DEMOCRAZY.ID - Satu dari 5 tahanan Polres Tapin berinisial SY yang kabur meninggal dunia setelah diamankan.
SY meninggal dunia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Sanggul Rantau, Tapin.
Kapolres Tapin, AKBP Sugeng Priyanto mengatakan saat penangkapan, para tahanan melakukan perlawanan sehingga terpaksa diambil tindakan tegas terukur atau dilumpuhkan.
"Karena mereka sudah melawan dengan mempersenjatakan diri menggunakan alat pertanian warga seperti arit dan parang sehingga diambil tindakan tegas terukur," ujar Sugeng kepada wartawan, Rabu (26/4/2023).
Untuk keempat tahanan lain, Sugeng memastikan sudah dibawa kembali ke sel tahanan Polres Tapin setelah sempat ditangani di IGD RSUD Datu Sanggul.
"Sementara untuk jenazah SY masih menunggu untuk diambil pihak keluarga. Yang lain sudah ditempatkan kembali di Rutan Polres Tapin," jelas Sugeng.
Sugeng menambahkan, saat ini personel gabungan dari Polres Tapin dibantu Polda Kalsel masih melakukan pengejaran terhadap 1 tahanan yang belum tertangkap.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 6 tahanan Polres Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel) kabur pada, Minggu (23/4/2023) dini hari.
Keenamnya kabur dengan cara menjebol plafon pada sel tahanan yang tanpa teralis kemudian keluar Polres dengan memanjat pagar.
Aksi mereka kabur sempat terekam kamera pengawas CCTV dengan durasi 41 detik. Seluruh tahanan yang kabur merupakan tahanan kasus narkoba.
Dua hari setelah kabur, 5 tahanan berhasil ditangkap saat bersembunyi di hutan.
Mereka terpaksa keluar hutan karena kehausan dan kelaparan setelah bersembunyi selama dua hari.
Penjelasan Dokter RS Datu Sanggul Tapin
Menurut dokter yang menanganinya, dr Amelya SY meninggal karena kelelahan yang membuatnya henti jantung.
“Kondisinya sangat lemah, saat ditangani dia mengalami henti jantung. Sempat dilakukan Tindakan penyelamatan tapi tak tertolong,” kata Amelya saat mendampingi KApolres Tapin AKBP Sugeng Priyanto dan Direktur Resnarkoa Polda Kasel Kombes Pol Tri Wahyudi, dalam press rilis di Desa Balunan, Kecamatan Lokpaikat, Rabu dinihari.
Menjawab pertanyaan, apakah faktor luka tembak juga menjadi penyebab tersangka kasus narkoba itu meningeal dunia? Amelya mengatakan tidak.
“Karena kelelahan dan dehidrasi, membuatnya kondisinya sangat lemah sehingga mengalami henti jantung,” katanya. Namun diakui, di bagian paha tersangka juga terdapat luka tembak.
ISSES Desak Polri Bongkar Alasan Tembak Tahanan Tapin Kalsel
Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto meminta Polri membongkar alasan penembakan yang dilakukan terhadap tahanan yang kabur di Tapin, Kalimantan Selatan.
Terlebih timah panas merenggut nyawa salah satu di antara tahanan yang kabur telah sesuai standar operasional prosedur (SOP) kepolisian atau tidak.
"Terkait penembakan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang, tentunya harus diusut tuntas, apakah personel kepolisian sudah melakukan SOP dengan benar atau belum," kata Bambang, Rabu (26/4).
Bambang menerangkan dalam melakukan tindakan penembakan mesti dilakukan secara terukur sesuai dengan peraturan Kapolri sebab berpotensi melanggar hak asasi manusia (HAM).
"Kalau belum, tentunya bisa terindikasi adanya pelanggaran HAM yang harus diusut tersendiri, Mengapa harus diusut tersendiri? Karena untuk menjaga penembakan tetap dijalankan dengan benar dan memang dalam keadaan yang memaksa," jelasnya.
Ia mengkhawatirkan jika anggota Polri yang melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap para tahanan yang kabur tak merujuk pada sejumlah aturan sehingga berpeluang melakukan tindakan sewenang-wenang.
"Jangan sewenang-wenang, apapun alasannya," ujarnya. [Democrazy/kompas]