DEMOCRAZY.ID - Presiden Jokowi akan menanggalkan jabatannya pada 20 Oktober 2024. Menurut Wamenlu era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dino Patti Djalal, ada 5 hal yang harus diperhatikan Jokowi.
Dino yang juga pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) ini pun membayangkan, bila Jokowi bertanya ke SBY, apa tips usai berkuasa. Ada 5 poin penting yang ia duga akan disampaikan SBY.
Berikut selengkapnya seperti yang disampaikan Dino dalam keterangan video yang dikutip Rabu (25/9).
1. Terimalah kenyataan bahwa era kita sudah berakhir. Dan terimalah kenyataan ini dengan bulat, dengan ikhlas, dengan bersyukur, bahwa kita telah memberikan yang terbaik.
Dan ingat legacy kita tidak dilakukan oleh survei sesaat. Biarlah rakyat dan sejarah yang menilai kita. Post power syndrome pasti akan ada karena ini terjadi pada semua yang turun, tapi itu tidak boleh menggerogoti kita.
2. Jangan mengambil keputusan strategis apa pun baik di bidang personel pemerintah maupun kebijakan.
Sewaktu SBY menjadi presiden pada tahun 2004 misalnya, SBY tidak menjalankan keputusan pengangkatan Panglima TNI yang dilakukan oleh presiden sebelumnya hanya beberapa bulan sebelum masa jabatannya berakhir.
Ingatlah Presiden Terpilih itu mempunyai mandatnya tersendiri. Bahkan mandat yang sangat masif sebagai pemimpin yang mengantongi suara yang paling banyak dalam pemilu di seluruh dunia.
Sebagai pemimpin, Presiden Terpilih Prabowo nanti pasti mempunyai agenda sendiri, preferensi sendiri, pilihan sendiri, kita tidak boleh mengatur-atur atau mengutak-atik atau mempengaruhi opsi-opsi kebijakannya. Let him decide, it's President Prabowo's time.
3. Kita tidak boleh memposisikan diri sebagai patron terhadap presiden pengganti kita. Sepanjang sejarah Republik Indonesia dari 7 presiden yang ada, tidak pernah ada satu pun presiden yang dipatroni oleh presiden sebelumnya.
Presiden Soeharto tidak dipatroni oleh Presiden Sukarno, Presiden Habibie yang notabene anak emas dari Presiden Soeharto dulu tidak pernah menempatkan posisi dirinya untuk dipatroni oleh Presiden Soeharto.
Begitu juga dengan Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarnoputri, Presiden SBY, mereka tidak ada yang menempatkan diri untuk dipatroni presiden sebelum-sebelumnya.
Dan saya yakin Presiden Jokowi tidak mau dipatroni oleh presiden sebelumnya atau presiden sebelum-sebelumnya.
4. Sebagai pemimpin tertinggi idealnya kita masuk dengan baik, keluar dengan baik. Kita masuk dengan cemerlang, keluar dengan cemerlang, kita masuk dengan terhormat, keluar dengan terhormat.
Ukuran sukses kita adalah ini kita harus bisa mewariskan Indonesia dalam kondisi yang lebih baik kepada presiden pengganti kita.
5. Dan sejujurnya tidak semua presiden dalam sejarah Indonesia berhasil melakukan hal ini. Sehebat apa pun kita, sebesar apa pun kekuasaan kita, tidak akan lebih besar dari Indonesia. Indonesia itu jauh lebih besar dari kita. Siapa pun yang melakukan ini akan diperingatkan oleh sejarah.
Presiden Sukarno yang pernah menjadi presiden seumur hidup dijegal oleh sejarah. Presiden Soeharto yang berkuasa terlalu lama akhirnya ditegur oleh sejarah, Presiden Abdurrahman Wahid yang ingin membubarkan DPR juga dijatuhkan oleh sejarah.
Sumber: Kumparan