konotasi cabul yang ditulis oleh pemilik Fufufafa dalam beragam unggahan.
Seorang ahli psikologi forensik, Reza Indragiri turu bersuara.
Berhadapan dengan Roy Suryo yang lebih dulu lantang dalam mengomentari skandal Fufufafa, Reza mencoba memberikan titik permasalahan yang sebenarnya jika memang benar pemilik akun Kasksu tersebut adalah Gibran Rakabuming.
Tanpa serta merta mengesampingkan unggahan-unggahan 'cabul' yang ditulis oleh Fufufafa, Reza menegaskan bahwa kerisauan yang sebenarnya muncul adalah fakta bahwa Gibran Rakabuming merupakan wakil presiden terpilih.
Jika memang benar bahwa seseorang di balik Fufufafa adalah Gibran Rakabuming, dugaan adanya kecanduan pornografi tidak terelakkan.
Kemudian, gejala tersebut akan berdampak pada bagaimana Gibran yang mendampingi Prabowo akan bekerja, membuat keputusan, hingga menetapkan kebijakan.
"Lantas pertanyaannya bisa seserius ini, 'apa sesungguhnya orang yang sudah mengalami kecanduan, doyan pornografi, apa sih dampaknya ketika wakil presiden semacam itu, berpengaruh kepada kerja dia?'" kata Reza dalam podcast bersam Roy Suryo baru-baru ini, ditilik dari YouTube Diskursus Net pada Selasa (1/10/2024).
"Wakil presiden yang otaknya seperti itu, bagaimana dampaknya ke entah itu pekerjaan dia, kebijakan dia, entah keputusan-keputusan dia yang dihasilkan," sambungnya.
Reza pun tidak meninggalkan pendengar dalam pernyataan yang dangkal.
Lebih lanjut, Reza mencoba menjelaskan seperti apa kondisi secara medis dari otak dari seseorang yang mengalami kecanduan pornografi.
Secara medis, kecanduan yang diduga dialami oleh Gibran itu berpengaruh pada volume otak bagian depan miliknya.
Duduk masalah yang baru adalah fakta bahwa bagian otak tersebut berperan dalam kemampuan berlogika hingga mengambil keputusan.
"Kecanduan itu akan berpengaruh pada volume otak bagian depan, prefrontal. Otak depan itu tugasnya itu apa sih? Otak depan dominan fungsinya adalah executive functioning, bagaimana seseorang berlogika, bagaimana seseorang menyoroti persoalan, bagaimana seseorang mencari penyelesaian, bagaimana seseorang mengambil keputusan," ujar Reza.
"Kalau wakil presiden kita ternyata volume otak depannya sudah menyusut sehingga kecakapannya dalam berpikir sudah terganggu, keputusan-keputusan dia sangat rentan menjadi eror, maka nasib kita (rakyat) akan jadi sengsara," sambungnya.
Selain itu, menurut Reza, kondisi tersebut akan berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia yang berada di ujung tanduk.
"Jadi kehidupan kita itu beresiko di ujung tanduk kalau wakil presiden seperti itu," tegasnya.
[VIDEO]
Sumber: Suara