DEMOCRAZY.ID - Susu ikan sedang ramai diperbincangkan karena disebut bakal jadi alternatif susu sapi dalam program menu makan siang gratis Prabowo-Gibran.
Hal ini karena Indonesia dianggap belum mampu memenuhi produksi susu dari sapi perah untuk memenuhi target program makan gratis.
Mungkin masyarakat Indonesia masih asing dengan susu ikan. Menurut ahli gizi dr. Cyntia Puspa Pitaloka, M.Kes, susu ikan kurang tepat jika disebut sebagai susu.
"Jadi sebenarnya susu ikan ini suatu istilah yang kurang tepat. Susu itu sebenarnya kan cairan putih yang dikeluarkan oleh payudara mamalia. Itu sebenarnya definisi susu. Nah ikan itu kan bukan mamalia ya, jadi yang pasti (susu ikan) itu bukan susu," ungkap Dosen Departemen Mata Kuliah Umum Petra Christian University (PCU) ini, kepada Basra, Rabu (18/9).
Cyntia melanjutkan, susu ikan merupakan hasil dari hidrolisa protein ikan yang kemudian dijadikan tepung dan ketika tepung tersebut dicairkan akan berwarna putih. Inilah sebab hasil hidrolisa protein ikan itu disebut susu ikan.
"Nah ketika dicairkan itu bentuknya seperti susu. Padahal sebenarnya itu adalah minuman berprotein tinggi yang berasal dari hidrolisa ikan. Tapi orang-orang awam kan lihatnya karena itu warnanya putih seperti susu, akhirnya memahami itu sebagai susu ikan," terangnya.
Cyntia menuturkan, susu ikan memiliki kandungan utama berupa protein yang dipecah menjadi asam amino. Sehingga susu ikan cocok bagi mereka yang membutuhkan makanan berprotein tinggi.
"Jadi kandungan utamanya memang protein," imbuhnya.
Cyntia mengatakan, untuk kandungan gizi, susu sapi memiliki kandungannya gizi yang lebih lengkap, seperti lemak, mineral hingga vitamin.
"Kalau ikan biasanya yang diunggulkan itu kan kandungan omega tiganya. Nah proses hidrolisa pada susu ikan bisa menghilangkan kandungan omega tiga ini. Berbeda dengan susu sapi yang didapat secara alamiah, kandungan gizinya masih lengkap dan utuh," tandasnya.
Diketahui, susu ikan diusulkan untuk masuk dalam menu makan siang gratis Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran), menggantikan susu sapi.
Usulan ini langsung menimbulkan pertanyaan: bagaimana perbedaan kandungan gizi antara susu ikan dan susu sapi?
Epi Taufik, Ahli Ilmu dan Teknologi Susu sekaligus Dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), menjelaskan bahwa susu ikan tidak sepopuler susu sapi karena teksturnya berbeda dan memiliki cita rasa amis yang kurang disukai.
Susu sapi dikenal mengandung semua jenis asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.
Protein di dalamnya, seperti kasein dan whey, mudah diserap dan berguna untuk pertumbuhan otot, perbaikan jaringan, serta peningkatan kekebalan tubuh.
Sebaliknya, susu ikan yang dihasilkan dari ekstrak daging ikan dapat mengandung kadar protein tinggi, namun kandungan dan kualitas asam aminonya sangat bergantung pada proses pembuatannya【Kompas.com】.
Susu sapi juga mengandung asam lemak rantai pendek dan sangat pendek yang mudah dicerna, serta bermanfaat untuk meningkatkan metabolisme energi dan menjaga kesehatan usus.
Sementara itu, susu ikan mengandung asam lemak omega-3 yang dikenal baik untuk kesehatan jantung dan otak.
Meskipun begitu, dari segi kandungan protein berkualitas, kalsium, vitamin B12, dan lemak seimbang, susu sapi dianggap lebih unggul dibandingkan dengan susu ikan.
Epi Taufik menyimpulkan bahwa susu sapi menawarkan nutrisi lengkap yang sulit digantikan oleh produk lain, terutama untuk pertumbuhan anak dan kesehatan tulang.
Sementara, susu ikan, meskipun kaya akan omega-3, belum terlalu populer sebagai sumber susu alternatif yang umum.
Sumber: Kumparan