HOT NEWS POLITIK TRENDING

Bantah Terima Rp 11 M Dari Ganjar, Ketua Gempadewa: Sepeser Pun Saya Belum Terima Uang Pembebasan Wadas!

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Bantah Terima Rp 11 M Dari Ganjar, Ketua Gempadewa: Sepeser Pun Saya Belum Terima Uang Pembebasan Wadas!


DEMOCRAZY.ID - Bakal calon presiden (Bacapres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo dianggap telah menyebarkan pernyataan bohong soal pemberian uang Rp11 miliar kepada ketua kelompok penolak pembangunan Bendungan Bener di Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.


Hal itu diungkapkan oleh akun Twitter @Wadas_Melawan yang mengunggah sebuah video berdurasi 59 detik dan beberapa utas kicauan. 


Video tersebut merekam pernyataan seseorang bernama Mbah Sudiman, yang disebut sebagai Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa).


"Dalam beberapa hari terakhir, jagat netizen dihebohkan dengan statement Ganjar bahwa ketua kelompok penolak tambang, yaitu Gempadewa telah menerima uang Rp11 M. Statement itu tentu saja mencederai komitmen, konsistensi warga Wadas (Gempadewa)," kata akun Twitter @Wadas_Melawan, Minggu pagi (23/7).


Menurut akun ini, pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar soal ketua kelompok penolak tambang telah menerima Rp11 miliar telah menciderai komitmen dan konsistensi warga Wadas yang tergabung dalam Gempadewa. Terlebih, kelompok ini masih konsisten menolak tambang.


"Tak sepeserpun Ketua Gempadewa menerima uang sebagai tanda diserahkannya tanah untuk ditambang. Jelas bahwa ini adalah pencemaran nama baik Gempadewa, khususnya Ketua Gempadewa yang dijabat oleh Bapak Sudiman," kata akun tersebut.


Menurut akun ini juga, siapapun yang menerima uang dari tim pembebasan tanah Wadas atau Ganjar Cs, maka bukan anggota, apalagi Ketua Gempadewa. 


Karena, memberi dan menerima uang pembebasan tanah untuk kepentingan tambang sama dengan tak peduli kelestarian alam Desa Wadas.


"Statement bohong dari Ganjar adalah bukti penghalalan segala cara untuk melegitimasi penambangan di Wadas. Belum jadi presiden saja sudah menebarkan statement bohong alias hoax gimana kelak kalau jadi presiden?!!" pungkas akun Wadas Melawan.


Sementara dalam video yang diunggah akun Wadas Melawan, Mbah Sudiman yang disebut sebagai Ketua Gempadewa mengatakan, sejak ada pembebasan lahan, dirinya belum pernah menerima uang sebesar Rp11 miliar sebagaimana yang disebutkan Ganjar.


“Yang menerima Rp11 miliar itu bukan Ketua Gempadewa, itu yang menerima Insin Sutrisno, bukan Ketua Gempadewa. Kalau Ketua Gempadewa kan saya. Saya kan namanya Sudiman, bukan Insin Sutrisno. Jadi yang jadi ketua Gempadewa sekarang itu kan saya sendiri, jadi saya masih menolak sampai sekarang," kata Mbah Sudiman dalam video tersebut.


Namun demikian, Sudiman tidak merinci secara detail siapa sosok yang disebut sebagai Insin Sutrisno tersebut.


"Kalau saya sepeser pun saya belum pernah menerima uang pembebasan dari pemerintah atau dari BPN-nya gitu. Jadi saya sampai sekarang itu masih menolak," pungkasnnya.




Diketahui, sebelumnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo curhat menjadi sasaran bully karena proyek pembangunan Bendungan Bener, Desa Wadas, Kabupaten Purworejo. 


Ganjar mengklaim perkara itu sudah diselesaikan usai membayar ganti rugi senilai Rp 11 miliar yang diterima kelompok warga yang menolak proyek itu.


Ganjar menyampaikan hal tersebut di hadapan wali kota se-Indonesia saat menghadiri Rakernas XVI Apeksi di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (13/7/2023). Ganjar awalnya menyinggung tugas kepala daerah yang mesti bertanggung jawab menyelesaikan masalah.


"Sebuah kejadian menimpa Jawa Tengah. Kejadiannya menjadi viral di mana-mana karena saya menjadi tertuduh utama. Pembuatan Bendungan Bener di Purworejo yang kemudian terkenal dengan kasus Wadas. Dan itu menjadi stempel hitam," kata Ganjar.


Ganjar mengatakan kasus tersebut membuat bupati dan kepala desa angkat tangan. Dirinya lantas menegaskan jika persoalan ini mesti dihadapi dengan menemui warga yang melakukan penolakan atas proyek itu.


"Begitu persoalan itu muncul, semua ketakutan, kadesnya pergi. Bupatinya saya telepon, 'bro, kenapa ini?' (Bupati jawab), 'Anu Pak Ganjar, itu ada persoalan'. Iya, tapi siapa yang harus menghadapi langsung?" lanjutnya.


Menurutnya Bendungan Bener di Wadas merupakan proyek strategis nasional. Ganjar mengklaim proyek infrastruktur itu mendatangkan manfaat bagi warga sekitar.


"Ini bendungan nanti tertinggi. Ini nanti akan menyelesaikan satu pengendalian banjir, dua, suplai air, dan kemudian derivat turunan dari project itu. Nilainya gede banget, dan sudah belasan tahun tidak pernah bisa berhasil," jelas Ganjar.


Ganjar pun turun ke lapangan melakukan komunikasi dengan warga. Salah satu upaya yang dilakukannya dengan menemui langsung ketua kelompok yang protes atas proyek itu.


"Saya datang ke lokasi, saya sampaikan satu, saya penanggung jawabnya. Dua, ini saya bereskan, ketiga, yang ditahan saya minta keluar. Empat, saya akan mendatangi orangnya," jelasnya.


Dia mengaku konflik lahan yang dipersoalkan warga sudah teratasi. Uang ganti rugi lahan senilai Rp 11 miliar sudah diserahkan kepada ketua kelompok yang melakukan penolakan.


"Saya sampaikan kepada mereka, ketua kelompok penolaknya sudah menerima dan mendapatkan ganti untung Rp 11 miliar," tutur Ganjar.


Namun dia menyinggung kasus Wadas masih menjadi sorotan lantaran informasi terkait persoalan itu tidak tersampaikan secara utuh. 


"Hari ini saya masih di-bully, karena seluruh informasi tidak terbagi dengan baik," jelasnya.


Menurutnya, persoalan kasus Wadas ini sudah dikomunikasikan langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ganjar menegaskan proyek Bendungan Bener akan segera diselesaikan.


"Saya komunikasi dengan Pak Presiden, Pak Jokowi, 'udah Pak Pub, silakan diteruskan. Scene ganti ruginya ini bagus banget, Pak'. Itu akan memudahkan kami untuk berbicara dengan mereka. Dan sekarang 100 persen sudah diukur lahannya," pungkasnya.[Democrazy/RMOL]

Penulis blog