EKBIS HOT NEWS POLITIK TRENDING

Ekonom: Kebijakan Utang Tersembunyi Jokowi Bahayakan Ekonomi Indonesia!

Democrazy News Indonesia
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Ekonom: Kebijakan Utang Tersembunyi Jokowi Bahayakan Ekonomi Indonesia!



DEMOCRAZY.ID - Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan, kebijakan utang tersembunyi (hidden debt) di masa Presiden Joko Widodo naik drastis, dan sangat berdampak pada perekonomian dalam negeri. 


Sebab, kata Bhima, hidden debt merupakan utang pemerintah yang seolah ditanggung Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan dicatat sebagai utang korporasi.


“Padahal ada dana pemerintah untuk membayar cicilan utang dan sebagian risiko juga ditanggung pemerintah,” kata Bhima, Sabtu (3/6).


Menurut Bhima, hidden debt punya mekanisme bayangan yang di atas kertas seolah pinjaman berbentuk B2B (business to business) antara BUMN dengan perusahaan China.


“Pada prinsipnya negara melakukan bailout kepada proyek infrastruktur melalui PMN ke BUMN, apabila BUMN bermasalah dalam pengerjaan proyek,” kata dia.


Maka dari itu, mantan peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) itu mengingatkan, pemerintah hendaknya tidak menyederhanakan masalah hidden debt, karena totalnya kini mencapai 17,8 miliar Dolar Amerika Serikat.


“Hidden debt atau utang tersembunyi cukup membahayakan ekonomi, khususnya APBN. Ini naik signifikan sejak 2015,” pungkas Bhima.


Segini Utang Tersembunyi Indonesia ke China, Cukup Fantastis, Tersebar ke Mega Proyek



Tak banyak yang mengetahui, ternyata Indonesia masih memiliki utang ke China. Jumlah utang Indonesia ke China pun tak sedikit jumlahnya.


Utang terselubung itu ternyata mengalir ke sejumlah mega proyek infrastruktur Indonesia. Negara Indonesia dianggap memiliki jalinan khusus dengan negara China.


Hal ini lantaran China sering disebut-sebut campur tangan dengan perkembangan Indonesia, termasuk soal pengelolaan perekonomian Indonesia.


Bahkan diduga kuat, negeri Tirai Bambu tersebut menjadi dalam pembiayaan sejumlah pembangunan infrastruktur Indonesia. Hal itu dinamakan sebagai utang tersembunyi.


Berdasarkan laporan lembaga riset asal Amerika Serikat, Aiddata yang mengungkapkan bahwa dana utang tersembunyi itu Indonesia dan China telah terjadi sepanjang 2000-2017.


Tak main-main, Indonesia menumpuk utang dengan nilai fantastis, yakni mencapai USD 34,38 miliar atau setara Rp488,9 Triliun.


Nilai tersebut setara 1,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Utang terselubung itu ternyata mengalir ke sejumlah mega proyek infrastruktur Indonesia.


Penasaran, apa saja mega proyek infrastruktur Indonesia yang dibiayai China? 


Merangkum dari YouTube Data Fakta 14 Juni 2022, berikut daftar mega proyek infrastruktur Indonesia yang dibiayai China.


Kereta cepat Jakarta Bandung (KCIB)


Proyek Kereta cepat Jakarta-Bandung menuai sorotan lantaran disebut-sebut dibiayai oleh China.


Dikutip dari laman Sekretariat Kabinet menyebutkan investasi sebesar USD 5,573 Miliar tersebut tidak menggunakan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan tanpa jaminan pemerintah.


Investasi tersebut diketahui dibiayai secara mandiri oleh konsorsium BUMN  (Badan Usaha Milik Negara) dan perusahaan China yakni China Railway dengan pola business to business (bisnis ke bisnis).


Sayangnya, biaya pengerjaan proyek tersebut membengkak hingga mencapai 27,09 T.


Atas langkah ini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo lantas mengubah peraturan presiden demi mempercepat penyelenggaraan prasarana dan sarana kereta cepat antara Jakarta dan Bandung.


Peraturan tersebut kemudian mengizinkan adanya penggunaan APBN untuk mendanai proyek oleh PT Kereta Cepat Indonesia China KCIC, ditambah dengan konsorsium BUMN dan tentunya bantuan dari China Railway.


Tol Medan-Kualanamu


Porsi pengerjaan tol trans Sumatera ruas Medan-Kualanamu ternyata lebih banyak dikerjakan oleh pemerintah KPUPR (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).


Namun besaran dana dari pengerjaan proyek tersebut ternyata tak cuma ditanggung pemerintah, melainkan China.


Melansir dari Kompas.com, pemerintah mendapatkan pinjaman dari China yang memenuhi hampir seluruh kebutuhan dana.


Direktur Jenderal Bina Marga KPUPR Herdiyanto W Husaini mengatakan total biaya investasi sebanyak 1,4 T riliun tersebut mendapat biaya dari China sebesar 90 persen.


China tertarik memberikan pinjaman proyek tol tersebut sejak masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Namun, Herdiyanto menampik jika Indonesia terlalu bergantung soal mega proyek ini kepada China.


Sebab dikatakannya dari total keseluruhan ruas tol tersebut yang panjangnya 61,7 km, China hanya membiayai sekitar 17 km saja.


Diketahui proyek tersebut dibiayai oleh perusahan Exim The Export-Import Bank of China senilai USD 122,43 juta yang  kemudian diresmikan di pemerintahan Joko Widodo dan telah beroperasi di tahun 2018.


Waduk Jatigede


Tak cuma di sisi transportasi, China juga diketahui menandai mega proyek lainnya yakni Waduk Jatigede, Jawa Barat.


Infrastruktur yang terletak di Sumedang diketahui menelan dana sebesar USD 215,62 juta.


Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko mengatakan protyek itu dibiayai oleh perusahan China, yakni Exim The Export-Import Bank of China


Lewat pinjaman biaya tersebut, Waduk diharapkan dapat memberi solusi dan manffaat kebaikan bagi warga Jabar.


Sebelumnya rencana pembangunan tersebut telah dimulai dejak era pemerintahan Ir Soekarno, tetapi bendungan jumbo tersebut baru dapat direalisasikan pada 2008 dan diresmikan di tahun 2015.


Demikian sejumlah mega proyek di Indonesia yang dibiayai oleh negara China. [Democrazy/RMOL]