DEMOCRAZY.ID - Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI, Anwar Abbas mengkritik tindakan Israel yang membunuh ratusan warga Gaza, Palestina saat mengambil bantuan. Menurutnya tindakan tersebut tak lebih dari biadab.
"Mungkin tidak ada kata yang lebih tepat dilekatkan kepada Israel kecuali kata biadab," kata Anwar dalam keterangannya, Jumat (1/3/2024).
"Karena apa yang mereka lakukan benar-benar sudah tidak lagi mengenal dan menjunjung tinggi nilai-nilai perikemanusiaan dan peri keadilan. ratusan warga Gaza yang ingin mengambil bantuan malah mereka tembaki," sambungnya.
Dia juga meminta masyarakat untuk membayangkan dimana warga Gaza dalam keadaan lapar dan sakit serta butuh makanan dan obat-obatan lalu mereka yang ingin mengambil bantuan tersebut.
Namun oleh zionis Israel mereka malah justru dibombardir hingga menyebabkan ratusan warga meninggal.
"Kita hanya berdoa semoga Allah Ta’ala membalikkan situasi dalam waktu segera sehingga mereka juga akan bisa merasakan bagaimana pahit dan getirnya nasib dan derita rakyat palestina," kata dia.
Lebih lanjut dia menyakini bahwa Dunia akan selalu berputar. Oleh karena itu siapa yang berbuat zhalim kepada sesama di dunia ini maka akan mendapatkan ganjaran di dunia pula.
"Dia tidak hanya akan mendapatkan balasannya nanti di akhirat tapi juga ketika di dunia ini mereka juga akan menuainya dan akan mendapatkan balasannya ingatlah bahwa Tuhan itu tidak pernah tidur dan siksaNya itu sangat pedih," tuturnya.
Kejamnya Israel Bantai 112 Warga Gaza Saat Antre Bantuan Makanan
Militer Israel kembali membunuh ratusan warga Gaza, Palestina, Kamis (29/2/2024). Sedikitnya, 112 orang dilaporkan tewas dalam serangan keji tersebut.
Para korban merupakan warga sipil yang sedang berkerumun dalam antrean menunggu bantuan makanan di Gaza bagian utara.
Dilansir detikNews, militer Israel mengakui pasukannya memang menembaki beberapa orang yang mereka anggap sebagai ancaman.
Dalam insiden tersebut, sejumlah saksi mata menyaksikan kerumunan warga sipil berupaya mendapatkan bantuan dari iring-iringan truk yang telah melewati pos pemeriksaan militer Israel di Kota Gaza.
Namun, sesaat kemudian, militer Israel melepaskan tembakan. Truk-truk pembawa bantuan sontak berusaha untuk bergerak maju dan, menurut seorang saksi Palestina kepada BBC, sebagian korban tewas tertabrak truk-truk tersebut.
Sebanyak 760 lainnya luka-luka dalam insiden itu, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza, Ashraf al-Qudra, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (29/02) sore.
Rekaman udara yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan ribuan orang berada di dalam dan di sekitar truk.
Adapun video setelah kejadian yang diunggah ke media sosial menunjukkan beberapa korban tewas digotong ke dalam kereta keledai serta truk bantuan yang sudah kosong.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyalahkan Israel atas insiden yang mereka sebut sebagai "pembantaian".
Pemerintah Prancis mengatakan "penembakan yang dilakukan tentara Israel ke warga sipil yang berupaya mengakses makanan" adalah tindakan yang "tidak dapat dibenarkan".
Komentar Joe Biden
Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden menyatakan kekhawatirannya bahwa insiden itu akan mempersulit upaya AS dan mediator lain untuk menengahi gencatan senjata sementara dalam perang antara Hamas dan Israel.
Insiden itu terjadi beberapa jam sebelum Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengumumkan bahwa lebih dari 30.000 orang, termasuk 21.000 anak-anak dan perempuan, tewas di Gaza sejak dimulainya konflik.
Sekitar 7.000 orang lainnya dilaporkan hilang dan 70.450 orang dirawat karena cedera selama empat bulan terakhir, menurut kementerian itu.
"Ini sangat mengejutkan karena jika Anda menambahkan jumlah orang yang terluka dan jumlah orang yang hilang, Anda akan mendapatkan lebih dari 100.000 orang, yang mewakili 5 persen populasi," ujar Philippe Lazzarini, Kepala Badan PBB yang menangani pengungsi Palestina (Unrwa), kepada BBC.
PBB juga memperingatkan akan terjadinya kelaparan di bagian utara wilayah Gaza, tempat sekitar 300.000 orang bertahan hidup dengan sedikit makanan dan air bersih.
Kronologi Serangan Israel
Insiden penembakan terjadi pada Kamis, sesaat setelah pukul 04.00 waktu setempat (02.00 GMT), tak jauh dari pos pemeriksaan militer Israel di Jalan Rashid, yang membentang di sepanjang pantai Mediterania.
Sumber-sumber Palestina menyebutkan lokasi penembakan berada di Bundaran Nabulsi, di tepi barat daya Kota Gaza.
Insiden bermula ketika iring-iringan kendaraan yang mencakup 18 hingga 30 truk bantuan sepanjang beberapa ratus meter, melewati pos pemeriksaan militer Israel menuju arah utara.
Tak lama kemudian, ketika truk terakhir hanya berjarak sekitar 70 meter sebelah utara pos pemeriksaan, kerumunan warga Palestina yang sebagian besar berkemah di dekat lokasi menunggu kedatangan bantuan, berjalan menghampiri konvoi tersebut.
Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Kolonel Peter Lerner, mengatakan beberapa warga sipil mendekati pos pemeriksaan dan mengabaikan tembakan peringatan yang dilepaskan tentara di sana.
Letkol Lerner mengatakan pasukan khawatir beberapa warga sipil dapat menimbulkan ancaman sehingga sejumlah tentara mulai menembaki warga yang mendekat. Letkol Lerner menyebutnya sebagai "respons terbatas".
Tak Ada Tembakan Peringatan
Sejumlah warga Palestina mengatakan tentara Israel tidak melepaskan tembakan peringatan dan malah langsung menembaki warga. Sumber-sumber BBC dari Palestina mengatakan para warga berada sekitar 70 meter dari pos itu.
Saat kerumunan massa menghampiri truk, dan tembakan senapan mesin dilepaskan dari pos pemeriksaan, kepanikan pun terjadi. Truk-truk itu -beberapa di antaranya ditumpangi banyak orang- mencoba bergerak maju.
Saksi-saksi Palestina mengatakan banyak korban ditabrak oleh truk.
Juru bicara Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan puluhan korban dalam kondisi kritis dibawa ke Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. Namun, petugas medis di sana tidak mampu mengatasi kondisi tersebut akibat banyaknya korban dan tingkat keparahan kasus.
Di rumah sakit, seorang pria bernama Tamer Shinbari tampak sedang menggendong jenazah temannya. Dia berkata awalnya pergi ke Bundaran Nabulsi dengan harapan mendapatkan sekantong tepung untuk keluarganya yang mengungsi di sekolah-sekolah di Jabalia.
Dia mengatakan tentara Israel melepaskan tembakan dan truk bantuan menabrak mayat-mayat tersebut.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Kota Beit Lahia, Hussam Abu Safieyah, mengatakan telah menerima 10 jenazah dan puluhan orang cedera dari bagian barat Kota Gaza.
Sementara itu, penjabat direktur Rumah Sakit al-Awda di Jabalia mengatakan ada 161 pasien luka-luka, sebagian besar di antaranya tertembak.
Pernyataan Hamas dan Presiden Palestina
Hamas mengeluarkan pernyataan yang membantah penuturan militer Israel. Kelompok itu menyebut ada bukti "tak terbantahkan" bahwa pasukan Israel "menembaki warga, termasuk tembakan ke arah kepala dengan maksud membunuh secara langsung".
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki Israel, menyalahkan pasukan Israel atas insiden yang mereka sebut sebagai "pembantaian keji".
"Pembunuhan sejumlah besar warga sipil tak berdosa yang mempertaruhkan penghidupan mereka dianggap sebagai bagian integral dari perang genosida yang dilakukan pemerintah pendudukan terhadap rakyat kami," kata Abbas dalam sebuah pernyataan.
Sumber: Okezone