DEMOCRAZY.ID - Di ujung masa jabatan, Presiden Jokowi memohon maaf kepada rakyat Indonesia.
Buntut, permohonan maaf Presiden Jokowi itu menuai komentar dan penilaian dari berbagai kalangan.
Ada yang menilai permintaan Presiden Jokowi merupakan bentuk ketulusan hati kepala negara terhadap rakyatnya.
Namun, ada pula yang memberikan kritikan pedas, seperti pengamat politik tersohor, yakni Rocky Gerung.
Dikutip dari tayangan kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu (4/8), Rocky Gerung menyebutkan, bahwa Presiden Jokowi tidak boleh diberi maaf.
Sebelumnya, Rocky Gerung katakan, jika minta maaf adalah orang, tetepi kalau jabatan tidak mungkin bisa minta maaf.
"Tentu sebagai manusia, ada dosa. Tetapi, dosa itu urusan akhirat."
"Nah, kalau pejabat itu, dosanya salah kebijakan, dosanya tidak bisa minta maaf."
"Kalau bisa minta maaf, berarti koruptor bisa minta maaf."
"Jadi tetap kita tahu semacam kegalauan dari Pak Jokowi, itu datang dari keinginan untuk mengakui, tetapi tidak juga mengakui sepenuhnya."
"Kan mestinya Jokowi terangkan, saya gagal di bidang pertumbuhan ekonomi, saya berbuat curang pada rakyat, karena APBN saya siram ke IKN, sehingga kemakmuran tidak terjadi," ujar Rocky Gerung.
"Saya tidak berhasil menjaminkan kepada sistem politik internasional, karena saya tidak pernah datang ke dunia internasional deplomat, dia mesti terangkan itu," sambungnya.
Saat dia bisa terangkan itu, kata Rocky Gerung, baru rakyat tahu di mana kesalahan Presiden Jokowi.
Namun bila saat ini tiba-tiba minta maaf, kata dia, sembilan tahun ngapain aja.
"Jadi pertanggung jawaban publik itu yang diminta netizen dan oleh warga negara."
"Soal kesalahan personal tentu kita maafin kan. Jadi, kita maafin pak Jokowi sebagai kepala keluarga, bukan sebagai kepala negara," bebernya.
Jadi, kalau sebagai kepala negara, kata Rocky Gerung, tidak boleh diberi maaf.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia saat Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka, di Halaman Istana Merdeka, Jumat (1/8/2024).
Permintaan maaf ini juga mengatasnamakan Wakil Presiden RI K.H Ma'ruf Amin.
"Di hari pertama bulan kemerdekaan, bulan Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor K.H. Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini, khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia," ujar Jokowi dalam sambutannya.
"Kami sangat menyadari bahwa sebagai manusia, kami tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak," sambungnya.
Selain itu ia mengatakan dirinya menyadari tidak dapat memenuhi harapan semua pihak. Bahkan menyebut bahwa dirinya tidak sempurna.
"Saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala, Hanya milik Allah, Kerajaan Langit dan Bumi serta apapun yang ada di dalamnya, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu," beber Jokowi.
Seperti diketahui tahun ini merupakan tahun terakhir Presiden Jokowi dan Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin menjabat.
Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih periode 2024 - 2029 akan dilantik pada bulan Oktober mendatang.
Dalam kesempatan itu Jokowi juga meminta para santri yang hadir untuk berdoa bersama, memohon pertolongan agar diberi kemudahan meraih cita-cita bangsa.
Diketahui dalam acara itu juga dihadiri oleh Wakil Presiden RI K.H. Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto, Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, hingga Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Juga, Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, dan K.H Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq.
Sumber: TvOne