DEMOCRAZY.ID - Perkelahian berdarah terjadi di parlemen Turki, Jumat (16/8), tatkala anggota parlemen dari Partai AKP, Alpay Ozalan, menonjok anggota parlemen Partai Pekerja (TIP), Ahmet Sik. Darah bercucuran di lantai.
Yang membuat Ozalan menonjok Sik adalah ucapan Sik menyebut anggota partai AKP sebagai "teroris". AKP merupakan partai berkuasa saat ini.
Awalnya, Sik meminta parlemen supaya menerima kembali Can Atalay, kader TIP yang juga koleganya.
Can Atalay sebelumnya dijatuhi hukuman 18 tahun penjara pada 2022 karena diduga mengorganisir protes Gezi Park pada 2013, namun sebetulnya telah terpilih sebagai anggota parlemen pada Mei 2023.
Parlemen telah mencabut hak Atalay untuk mendapatkan kursi, tapi pada 1 Agustus Mahkamah Konstitusi memutuskan pencabutan tersebut tidak sah.
Ini yang dikatakan Sik:
"Kami tidak terkejut saat anda menyebut Can Atalay sebagai teroris, sama seperti anda menyebut (teroris kepada) semua orang yang tidak berpihak pada anda," kata Sik dalam pidatonya di podium parlemen, sebagaimana dikutip dari Reuters.
"Namun, teroris terbesar adalah mereka yang duduk di kursi ini," tambahnya.
#SonDakika
— BirGün Gazetesi (@BirGun_Gazetesi) August 16, 2024
Ahmet Şık yeniden kürsüye çıktı, yükselen tansiyonun ardından oturuma tekrar ara verildi
AKP'li Alpay Özalan, kürsüde konuşma yapan Ahmet Şık'a saldırdı https://t.co/o00UlQwTDt pic.twitter.com/VoYnfqapxX
Akibat perkelahian tersebut, Wakil Ketua Parlemen menunda sidang selama lebih dari tiga jam. Saat sidang dilanjutkan, Sik dan Ozalan mendapat teguran.
Pemimpin oposisi utama CHP, Ozgur Ozel, mengecam keras kejadian ini, menyebutnya sebagai "hal yang memalukan".
Anggota parlemen dari Partai DEM Pro-Kurdi yang juga dipukul, Gulistan Kocyigit, menuding bahwa kekerasan ini merupakan upaya partai yang berkuasa untuk membungkam oposisi.
Perkelahian fisik seperti ini memang jarang terjadi, namun bukan hal baru di parlemen Turki. Pada Juni lalu, anggota parlemen dari AKP juga terlibat perkelahian dengan anggota Partai DEM terkait penahanan seorang wali kota di Turki tenggara.
Sumber: Kumparan