POLITIK

Curi Perhatian Publik, Jusuf Kalla Ungkap Alasan Dukung Anies Bukan Prabowo

DEMOCRAZY.ID
Januari 20, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Curi Perhatian Publik, Jusuf Kalla Ungkap Alasan Dukung Anies Bukan Prabowo

Curi Perhatian Publik, Jusuf Kalla Ungkap Alasan Dukung Anies Bukan Prabowo


DEMOCRAZY.ID - Pilihan politik Jusuf Kalla yang justru mendukung Capres Cawapres Nomor Urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mencuri perhatian publik di Tanah Air.


Jusuf Kalla yang merupakan politisi senior Partai Golkar ini malah mendukung Anies Baswedan, sementara partainya Golkar jelas mendukung pasangan Capres-Cawapres No Urut 2, Prabowo-Gibran.


Pada program yang dipandu Karni Ilyas, disiarkan TvOne, dengan tema Manuver King Maker Jusuf Kalla di Pusaran Pilpres 2024, Jumat malam (19/1), JK blak-blakan membeberkan alasan mendukung Anies Baswedan.


"Yang saya mau dukung itu Capres dari Golkar. Itu yang disepakati di Munas dan Rapimnas, bahwa calon yang kita dukung adalah Ketua Golkar, Airlangga Hartarto, tapi kan yang jadi ternyata bukan dia," ungkap JK.


Berangkat dari hal itu, JK menganggap sah-sah saja jika dirinya memilih calon lain. Dan pilihan pun jatuh ke Anies Baswedan yang dianggap sangat layak menjadi pemimpin negeri ini selanjutnya.


"Perjanjian kita, dia (Airlangga Hartarto) yang maju. Kalau ternyata bukan, ya kita boleh beda dong," kata Jusuf Kalla.


Singgung soal Pengetahuan Ekonomi


Jusuf Kalla bercerita bahwa Anies Baswedan adalah murid politiknya.


"Boleh dibilang saya yang mengajarkan politik (kepada) Anies. Dulu di Universitas Paramadina, tiap Jumat kami makan siang sama-sama dan saya memberikan mereka (Anies) isu-isu dan pengalaman politik, tiap Jumat," kata Jusuf Kalla di acara silaturahmi Presidium Gerakan Rakyat Sulawesi Selatan Tim Nasional (Timnas) Pemenangan AMIN di Gedung Islamic Center IMM, Makassar Sulawesi Selatan, Selasa (19/12/2023), seperti dikutip dari Antara.


"Dari situ saya mengerti bahwa Anies cepat mengerti persoalan dan memberi dasar pengetahuan untuk menyelesaikannya," lanjut dia.


Miliki pengetahuan ekonomi


JK mengungkapkan, menjadi presiden bukan tugas yang mudah. Presiden harus memahami semua hal, terutama mengenai persoalan ekonomi.


Menurut JK, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami dasar-dasar ekonomi.


Sebab, banyaknya konflik peperangan antarnegara membuat ekonomi dunia kian tak terkendali.


"Dunia lebih sulit lima tahun akan datang. Ekonomi dunia sulit akibat perang di Gaza Ukraina, belum lagi China dan Amerika yang saling bertentangan, demikian juga Eropa. Jadinya ekonomi dunia menurun," paparnya.


Dibanding dua sosok capres lain, JK menilai Anies memiliki kemampuan ekonomi paling mumpuni.


"Laporan terakhir, ekspor kita menurun, Jadi kita pilih presiden yang tidak mau asal belanja. Karena itu presidennya harus mengerti dasar-sadar ekonomi dan saya yakin yang memiliki dasar yang kuat, tamatan ekonomi, cuma Anies," katanya.


Kredibilitas


Di mata JK, Anies yang merupakan mantan gubernur DKI Jakarta adalah sosok dengan kredibilitas yang telah teruji.


Menurutnya, Anies tidak pernah tersangkut kasus korupsi, termasuk mengenai Formula E.


"Karena memang tidak ada korupsi soal di Formula E itu. Jadi integritasnya, kemampuan berpikir logikanya bagus, berpengalaman. Alhamdulilah ada banyak yang bagus. Karena itu kita kalau ingin membawa bangsa ini ke tempat yang baik harus pilih Anies," kata JK.


JK mengungkapkan, pernyataan sikap politiknya itu adalah sesuatu yang objektif dan secara pribadi.


Jusuf Kalla Minta Mahfud MD dan Prabowo Subianto Segera Mundur dari Jabatannya, Ini Alasannya


Jusuf Kalla meminta pejabat publik yang ikut kontestasi di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 seharusnya mundur dari jabatannya untuk menghindari konflik kepentingan.


Namun faktanya Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3, Mahfud MD, hingga kini masih menjabat Menko Polhukam dan Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto masih menjabat Menteri Pertahanan.


Hal ini pun disinggung Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 saat Jusuf Kalla dalam program Karni Ilyas yang disiarkan tvOne dengan tema "Manuver King Maker Jusuf Kalla di Pusaran Pilpres 2024," pada Jumat malam (19/1) seperti.dikutip.


Jusuf  Kalla menceritakan pengalamannya yang mundur dari Kabinet Gotong Royong jelang Pilpres 2004 bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Saat itu Jusuf Kalla  menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), sementara SBY menjabat Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam).


"Kalau zaman saya dulu 2004 bersama Pak SBY kita fair, keluar dulu dari pemerintahan, baru mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres," ungkap Jusuf Kalla.


Politikus senior Partai Golkar itu pun berharap langkahnya itu bisa ditiru Mahfud MD dan Prabowo Subianto.


Sebab jika berkontestasi namun masih berada di kabinet, hal ini bisa menimbulkan ketidakharmonisan.


Sumber: PojokSatu

Penulis blog