EKBIS HOT NEWS POLITIK TRENDING

Ganjar Gagal di Jateng, Pengamat: Impian PDIP Hapus Kemiskinan Ekstrem Mustahil Diwujudkan!

Democrazy Media
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Ganjar Gagal di Jateng, Pengamat: Impian PDIP Hapus Kemiskinan Ekstrem Mustahil Diwujudkan!


DEMOCRAZY.ID - Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo, Efriza, mengatakan cita-cita PDIP yang ingin menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia mustahil diwujudkan bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo.


Pasalnya, kata Efriza, Ganjar tidak mampu mengentas kemiskinan ekstrem di wilayah Jawa Tengah. Pada dia menjabat gubernur dua periode di wilayah itu.


“Di Jawa Tengah saja gagal. Kemiskinan ekstrem pada 2022 misalnya, masih meliputi 19 daerah di Jawa Tengah,” kata Efriza, Sabtu (10/6).


Efriza menjelaskan selama sembilan tahun menjabat Gubernur Jateng, Ganjar masih menyisakan 1,97 jiwa masuk kategori miskin ekstrem. 


Selain itu, tambahnya, hingga hari ini Ganjar tak pernah mengemukakan gagasannya kepada publik.


“Realitanya Ganjar belum punya visi-misi yang bisa dipelajari masyarakat. Lalu, bagaimana mau terwujud obsesi mengentas kemiskinan itu?” Efriza balik bertanya.


Karena itu, pengamat politik Citra Institute itu menduga pencapresan Ganjar tak akan berbuah manis untuk PDIP, khususnya dalam mengentas kemiskinan ekstrem 0 persen.


“Itu ambisi PDIP yang tak didasarkan realita. Apalagi jika itu dibebankan kepada Ganjar Pranowo,” tegas Efriza.


Untuk diketahui, berdasarkan data dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah (Dinsos Jateng) menyebutkan sebanyak 620.258 warga tergolong miskin ekstrem. Banyumas menjadi Kabupaten di Jateng dengan angka tertinggi yakni sebanyak 65.270 orang. 


Disusul Kebumen sejumlah 55.320 warga dan Kabupaten Magelang sebanyak 48.762 warga.


Data ini didapatkan setelah Dinsos Jateng selesai melakukan status verifikasi dan validasi (verval) data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari 17 kabupaten.


“Status verval di 19 kabupaten PKE itu sudah 100 persen. Jumlahnya untuk 923 desa. Itu Anggota Rumah Tangga (ART) maupun Kepala Rumah Tangga (KRT) nya sudah 100 persen. ART miskin ekstrem ada 620.258 dan KRT-nya ada 194.281,” jelas Kepala Dinsos Jateng, Tegoch Hadi Nugroho, Kamis (8/6).


Gagas Pengentasan Kemiskinan Ekstem 0 Persen, PDIP Sedang Buka Aib Ganjar


Gagasan PDI Perjuangan mengentaskan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen, dianggap bertolak belakang dengan capaian kerja Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang diusung menjadi kandidat calon presiden (capres).


Pengamat politik Citra Institute, Efriza menilai, gagasan PDIP tersebut seperti menampar muka Ganjar, karena setelah menjabat dua periode belum juga menyelesaikan masalah kemiskinan di Jateng.


Jika gagasan itu sebagai cambuk buat Ganjar, maka akan menjadi bumerang karena di Jawa Tengah saja ia terbukti tidak berdaya,” ujar Efriza, Sabtu (10/6).


Dosen ilmu pemerintahan Universitas Sutomo ini menjelaskan, selama sembilan tahun menjabat Gubernur Jateng, Ganjar masih menyisakan 1,97 juta jiwa masuk kategori kemiskinan ekstrem.


Selain itu, ia mencatat kemiskinan ekstrem di Jateng pada tahun 2022 meliputi 19 daerah di Jawa Tengah.


“Ini bumerang bagi Ganjar, sebab target PDIP itu tidak realistis. Ia sebagai kepala daerah saja masih gagal mengurusi daerahnya yakni Jawa Tengah,” tuturnya.


Maka dari itu, Efriza menyimpulkan maksud PDIP menyampaikan ke publik soal gagasan pengenatasan kemiskinan itu adalah untuk membuka borok Ganjar.


“Ini menunjukkan isi hasil Rakernas PDIP ketiga itu niatnya baik, ingin mengentaskan kemiskinan. Tapi, malah membuka aib Ganjar,” demikian Efriza menambahkan. 


Ganjar Optimistis Problem Kemiskinan Ekstrem di Jateng Tuntas pada 2024


Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo optimistis problem kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah akan tuntas pada 2024. 


Hal itu disampaikannya seusai melakukan rapat koordinasi percepatan pengentasan kemiskinan di Magelang, Kebumen, dan Purworejo, di Balaidesa Donorojo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Selasa (31/1/2023).


“Optimislah kalau saya melihat Kades (kepala desa) saja punya ghiroh (semangat) untuk memperbaiki data, verifikasi, validasi sampai kemudian dia (para kades) memperbaiki. Itu yang bikin saya optimis,” ujar Ganjar.


Semangat para kades tersebut, lanjutnya, perlu didukung oleh camat masing-masing, dengan memberikan laporan tiap minggu, sebagai bahan analisa dan evaluasi.


“Agar bisa melaksanakan itu, teman-teman Camat kita minta untuk jadi supervisor. Tiap minggu kita laporkan, maka tiap minggu akan kita analisis, sehingga nanti kita akan terjun,” tuturnya.


Tindak lanjut di lapangan secara langsung itu, akan melibatkan perguruan tinggi.


“Penerjunan inilah perguruan tinggi akan kita libatkan. Contohnya, hari ini UGM nanti yang barat bisa Unsoed, dan kalau swasta ada UMP, sekitar Solo Raya ada UMS dan UNS. Untuk Semarang Raya banyak, bisa kita dorong. Untuk target pengentasan kemiskinan habis di 2024,” tegas gubernur berambut putih itu.


Untuk itu, Ganjar meminta pendataan dilakukan secara optimal. Sehingga, pengentasan kemiskinan ekstrem bisa dilakukan dengan cepat.


“Ya programnya sekarang pendataan dan percepatan,” paparnya.


Selain itu, Ganjar juga fokus penanganan stunting. Dalam kesempatan itu, Ganjar meluncurkan program asupan gizi dengan beras fortifikasi.


Beras fortifikasi adalah beras yang diperkaya dengan zat gizi mikro tambahan. Kandungan nutrisi di dalam beras fortifikasi yakni vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan zinc.


“Inilah asupan gizi yang coba kita bantu, kerja sama dengan Bank Jateng, UGM, sama pemprov. Ini launching, Magelang jadi percontohan. Nanti juga ada Purbalingga dan Brebes,” tandasnya.  [Democrazy/TP]

Penulis blog