DEMOCRAZY.ID - Presiden Jokowi kembali blusukan di hari-hari terakhir tugasnya sebagai orang nomor satu di pemerintahan dengan meninjau pasar dan sekolah di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, 3 Oktober 2024.
Kegiatan hari ketiga di NTT diawali Jokowi bertolak dari Bandara Lede Kalumbang, Kabupaten Sumba Barat Daya, menuju Bandar Udara Mali, Kabupaten Alor.
Presiden menuju Pasar Rakyat LIPA Kalabahi, untuk meninjau harga dan ketersediaan sejumlah bahan pokok.
Setelah itu, Presiden berkunjung ke SMK Negeri 1 Kalabahi untuk meninjau fasilitas pendidikan dan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
"Usai peninjauan, Presiden Jokowi dan rombongan akan kembali ke Jakarta," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana seperti dikutip Antara.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kali ini adalah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Pj Gubernur NTT Andriko Noto Susanto, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni, dan Kapolda NTT Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga.
Blusukan menjadi kata yang populer sejak Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta Oktober 2022.
Ia rajin mengunjungi kelurahan, dan yang paling diingat masyarakat adalah ketika ia masuk gorong-gorong di kawasan Bundaran HI pada 26 Desember 2012.
Berikut dikutip dari liputan Tempo.co pada 26 Desember 2012: Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan meninjau gorong-gorong di Jakarta hari ini, Rabu, 26 Desember 2012.
Ia ingin melihat langsung sebab kawasan Sudirman-Thamrin terendam karena hujan yang cukup deras.
"Nanti kita masuk ke gorong-gorong semuanya," katanya sambil tertawa ketika ditemui wartawan usai upacara Peringatan Hari Ibu ke-84 di Lapangan Eks IRTI, Monas, Jakarta Pusat. Tentang beberapa gorong-gorong yang disebut-sebut beracun, ia mengaku tidak tahu titik mana yang dimaksud, "Marinir yang ngerti itu," kata dia.
Ia juga rajin mendatangi kelurahan atau warga yang kebanjiran. Berita yang dimuat Tempo.co, 27 Oktober 2012: Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengecek antisipasi banjir di Kelurahan Kuningan Barat, Sabtu siang, 27 Oktober 2012.
Ia masuk ke gang sempit yang becek untuk mengecek kondisi masyarakat di sana.
"Ia melihat bagaimana kondisi banjir di sini," ujar Ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan Kuningan Barat, Seti Harefa, yang mendampinginya, Sabtu, 27 Oktober 2012.
Perjalanan Jokowi berakhir di sebuah kali di tengah perkampungan, belakang kantor kelurahan.
"Di Kali Poncol ia berhenti, lalu bertanya, bagaimana kalau banjir," ujarnya.
Seti mengatakan bila banjir wilayah kampung di timur kali selebar dua setengah meter itu akan terendam hingga 2 meter.
"Bahkan warga saja harus pakai perahu karet untuk ke kelurahan," ujarnya.
Banyak yang memuji gaya kepemimpinan yang lebih merakyat, namun tak sedikit yang menudingnya sebagai pencitraan belaka.
Hal itu bisa terlihat di media sosial, bagaimana olok-olok dan kecaman tak pernah sepi.
Namun lepas dari apakah itu pencitraan atau bukan, gaya blusukan ini menaikkan popularitasnya.
Belum sampai 2 tahun menjadi Gubernur di Jakarta, Jokowi bisa mengambil hati warga dari provinsi lain dan melenggang ke Istana mengalahkan Prabowo Subianto yang lebih lama bermain di tingkat nasional.
Kata blusukan, yang berasal dari bahasa Jawa artinya masuk ke suatu tempat dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu, pun diserap ke dalam Bahasa Indonesia.
Setelah 12 tahun ini kata blusukan begitu ngetop, belum diketahui apakah presiden terpilih Prabowo Subianto juga akan menggunakan gaya yang sama, atau dia punya gaya lain.
Sumber: Tempo