DEMOCRAZY.ID - Sebelum resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, presiden Soekarno dan Mohammad Hatta sudah memiliki jalinan persahabatan yang sangat erat.
Setelah perjuangan panjang melawan penjajah, Proklamasi Kemerdekaan akhirnya resmi dibacakan oleh Soekarno dan didampingi tidak lain oleh Mohammad Hatta pada 17 Agustus 1945.
Meskipun begitu jalinan persahabatan antara Soekarno dan Mohammad Hatta tidak selamanya berjalan baik, di tengah kemesraan mereka tetap ada perbedaan pendapat.
Perbedaan pendapat tersebut membuat hubungan mesra antara Soekarno dan Mohammad Hatta merenggang bahkan hingga masa-masa bung Karno terbaring sakit.
Meskipun di tengah kondisi kritis, ternyata Soekarno sempat memberikan ucapan terakhir untuk Mohammad Hatta tepat dua hari sebelum dirinya wafat.
Dikutip lewat kanal YouTube Sejarah Dunia pada Selasa, 19 September 2023 hubungan keduanya sempat dikabarkan tidak akur pasca diproklamirkanya kemerdekaan Indonesia.
Perselisihan antara dua Bapak Pendiri Bangsa ini berlangsung cukup lama yaitu hampir satu dekade, tepatnya terjadi antara tahun 1950 hingga tahun 1960.
Perselisihan keduanya berawal dari perbedaan pandangan mengenai masa depan bangsa serta revolusi Republik Indonesia.
Disamping itu, keduanya memiliki prioritas yang berbeda terkait proyek Pembangunan Indonesia dari hasil rampasan perang Jepang.
Meskipun tidak pernah ada permasalahan pribadi, perselisihan tersebut membuat mereka saling menjauh satu sama lain terutama dalam pilihan-pilihan yang erat kaitanya dengan politik.
Barulah pada Jumat pagi tepatnya tanggal 19 Juni 1970, Mohammad Hatta dikirimi sepucuk surat orang sahabat dekat Soekarno yaitu Masagung.
Lewat surat tersebut, Mohammad Hatta baru mengetahui bahwa sahabatnya masuk Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat dikarenakan kondisinya yang semakin kritis dan harus mendapatkan perawatan intensif.
Kemudian Masagung yang memiliki nama asli Tjo Wie Tay mendesak Bung Hatta untuk menemui Soekarno di Rumah Sakit Angkatan Darat agar ia bisa melihat kondisi sahabatnya tersebut secara langsung.
Karena pada saat itu Soekarno tengah menjadi tahanan rumah dan tidak dapat ditemui secara bebas oleh sembarang orang.
Bahkan untuk menemui Bung Karno harus atas seizin dari Soeharto yang kala itu tengah menduduki kursi kekuasaan Republik Indonesia.
Kemudian Bung Hatta mengutarakan keinginannya untuk bertemu dengan bung Karno kepada presiden Soeharto dan diizinkan saat itu juga.
Ditemani oleh kedua putrinya, Mohammad Hatta menemui Soekarno yang terbaring lemah dan tak sadarkan diri di bangsal Rumah Sakit.
Saat Mohammad Hatta hendak meninggalkan ruangan tersebut, karena sahabatnya tak kunjung merespon kedatangannya, disitulah Soekarno membuka matanya.
Bergegas Bung Hatta berjalan menghampiri sahabatnya tersebut, lalu menanyakan kabar dalam bahasa Indonesia kepada bung Karno.
Dengan samar Soekarno merespon kehadiran sahabatnya tersebut dalam bahasa Belanda yaitu “Apa Kabarmu?”
Menurut Meutia Hatta, putri bung Hatta yang menjadi saksi pertemuan keduanya, ada hal lain yang dikatakan oleh bung Karno, namun hanya ayahnya sajalah yang mengerti maksud perkataan Soekarno itu.
“Ya, sudahlah. Kuatkan hatimu, tawakal saja pada Allah. Saya doakan agar lekas sembuh,” itulah respon Mohammad Hatta atas perkataan Soekarno.
Dua hari selepas pertemuan mengharukan antara dua sahabat karib tersebut, Soekarno menutup usia pada 21 Juni 1970.
Sumber: HOPS