DEMOCRAZY.ID - Mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat suara soal janjinya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dalam perjanjian itu, Anies menyebut tidak akan maju sebagai capres jika Prabowo mencalonkan diri.
Anies menjelaskan isi perjanjian itu saat wawancara dengan motivator Merry Riana yang diunggah di akun YouTube. Tim media Merry Riana mengizinkan wawancara tersebut untuk dikutip.
Anies mengaku berkomitmen menyelesaikan tugasnya di Jakarta selama lima tahun, saat ia terpilih menjadi gubernur pada Pilkada 2017. Pada 2019, ada perhelatan pilpres 2019.
"Sebenarnya sederhana. Saya sampaikan pada waktu mulai bekerja bahwa saya akan fokus di Jakarta selama lima tahun, dan sesudah Pilkada 2017 itu ada Pilpres 2019. Jadi saya sampaikan saya tidak akan tengok kanan kiri saya akan full lima tahun di Jakarta karena itu saya tidak akan mengikuti Pilpres," kata Anies.
Anies lantas menyinggung momen debat cagub-wagub yang ditanya panelis apakah akan ikut dalam perhelatan pilpres. Komitmen menyelesaikan tugas lima tahun ditekankan Anies dalam momen debat tersebut.
"Walaupun kalau ingat ya, pada saat debat pertama, debat calon gubernur loh, pertanyaan pertama dari panelis itu begini 'Pak Anies, apakah bapak akan maju Pilpres apa tidak?'. Loh ini lagi debat gubernur kok ditanyaian pilpres. Saya bilang 'no, saya akan di Jakarta'. Dan itu rekamannya ada, wong namanya juga debat," ujarnya.
"Jadi sesederhana itu. Tuntaskan lima tahun, sesudah itu kita tidak tahu apa yang terjadi. Saya tidak tahu apakah saya akan kembali mengajar, apakah saya akan meneruskan di pemerintahan. Kalau meneruskan di pemerintahan apakah tetap di Jakarta, apakah untuk tugas yang berbeda. Jadi saya komit lima tahun, dan komitmen itu saya pegang," lanjut Anies.
Kemudian, ia bercerita soal ajakan jadi cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Anies menolak ajakan tersebut karena komitmen janji lima tahun di Jakarta.
"Jadi ketika 2018 saya diajak untuk menjadi wakil pasangannya Pak Prabowo, saya sampaikan juga kepada beliau. 'Pak Prabowo, terima kasih atas undangannya ini sebuah kehormatan, tetapi saya punya komitmen untuk menyelesaikan di Jakarta selama lima tahun'. Jadi saya rasa itu, dan memang kuncinya adalah menyelesaikan janji dengan warga Jakarta," terang dia.
Anies menyebut banyak kontrak janji terhadap warga Jakarta yang ditandatangani. Salah satunya perjanjian dengan warga Kampung Akuarium.
"Karena janji saya dengan warga Jakarta, banyak tanda tangan tuh kontrak-kontrak politik dengan Jaringan Rakyat Miskin Kota, dengan Kampung akuarium, dengan masyarakat kaki lima itu semua janji-janji yang harus saya tunaikan. Apa yang harus saya sampaikan kepada mereka kalau setelah satu tahun saya pergi?" imbuhnya.
Anies mengaku tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah masa jabatannya habis menjadi gubernur DKI.
"Sesudah itu selesai, saya nggak tahu berikutnya apa kan. Apalagi tahun 2017, darimana kita tahu apa yang akan terjadi 5-7 tahun yang akan datang. Tapi itulah komitmennya dan itulah yang dilaksanakan," ucapnya.
Anies Dituding Ingkar Janji ke Prabowo, Pengamat Sebut Hanya Menyangkut Pilkada DKI dan Pilpres Lalu
Anies Baswedan disebut punya janji dengan Prabowo Subianto soal pencalonan presiden.
Anies pun dituding mengingkari janji tersebut karena telah dideklarasikan sebagai capres Pilpres 2024 oleh Partai Nasdem.
Pengamat politik Universitas Paramadina Jakarta Hendri Satrio menilai tudingan ingkar janji tersebut tidak valid.
Lantaran kata dia, perjanjian itu dibuat oleh Anies dan Prabowo dalam lingkup Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017.
Pernyataan ini merujuk keterangan dari Wakil Ketua Partai Gerindra, Fadli Zon.
"Nah itu kan sudah dijawab sama Pak Fadli Zon bahwa itu semuanya perjanjian tentang Pilkada DKI, bukan soal Pilpres," kata Hendri Satrio kepada wartawan, Selasa (7/2/2023).
Sementara rumor perjanjian terkait Pilpres, Hendri menyebut bahwa Anies telah mengklarifikasi bahwa perjanjian dengan Prabowo tersebut adalah tidak menjadi calon presiden untuk kontestasi Pilpres 2019.
Dalam klarifikasinya tersebut, Anies menyatakan tidak akan maju Pilpres 2019 karena di saat yang sama masih mengembang tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Kalau soal Pilpres juga sudah diklarifikasi oleh Pak Anies kan, bahwa itu hanya terkait Pilpres 2019. Kan terbukti yang maju Pilpres 2019 adalah Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga," tutur pendiri Lembaga survei Kedai Kopi ini.
Sehingga menurutnya dengan adanya klarifikasi tersebut polemik dan tudingan soal ingkar janji antara Anies dan Prabowo tak perlu diperpanjang lantaran ada perbedaan waktu dan momentum.
"Waktu dan momentumnya sudah berbeda. Kalau sekarang Pak Anies dipercaya dan diusung oleh Partai Nasdem, itu sudah lain persoalan kan. Jadi bisa dibilang perjanjian itu sudah kadaluarsa," pungkasnya.
Sebelumnya Wakil Ketua Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan dirinya sendiri yang membuat draf dan menulis perjanjian antara Anies dan Prabowo saat itu. Kata Fadli Zon, perjanjian tersebut menyangkut Pilkada 2017.
"Yang saya tahu pada waktu awal itu saya yang mendraft perjanjian untuk Pilkada DKI," terang Fadli Zon. [Democrazy/Detik]