DEMOCRAZY.ID - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan mengungkapkan isi pembicaraannya bersama ayah dari Harun Al Rasyid, korban penembakan saat demo kubu Prabowo Subianto terhadap hasil Pilpres 2019.
"Semalam kita membahas soal hukum dan salah satu masalah yang kita saksikan, yang ada di masyarakat adalah korban-korban kekerasan yang tidak pernah mendapatkan penghujungnya. Apa sih penghujungnya itu? Satu keadilan, harus ada tindakan hukum yang tuntas," ujar Anies, saat ditemui di Pekanbaru, Riau, Rabu (13/12/2023).
Anies pun ingin menuntaskan kebenaran yang terjadi atas penembakan Harun Al Rasyid saat demonstrasi hasil Pilpres 2019 silam.
"Yang kedua harus ada kebenaran, apa yang sesungguhnya terjadi. Bagi keluarga itu penting, betul apa yang sesungguhnya terjadi. Mereka tidak tahu, tahunya anaknya sudah meninggal," jelasnya.
Kemudian, capres besutan Koalisi Perubahan ini meminta pemerintah untuk memberikan kompensasi bagi korban.
"Perlu ada jaminan peristiwa seperti itu tidak terjadi lagi, di dalam acara debat tadi malam, saya sampaikan ini ada ayahnya, Harun Al Rasyid," katanya.
"Seorang anak usia 18 tahun yang meninggal karena dia menjadi bagian pendukung Pak Prabowo di saat dia memprotes hasil pilpres 2019. Tapi sesudah itu tidak pernah ada penyelesaian apapun," imbuhnya.
Sementara bagi orang tuanya tidak pernah mendapatkan jawaban yang sesungguhnya. Lantaran tidak ada keadilan, tidak ada penegakan hukum.
"Nah kami tunjukkan untuk menjadi contoh bahwa ini bagian dari perubahan yang kita bawa, kita tidak ingin peristiwa itu terulang lagi. Bila ada peristiwa maka ada ketegasan hukum," tandas Anies.
Tangan Anies Bergetar Saat Singgung Kasus Harun Al Rasyid di Debat Capres, Siapa dan Bagaimana Kronologinya?
DEMOCRAZY.ID - Debat pertama Capres yang digelar di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, pada Selasa, 12 Desember 2023, menjadi sorotan intens publik.
Ketiga calon presiden saling adu argumentasi, membahas visi misi, dan menyentuh sejumlah kejadian yang masih menyisakan tanda tanya.
Salah satu momen kontroversial terjadi saat calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menyinggung kasus keadilan, khususnya membicarakan kasus Harun Al Rasyid dalam visi misinya.
Harun Al Rasyid adalah salah satu korban tewas dalam kericuhan pasca-Pemilu 2019.
Kehadiran ayah dari Harun Al Rasyid, yang turut mendukung AMIN, terlihat di barisan depan.
Harun Al Rasyid sendiri tewas akibat tembakan peluru saat demonstrasi pasca-Pemilu 2019.
Sebuah unggahan dikutip dari Twitter @AnggaPutraF pada Rabu, 13 Desember 2023, mencerminkan atmosfer debat tersebut.
"Tangan ABW bergetar tadi. Bukan karena tegang, tapi karena adrenalin. Mengontrol emosi. Baca speech kayak tadi, kebayang itu emosinya," cuit Angga.
Angga menyampaikan bahwa Anies membacakan pidatonya dengan penuh emosi, dan mengutip pernyataan Anies bahwa negara ini adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan.
Anies juga menyoroti isu penangkapan dan penembakan gas air mata terhadap ribuan Gen Z dan milenial yang hanya mengkritik pemerintah.
"Milenial yang jadi calon wakil presiden itu hanya satu orang, sementara ribuan Gen Z dan milenial lainnya ditangkap dan ditembaki gas air mata hanya karena mengkritik pemerintah. Apa ini yang mau dilanjutkan? Tidak! Ini yang harus kita ubah," tegasnya.
Angga menegaskan bahwa ini bukanlah arah yang ingin diteruskan, dan perubahan diperlukan.
Ayah dari Harun Al Rasyid, korban tembak peluru tajam saat demo hasil KPU 2019, hadir di barisan depan. pic.twitter.com/mMQ3FduVS9
— Angga PF (@AnggaPutraF) December 12, 2023
Lebih dari 4 tahun saya simpan video ini, kemarahan kpd regim atas tewasnya anak bernama Harun Alrasyid sy tanam dalam2. Malam ini Anies mengungkapnya. Video ini saya simak lagi, kata demi kata yg terangkai. Sungguh menyesakkan dada. Kezoliman akan kembali kpd pelakunya. Semoga. https://t.co/Rg4XfO7Kfm pic.twitter.com/ZzkyyY9H36
— Geisz Chalifah (@GeiszChalifah) December 12, 2023
Kemudian, bagaimana kronologi kasus Harun Al Rasyid yang diangkat oleh Anies Baswedan?
Dilansir dari laporan ANTARA pada 5 Juli 2019, Harun Al Rasyid (15), menjadi salah satu korban tewas dalam kericuhan pasca-Pemilu 2019.
Remaja tersebut ditemukan tewas dengan luka tembak di lengan kiri yang menembus rongga dada di kawasan Slipi, Jakarta.
Brigjen Pol Dedi Prasetyo, pada saat itu, telah mengungkapkan ciri-ciri pelaku penembakan.
"Ciri-cirinya tinggi 175 cm, rambut panjang, kurus perawakannya. Menembak dengan tangan kiri, 11 meter jaraknya (penembakan), cukup dekat," ujar Brigjen Dedi.
Namun, pelaku tersebut masih buron hingga sekarang. Harun meninggal setelah nyawanya tak tertolong saat dibawa ke RS Dharmais, Jakarta Barat.
Harun, seorang pendukung Prabowo-Sandi, merupakan bagian dari kalangan yang kecewa terhadap hasil Pemilu 2019 yang memenangkan pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Kasus ini menjadi salah satu sorotan karena pelaku penembakan belum berhasil ditangkap hingga saat ini, meninggalkan pertanyaan besar terkait keadilan dan penegakan hukum di Indonesia.
[Democrazy/TvOne]