DEMOCRAZY.ID - Di dalam ajaran Islam tidak dikenal gelar habib yang ditujukan untuk orang-orang yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.
“Gelar habib tidak dikenal dalam ajaran Islam. Di dalam Al Quran bahwa dulu orang-orang Yahudi dan Narani mengatakan, mereka adalah habib sebagaimana surat Al Maidah ayat 18.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya” atau Habib. Dalam ajaran Islam tidak ada gelar habib,” kata tokoh NU Banten KH Imaduddin Utsman Al Bantani di Channel Youtube yang beredar di media sosial
Kata Kiai Imaduddin, kalau gelar habib membuat orang yang mengaku keturunan Rasulullah itu merasa sombong dan lebih hebat dari lain termasuk cacat dalam ajaran Islam.
“Kalau dia memanggil habib membuat sombong dan angkuh, hukum memanggilnya haram,” papar Ketua RMI-NU Banten.
Kiai Imaduddin juga mengkritisi klaim para habib yang tidak masuk neraka.
“Ini adalah kalimat yang sama dilakukan orang Yahudi sebagaimana Al Baqarah ayat ke 80, Kaum Yahudi berkata:
“Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja”. Kalau ada yang menyatakan, habib tidak masuk neraka berarti lebih hebat dari Yahudi,” pungkasnya.
Kiai Imaduddin banyak menulis, baik dalam Bahasa Arab, Indonesia maupun Bahasa Jawa Banten.
Di antara kitab-kitab karya beliau adalah Kitab al-Fikrah al-Nahdliyyah fi Ushuli wa Furu’I ahl al Sunnah wa al Jama’ah (Bahasa Arab: Fikih, Akidah dan ke-NU-an); al-Syarah al-Maimun fi Syarh al-Jawhar al-Maknun (Bahasa Arab: Ilmu Balagoh); al-Ibanah fi Syarh Matan al-Rahbiyyah (Bahasa Arab: Ilmu Waris); al-Jalaliyah fi al-Qowaid al-Fiqhiyyah (Bahasa Arab: Kaidah-Kaidah Fikih);
Talkhis al-Hushul fi Syarh Nadzam al-Waraqat fi Ilm al-Ushul (Bahasa Arab: Ushul Fikih); al-Fath al-Munir fi Syarh Nadzam al-Tafsir li al-Syaikh al-Zamzami (Bahasa Arab: Ilmu Tafsir); Nihayat al-Maqshud fi Syarh Nadzam al-Maqshud (Bahasa Arab: Ilmu Shorof); al-Anwar al-Bantaniyah fi Ikhtilaf Ulama al Bashrah wa al-Kufah (Bahasa Arab: Ilmu Nahwu);
al-Burhan ila Tajwid al-Qur’an (Bahasa Arab: Ilmu Tajwid); al-Ta’aruf lil Mubtadi’in li suluk al-Tasawwuf (Bahasa Arab: Ilmu Tasawuf); al-Nail al-Kamil fi Syarh Matn al-Awamil (Bahasa Arab: Ilmu Nahwu); al-Qawl al-Mufid fi Hukmi al-Mukabbir al-Shaut fi al-Masajid (Bahasa Arab: Fikih Tentang Hukum Speaker); Al-Qawl al-Labib fi Hukm al-Talaqqub bi al-Habib (Bahasa Arab: Fikih Tentang Hukum Bergelar Habib);
Tuhfat al Nadzirin (Bahasa Jawa tulisan pegon: Ilmu Mantiq); Fath al-Gafur fi Abyat al Buhur (Bahasa Arab: Wazan syair arab); ilmu waris; Ilmu Waris Terjemah Matan al-Rahbiyah (Bahasa Indonesia: Ilmu Waris); Sejarah Pendiri Tangerang; Raden Aria Wangsakara (Bahasa Indonesia: Sejarah); Dari Banten Ku Sebut Namamu (Bahasa Indonesia: Novel); Buku Induk Fikih Islam Nusantara (Bahasa Indonesia, Fikih).
Ia juga menulis syarah kitab Alfiyah Ibnu Malik yang ia berinama kitab Al Manahij Al Shafiyyah Fi Syarhi Al Alfiyyah Lil Badi Wa Al Syadi fi Al Arabiyyah.
Mungkin kitab itu merupakan syarah kitab Alfiyah pertama yang ditulis ulama Nusantara dalam Bahasa Arab.
[Democrazy/SuaraNasional]